Brush Your Teeth! (Chanmin)

647 95 7
                                    

"Jeongin jangan lupa sikat gigi kalau udah selesai makannya, ya."

"Iya, Dadda." Jeongin mengangguk patuh, walau dalam hati dia mengomel karena Daddanya sangat cerewet. Mulutnya masih mengunyah nasi dengan khidmat, sesekali tangannya meraih gelas berisi air dingin miliknya. Ini kebiasaan, satu suapan nasi maka satu tegukan air dingin.

"Jangan minum terus dong, Sayang." Reflex Jeongin mengangkat pandangannya dari piring berisi nasi miliknya.

"Makan enggak minum mana enak sih, Dad?"

Bukan, dia bukan menjawab pada Daddanya, tapi dia menjawab pada Daddynya.

Oh! Jeongin mempunyai satu Dadda dan satu Daddy. Keduanya laki-laki. Tidak perlu heran begitu, hal ini 'kan sudah menjadi rahasia umum.

"Adek ini kebiasaan deh, satu suap nasi pasti disusul sama satu tegukan minum. Lama-lama Adek kembung, tahu enggak?"

Adek; panggilan lain dari Daddy dan Dadda untuknya.

"Dadda..." Jeongin mengadu.

"Chris." Mendengar sang Dadda yang menegur Daddynya, seringai Jeongin terbit. Dia senang sekali bila melihat Daddynya dimarahi oleh sang Dadda.

Mata Jeongin berkilat menatap penuh kemenangan pada sang Daddy.

Ha. Satu kosong. Lalu yang dia dapatkan setelahnya adalah tatapan kesal dari Daddynya.

Lihat aja nanti, Anak Kecil. Begitu kira-kira yang disampaikan Daddynya melalui tatapan mata.

Jeongin tidak peduli, jadi setelah merotasikan bola mata dia kembali melanjutkan acara makannya yang belum selesai. Masa bodoh dengan Daddynya yang terus menatapnya seperti dia adalah mangsa yang harus dicabik-cabik. Tatapan isyarat genderang permusuhan telah ditabuh.

"Dadda, besok Adek mau pergi ke perpustakaan kota, ya?" Jeongin membuka suara. Nasi di piringnya sudah habis, juga air dingin dalam gelas sudah tandas dan kini dia sedang berjalan ke arah kulkas untuk mengisi gelasnya lagi.

Suara piring yang bertabrakan karena ditumpuk terdengar lalu disusul oleh suara sang Dadda yang menyahut, "Kan besok sekolah, Adek mau bolos?"

Gelas di tangan Jeongin sudah terisi kembali oleh air dingin, menutup pintu kulkas lalu berbalik badan guna menghadap pada kedua orang tuanya. "Enggak, Dda. Adek ke perpustakaannya pulang sekolah kok. Jadi mungkin pulang ke rumahnya agak telat, nggak apa-apa 'kan Dda?"

"Boleh," dari suaranya sih Jeongin yakin jika sang Dadda akan mengizinkan. "Pergi sama siapa?"

"Sama Kak Hyunjin, Dda."

Selama lima menit Jeongin menunggu jawaban dari sang Dadda tapi hanya keheningan yang dia dapatkan. Sebenarnya Jeongin sedikit khawatir jika sang Dadda maupun Daddynya tidak mengizinkan. Mereka sangat protektif jika menyangkut teman-temannya.

"Kenapa nggak pergi sama Felix atau Jisung, Dek?" Daddynya bertanya, memecah keheningan diantara mereka bertiga.

Felix dan Jisung adalah tetangga sekaligus kakak kelasnya di sekolah. Rumah keluarga Felix berada di sisi kanan rumahnya sedangkan rumah keluarga Jisung berada tepat di depan rumahnya.

"Kak Felix ada jadwal les matematika, Dad. Terus juga Kak Jisung harus kumpul OSIS."

"Adek udah selesai makannya? Mau minum susu sekarang atau nanti?"

"Dadda, please..."

"Besok Dadda anter Adek ke perpustakaan kota. Setelah Dadda selesai meeting, Dadda jemput Adek." Keputusan sudah dikumandangkan dan Jeongin tidak bisa membantah lagi. "Sekarang Dadda buatin Adek susu, ya. Adek mau nunggu di ruang TV?"

Cewmara-OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang