Hening keadaan kamar itu hening padahal pemilik kamar sudah bangun sejak 30 menit yang lalu. Pemuda itu hanya terduduk disamping ranjang menatap jam beker dengan pandangan tak terbaca. Pemuda itu adalah Jeno.
Selang detik berikutnya Jeno merenggangan persendiannya dan berdiri masih dengan wajah letih. Berjalan kekamar mandi. Semua orang akan terkejut dengan wajah Jeno karena wajah itu belum pernah ditunjukkannya pada dunia luar. Wajah yang hanya keluarganya yang tahu itu.
Jeno berjalan menuruni tangga dengan lesu. Pagi harinya dirumah adalah neraka.
Sampai dimeja makan Jeno telah melihat ayah,ibu dan neneknya menatap tajam dirinya yang terlambat 1 menit dari sarapan.
"Apakah kesopananmu telah hilang Lee Jeno? Bukankah sudah menjadi pengetahuan umum tak boleh membuat orang tua menunggu" Jeno yang ingin duduk pun terpaksa menghentikan acaranya.
"Maafkan aku ayah, aku tak akan mengulanginya lagi" Ayahnya yang mendengar itu memberi isyarat agar Jeno duduk."Aku tak menyangka kalian berdua bisa mendidik anak yang tak berguna ini. Harusnya dulu kusuruh ceraikan saja wanita itu" sarkas neneknya tajam.
"Maafkan kelalaianku eommonim" ujar Ibu Jeno kentara raut ketakutan mendominasi."Nilai matematikamu berkurang 2 digit dari yang diharapkan Lee Jeno! Perbaiki itu! Jadilah anak yang berguna! Kau mengerti!!"
"Baik Ayah.""Lee Jeno pulang sekolah nanti temui Ibu!" tajam seperti biasa. Jeno menjawab seadanya lalu mulai sarapan itu dengan keheningan.
Setiap pagi dirumah Jeno hanyalah neraka baginya. Semua anggota keluarga menuntutnya menjadi sempurna. Ayahnya dengan otoriter yang kejam dan dingin selalu menjatuhkan Jeno setiap ada kesempatan, buktinya nilai matematikannya 98 tapi belum merasa puas. Ibu yang seharusnya menolongnya dengan kasih sayang hanya menatap dingin Jeno, ibunya hanya dapat menunjukkan 2 ekspresi dirumah ini dingin dan ketakutan, ibunya selalu ketakutan saat ibu mertuanya membahas asal usul keluarganya yang dulu. Neneknya yang paling parah semua masalah selalu timbul akibat ucapannya.
Jeno selalu berdoa disetiap pagi agar keluarganya musnah tanpa tersisa. Bahkan sekarang dia berharap dirinya bukan darah daging Lee. Nama Lee dipunggungnya selalu menginginkan kekuasaan dan ketenaran.
Apapun yang diinginkan Jeno tak pernah menjadi kenyataan. Semua ada jadwal yang harus diikutinya.
Pertama kali memasuki SMA SHSNCT Jeno benar-benar terkejut atas semua perhatian yang diberikan padanya. Jujur lama kelamaan bosan, jengah, kesal dan marah mendoinasi bagaimana mungkin semua privasinya tergangu dan ada pula segelombolan gadis yang selalu menerornya dengan ungkapan cinta memujanya.
Entah bagaimana bisa sebuah ide gila didapatkannya setelah menerima tatapan tajam seorang Huang Renjun. Tiba-tiba ia mendeklarasikan bahwa ia menyukai gadis itu saat wawancara murid-murid emas.
Tentu ia sudah memikirkan semua hal yang dapat terjadi kedepannya termasuk ganguan yang akan diterima oleh Renjun. Tapi Renjun bukanlah gadis biasa yang lemah, Renjun adalah gadis kuat dengan titel pemegang sabuk hitam dan jangan lupakan seorang Na Jaemin yang memiliki skill seorang pertarung yang membuat semua orang segan terhadapnya.
Harusnya rencana ini mulus-mulus saja jika hatinya tak tertawan oleh Huang Renjun. Tapi siapa yang bisa membatasi hati? Jawabannya tak ada. Lambat laun seorang gadis bernama Huang Renjun berhasil membuat keberadaannya terasa disetiap saat di hidup Lee Jeno.
Jeno mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Memikirkan kalimat Renjun yang tak pernah hilang dari pikirannya. Mengapa gadis itu berbuat seperti itu pada hatinya.
"Jen ayok pacaran" kalimat itu tak mau hilang dari pikirannya.Mencoba konsen dengan laju jalan tapi kalimat itu seperti udara yang selalu ada dikepala Jeno. Membuatnya menghembuskan napas gusar yang kentara.
Orang tuanya memang tak ambil pusing dengan masalah pribadi Jeno kecuali nilai dan nilai, tapi untuk urusan pacaran ia tak yakin. Ia pernah membaca orang yang jatuh cinta akan terpuruk dan gila dan pula contoh itu ada dilingkungan sehari-harinya yang berupa ibu dan ayahnya di masa lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Coklat Keju || Noren
FanfictionPacaran adalah kata-kata yang tak disukai Huang Renjun. Sedangkan bagi Na Jaemin pacaran adalah hidup. Tiba-tiba Lee Jeno dan Lee Haechan masuk di kehidupan pertemanan Jaemin dan Renjun. Apakah akan ada yang berubah?? Takdir itu apa?? Dan mengapa ad...