Chapter 2

2.8K 222 10
                                    

- Gulf Kanawut -

"Phi, apa tidak bisa lebih cepat?"

Mint menatapku tajam, dan sebelum dia mulai mengomel aku memutuskan untuk mengalah.

"Okay... Phi punya waktu selama apapun yang Phi mau."

Dia tersenyum lebar, lalu mulai kembali meneliti satu persatu bahan masakan yang ada di rak supermarket.
Aku tidak bisa menang darinya sekalipun.

"Gulf, kamu ingat temanku yang bernama Neen?"

"Ya, kenapa?"

Dia menanyakanmu padaku, sepertinya dia tertarik padamu."

"Hm? Tapi aku tidak tertarik pada perempuan yang lebih tua."

"Benarkah?"

TIDAK! AKU BERBOHONG!

"Tentu saja," jawabku. Entah sejak kapan hati dan bibirku sering kali tidak selaras. Mungkin sejak Phi Arm mengajak Mint ke rumah dan mengenalnya sebagai kekasihnya.

"Kamu sudah 30 tahun, kenapa belum juga menikah? Karirmu juga sudah cukup baik."

"Phi Arm saja menikah di saat usianya sudah 32 Tahun. Tidak masalah dengan itu."

Aku kembali mendorong trolly setiap kali Mint menuju ke rak lain.

"Kamu ingin perempuan seperti apa?" tanya Mint tanpa menatapku. Matanya sibuk meneliti deretan bumbu siap saji yang ada didepannya.

Aku terdiam sejenak.
Haruskah aku menjawab pertanyaan ini secara jujur? Tentu saja tidak.

"Yang pasti tidak seperti Phi. Terlalu merepotkan."

"Kamu menyebalkan!" gerutunya pura - pura kesal namun sambil tersenyum.

Tidak bisakah kau berhenti tersenyum seperti itu, Mint?

"Gulf?" tiba - tiba seseorang menepuk pundakku pelan.

"Phi Singto?" seruku senang saat tahu siapa namja itu. Phi Singto adalah kakak kelasku saat SMA. Kami cukup akrab waktu itu.

"Sudah lama kita tidak bertemu! Aku butuh waktu hampir 5 menit untuk meyakinkanku kalau kamu memang Gulf sebelum aku menghampirimu."

Aku tertawa mendengarnya.

"Phi Singto tinggal di mana sekarang?"

"Aku tinggal di Hua Hin, aku ditunjuk perusahaan untuk mengurus cabang di sana. Kebetulan juga istriku orang sana."

"Phi sudah menikah?"

"Sudah, dua tahun lalu."

Sesaat kami terlibat obrolan, saling menceritakan pekerjaan masing-masing hingga kemudian Phi Singto menyadari kehadiran Mint.

"Tunggu, kenapa kamu tidak mengenalkan perempuan yang bersamamu? Dia istrimu? Wah, kamu juga sudah menikah?"

Seandainya saja dia memang istriku, Phi.

"Istrimu sedang hamil?"

Seandainya saja bayi di kandungannya memang anakku.

"Gulf?"

"Ah, ya? Oh bukan, Phi salah sangka. Aku belum menikah."

"Lalu?" tatapan Phi Singto kini beralih ke Mint.

"Aku Mint, kakak iparnya Gulf."

Ya! Dia hanya kakak iparku.
Seandainya saja.

"Kamu istri dari dari Arm?"

Cerita Tidak Berakhir Di Sini - Semi Hiatus -. (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang