Changbin adalah preman sekolah. Ketua OSIS yang merangkap sebagai ketua geng abal-abal yang kenakalannya masih kelas teri. Kerjaannya kalau tidak tawuran antar sekolah, ya membully murid lain. Statusnya sebagai ketua OSIS sangat tidak berguna. Benar-benar ketua OSIS yang tidak punya akhlak.
Pokoknya jangan dekat-dekat dengan Changbin!
"E-yooo Piliks..."
"Tolong ya, nama aku itu Felix. Bukan Piliks."
Dan Felix adalah salah satu korban bully-annya.
Changbin terkikik. Tidak peduli dengan wajah galak milik Felix yang sedang menatapnya penuh benci. Felix memang seperti itu, jadi Changbin sudah kebal. Atau malah muka tembok alias tidak punya malu?
"Fel," panggil Changbin.
"Lix aja kenapa sih. Dikira aku perempuan, dipanggil Fel."
"Iyeee. Lix, tugas bahasa udah kelar belum?" Changbin ini selain hobby membully, ternyata juga hobby merusuh pada Felix.
Di lain sisi, Felix hanya memutar bola mata. Tahu betul bahwa bukan tugas yang sedang diinginkan oleh Changbin. "Cepet, mau apa?"
"Ngambil laundry-an." Jawab Changbin sembari terkekeh.
Kan, Felix juga sudah menduga. Si Changbin ini hanya berbasa-basi, padahal niatnya adalah lain. Dengan malas, tungkainya melangkah ke tumpukan baju yang sudah berada di dalam plastik bening. Mengambilnya dengan ogah-ogahan dan kembali ke meja depan—tempat di mana Changbin sedang duduk menunggunya.
"Nih," tumpukan baju dalam plastik bening dibanting tepat di hadapan Changbin. "Totalnya lima puluh ribu."
"Gila mahal amat. Lo korupsi ya? Biasanya juga enggak semahal in. Mana Bunda lo?"
Felix jadi geram. Changbin selalu seperti ini setiap mengambil laundry-an. Ada saja alasannya supaya dikasih murah. Namun Felix tidak akan pernah goyah pada protesan Changbin. "Enggak ada. Udah cepetan bayar terus pergi sana."
"Iya, nih." Changbin mengeluarkan uang seratus ribuan dan menyerahkannya pada Felix.
Uang kembalian Felix berikan pada Changbin dan diterima dengan senang hati oleh si ketua OSIS. Tumpukan baju dalam plastik bening Changbin ambil, mengucapkan terima kasih pada Felix dengan ogah-ogahan dan langsung berbalik untuk meninggalkan tempat laundry.
Namun sebelum melangkah lebih jauh, dia kembali berbalik guna menghadap Felix yang masih memandangnya dengan sengit dan berujar, "Betewe, lo kalau lagi galak gitu makin tambah cantik, Fel."
"KURANG AJAR! AKU LAKI-LAKI!"
Selain preman sekolah, ternyata Changbin juga preman tempat laundry. Iya, korbannya hanya satu. Siapa lagi kalau bukan Felix Lee.
Changlix
Mereka sudah kenal sedari masih bayi. Selain karena faktor mereka adalah tetangga, orang tua mereka juga sudah saling mengenal jauh sebelum mereka lahir. Berada di usia yang sama dan juga sesama tetangga, tidak membuat Felix menjadi teman akrab bagi Changbin.
Changbin selalu berpikir bahwa Felix terlalu unyu untuk menjadi temannya. Aura Felix sangat berbeda dengan auranya. Bila dia memancarkan aura jantan yang sangat kuat, maka lain halnya dengan Felix. Entah kenapa dia merasa Felix selalu mengeluarkan aura merah muda. Manis manja.
Walaupun sedari kecil mereka selalu bersama—selalu berada di sekolah dan kelas yang sama—tapi tetap tidak menjadikan keduanya dekat. Changbin sering kali merasa kesulitan untuk menjalin pertemanan dengan Felix. Entah karena dia yang bertampang seperti begal, atau Felix yang merasa minder berada di dekatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/227013240-288-k549872.jpg)