Daily

273 33 1
                                    

Jaemin turun ke meja makan dengan gerakan lambat. Sengaja agar saat dia turun Renjun juga ada disana. Semalam setelah mengantar Haechan pulang ia menghubungi Renjun untuk berangkat bersama dengan alasan permintaan maaf karena kemarin menganggu Renjun di tengah malam dengan kisah-kisah cintanya.

Rumah Jaemin dan Renjun masih di dalam satu komplek perumahan jadi tak masalah buat Renjun untuk datang kerumahnya dan makan bersama. Renjun dan ia biasa bermain bersama waktu kecil karena mereka selalu bersama bahkan kebiasaan mandi bersama baru hilang saat umur mereka beranjak 11 tahun.

Dan benar saja saat akan duduk ia melihat Renjun dengan setelan lengkap sekolah sudah berjalan melewati pintu dapur dan duduk dihadapannya.
"Pagi Injun-ah!"
"Pagi Minjae" ucap Renjun dengan diselangi uapan karena ia semalam kurang tidur.

Minjae juga merupakan panggilan Renjun untuk Jaemin saat berada dilingkungan keluarga saja. Renjun yakin 100% hanya dirinya yang memanggil Jaemin seperti itu.

"Pagi Injun sayang" ucapan lembut itu berasal dari Nyonya Na.
"Pagi eomma!" jawab Renjun semangat. Renjun terbiasa bersikap manis saat dihadapan eomma dan mom-nya saja, dan untuk selain kedua orang itu jangan harap mendapat sikap manis dengan percuma saja.

Jaemin tersenyum kecut. Renjun ini benar-benar menyebalkan ya..untuk sayang, batin Jaemin.
Untuk panggilan eomma itu keluarga mereka sudah terbiasa, bahkan Hyunjin juga memanggil Tuan dan Nyonya Na dengan sebutan appa dan eomma.

"Dad dan mom mu sudah pergi ya injun?"
"Iya eomma..pagi-pagi sekali..untung sempat pamit"
"Ya untung saja..kalau tidak eomma bisa liat platipus rambut panjang dimotorku" ucap Jaemin lalu memonyongkan bibirnya yang membuat Renjun bersiap mengetok kepalanya dengan sendok ditangannya.
"Eomma lihatlah Minjae..dia menyebalkan eomma" ucap Renjun bangkit dan menunjuk-nunjuk Jaemin.

Nyonya Na hanya tertawa kecil lalu memeluk Renjun, dan Jaemin dapat dengan jelas melihat lidah Renjun keluar dengan maksud memeriahkan kemenanagannya. Jaemin memutar malas matanya "gitu aja terus..anak eomma kan cuman Renjun Jaemin kan hanya penjaganya"
"Nah itu kamu tau sayang..bangga deh punya kamu Jaemin"
Kekehan kecil keluar dari mulut Nyonya Na dan Renjun saat dirasa wajah Jaemin memasam dengan candaan eommanya.

Sarapan mereka dilalui dengan canda gurau ketiganya.
.
.
.
.
.

"Hei platipus gue mau cerita!" ungkap Jaemin sambil teriak karena ya deru angin diatas motornya pun ngegas.

"Minjae-ah masih inget gak waktu kepala lo kena tampol helm? Mau ngerasain lagi?!" Jaemin sedikit menelan ludah. Ingat!! Sangat ingat malahan, Renjun dengan segala kekesalannya menghampiri Jaemin yang sedang mengolok-oloknya dengan nama bebek lalu menghantamkan helm kekepalanya lalu pergi dengan sombongnya meninggalkan Jaemin yang meringis sambil jatuh ketanah. Itu pengalaman mengerikan! Sangat!!

"Injun-ah..gue mau curhat dengerin ya!?"
"Kalo masalah Lami gue up dulu!"
"Heh cerita idup gue emang tentang pacarlah. Kalo bukan dia gue curhat apaan?!"
"Emang gue peduli apa?! Sono balik nyetir aja jangan gangu konsentrasi menikmati udara pagi hari!"
"Ye lo mah! Yaudah deh entar aja curhatnya!"

Lalu hening yang tercipta dimana Renjun dengan pikirannya dan Jaemin dengan fokusnya.
.
.
.

"Pagi Chanie!" tak hanya Haechan yang tersentak kaget Renjun pun tersentak kaget dan kebinggunangan sekarang.
"Yo!! Pagi Jaem Injun"
Renjun dibuat terkejut lagi akan sikap Haechan yang tak bersemangat dan jangan lupakan tindakan Jaemin yang langsung merangkul Haechan dan membisikkan kata-kata penyemangat.

Entahlah tiba-tiba mood Renjun memburuk padahal pagi tadi masih senang-senang saja. Renjun menatap keduanya yang berjalan didepannya masih sama dimana rangkulan itu makin menyatu dan membuat Renjun jengah.

Coklat Keju || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang