5

32 5 1
                                    

Kyung-soo duduk di salah satu kereta untuk menuju sekolah. Banyak sekali orang berdiri daripada duduk. Didepannya ada beberapa perempuan yang sedang berdiri, yang ia yakini mereka bukanlah siswi yang satu sekolah dengannya, mengingat baju mereka yang berbeda. 

Kyung-soo berdiri mempersilahkan mereka duduk, dan beranjak pergi mencari tempat untuk berdiri yang cocok. Dia tidak akan tahan berdiri di depan para perempuan.

Seseorang memperhatikannya dari jauh, ya! Dia adalah Sojin.

Sojin bahkan tidak mendengarkan teman disebelahnya yang asyik berbicara dengannya tapi mata Sojin tidak lepas dari Kyung-soo. Dia baik sekali, batin Sojin.

***

Luhan termenung menyiram bunga didepan ruangan klub berkebun. Pikirannya melayang mengingat kejadian tadi malam, bagaimana dia dengan lancangnya memeluk Nara. Ia benar-benar tak habis pikir.

Bunga yang bermekaran dan bewarna-warni. Indah dipandang. Hari ini adalah jadwalnya bertugas.

"Luhan-ssi."

Dia menoleh ke sumber suara.

Nara menghampirinya. Sebenarnya dia malu pada Nara, karena sudah lancang memeluknya. Dia mengutuk dirinya sendiri. Luhan berusaha untuk tetap biasa saja. Tapi nihil yang didapatkannya.

"T..tentang kemarin, uhm...aku minta maaf. Nara."

"Tidak, tidak, akulah yang seharusnya minta maaf. Karena membuat situasinya jadi aneh."

"Tidak Nara, akulah yang harus..."

Nara mengalihkan pandangan pada bunga yang bermekaran.

"Wah...bunga-bunga ini sudah bermekaran ya. Apa kau yang merawat bunga-bunga ini?"

Nara tanpa bersalah memotong ucapan Luhan.

Luhan mengangguk pelan.

Nara menatap takjub "Kau beruntung masuk klub berkebun,Luhan."

"Aku berencana menanam lebih banyak bunga lagi, jadi mampir lah kapan-kapan."

"Baiklah, sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Nara berlari meninggalkan Luhan menjauh. Yang dirasakan Luhan saat ini hanya satu, rasa suka yang masih belum hilang.

***

Suho menyingsingkan lengan kemejanya setelah menuliskan formula 16 tenses yang harus dikuasai selama satu bulan kedepan.

"Baiklah, pelajaran hari ini sudah selesai."

"Berdiri."

Ketua kelas memberi aba-aba pada seluruh anggota kelas. Lalu semua berdiri, membungkuk hormat. Suho pun beranjak pergi keluar kelas.

***

Semua orang keluar berhamburan dari kelas yang membuat mereka gerah.
Beberapa siswa sudah menuju ke kantin, dan tidak sedikit pula yang membawa bekal dari rumah.

Seperti Sojin, pastinya.

"Sojin, apa kau memasaknya sendiri?"

Tears of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang