Kau tidak pernah menduga hal ini. Kau melihat ke pergelangan tangan kananmu, sebaris lirik tertulis disana.
Yang menyanyikannya adalah orang yang berada di panggung saat ini dalam division rap battle, Aohitsugi Samatoki. Lirik yang tertulis di lenganmu ini sama persis dengan yang diucapkannya beberapa saat lalu.Saat kau bertemu dengan pasanganmu, pergelangan tangan kananmu akan tertulis lirik pertama dari lagu yang kalian dengarkan saat itu.
Secara singkat, ini berarti lelaki berambut putih itu adalah pasangan yang ditakdirkan untukmu. Kau tidak dapat mempercayainya dan menjadi gugup. Bukan, bukan karena senang, tetapi takut. Kau melihat betapa menyeramkannya dia di panggung, menyerang lawannya tanpa henti. Orang-orang di sekitarmu juga mengenalnya sebagai seorang yakuza yang tidak pandang bulu.
Ini pertama kali kau melihatnya dan sekarang kau harus menerima fakta bahwa dia adalah pasanganmu?
Ah, tenang, tenang, siapa tau kebetulan saja. Mungkin bukan Samatoki, mungkin orang lain yang kebetulan disini.
Saat kau panik dan berdebat dengan dirimu sendiri, pertandingan telah berakhir dengan kemenangan MTC. Samatoki menghela nafasnya dan mengembalikan micnya ke keadaan semula, dan disaat itu pula dia melihat ke pergelangan tangannya, matanya langsung terbelalak."HA? APAAN NIH?"Teriakannya sangat keras meskipun dia tampak kelelahan.
Oh tidak.
"Oi Jyuto! Napa lirik gua ketulis di tangan?"Tanya Samatoki kepada Jyuto di belakangnya yang sedang mengelap keringat.
Oh sial.
"Ah, ini menarik."Jyuto terlihat ingin tertawa, tetapi melihat Samatoki yang masih agresif dia jadi mengurungkan niatnya itu dan langsung menjelaskannya kepada Samatoki.
"Pasanganmu seharusnya disini. Kau tidak sebodoh itu sampai lupa kalau kau bertemu dengan pasanganmu maka lirik lagu pertama yang kalian dengarkan bersama akan muncul di pergelangan tangan kananmu bukan?"Jyuto menunjuk kearah lengannya sendiri. Samatoki terdiam, menatap lirik di tangannya itu dengan seksama."Jadi, siapa pasanganmu?"Riou yang daritadi diam membuka mulutnya.
"Ha? Mana gua tau!"Balas Samatoki, Jyuto menghela nafasnya lagi kemudian meminta mic dari juri."Ekhem, ekhem, permisi~"Sapaan Jyuto membuat orang-orang kembali memperhatikan panggung.
"Samatoki disini nampaknya baru saja menemukan pasangannya, akan tetapi dia tidak tau siapa itu diantara keramaian ini, apakah ada yang baru mendapat lirik di lengannya barusan?"Jyuto melihat sekitar panggung, kau tidak ingin mengangkat tanganmu. Teriakan Samatoki tadi hanya membuatmu semakin takut. Orang lain di sekitarmu melihat lengannya masing-masing dan tidak ada yang mendapat tulisannya selain dirimu."Tidak ada? Haah… Ini akan sulit, apa jangan-jangan staff ya. Bagaimana?"Jyuto bertanya dengan berbisik kepada Samatoki di belakangnya, Samatoki meminta mic dari Jyuto.
"OI! KALAU LU GA KELUAR NTAR GUA YANG GECEK SATU SATU ITU TANGAN?! MENDING CEPAT NGAKU!"Astaga Samatoki, sabar dong.
Kehilangan pilihan, kau mengangkat tanganmu perlahan, lagipula kau tidak bisa lari darinya kalau begini. Samatoki dengan cepat menyadarimu dan orang-orang di sekitarmu juga menatapmu.
"Riou, Jyuto, urus sisanya."Samatoki menyerahkan micnya kembali dan turun ke bawah panggung, menghampirimu yang merinding.'Apa ini apa ini apa ini?!?!? Sial seram banget aaaaaaaa astaga mati ini mah kelamaan ngaku aaaAAAAaAaAaaAA' Saat kau berteriak dalam hati seperti itu, Samatoki telah berdiri di depanmu.
"Oi-"
"MAAF MAAF JANGAN BUNUH AKU JANGAN PUKUL AKU INI SANGAT MENYERAMKAN AKU MINTA MAAF!" Belum selesai Samatoki memanggilmu, kau malah terbawa panik duluan dan menutup matamu, tidak berani menatap Samatoki langsung."Pff, haha, apa-apaan."
Kau mendengar tawa dari depanmu, perlahan-lahan kau membuka matamu dan melihat Samatoki terkekeh kecil mendengar perkataanmu barusan.
"Gua ga sekejam itu."Dia menunduk sedikit untuk menatapmu lebih jelas. Wajahmu memerah dan sedikit panas, mungkin malu, mungkin emang demam.
"Mana, lenganmu."Tanyanya dengan nada yang lebih tenang dibanding sebelumnya, menyadari ketakutanmu. Sedikit kaku, kau menunjukkan pergelangan tanganmu kepadanya. Dia menarik lenganmu dengan santai dan membaca tulisan disana kemudian membandingkannya dengan tulisan di tangannya sendiri, sama."Oh, benar. Sama, hebat juga. Berarti kita jodoh dong."Komentar Samatoki yang tampak tertarik dengan hal ini.
"Oi Samatoki!"Jyuto berteriak dari atas panggung, membuat Samatoki kembali fokus kearah panggung.
"Pergilah, anak itu tampaknya tidak suka keramaian."Riou berkata sambil menunjuk dirimu yang lengannya masih dipegang Samatoki.'Duh kalau minta lepas nanti dia bisa-bisa potong tanganku, hii mending nyari aman.'
Tampaknya ini akan sulit bagi kalian berdua kalau kena pegang aja kau takut segininya."Oh, maaf."Samatoki melepaskannya dan kau menggelengkan kepalamu dengan cepat.
"…Mau keluar?"Tanyanya lagi, kau menatapnya sejenak. Dia tidak tampak sangat menyeramkan kalau sedang tenang, apa jangan-jangan yang dikabarkan orang-orang bohong ya?"Mau ato engga?!"Bentak Samatoki tidak sabar.
"Mau mau!!"Kau menarik kembali kata-katamu, ternyata tidak salah.
Kalian berdua berjalan keluar, kerumunan orang langsung terpisah untuk membuka jalan bagi Samatoki dan dirimu."Haah… Ada-ada aja dunia ini."Samatoki menghembuskan asap rokoknya sambil menatap tangannya, kau berdiri di sampingnya, kalian sudah berada di tempat yang cukup sepi.
'IYA KAN ADA-ADA AJA EMANG.' Kau membatin setuju dengan kata-katanya."Nama?"Tanya Samatoki, mengalihkan pandangan untuk menghadapmu. Kau membalasnya dengan menyebutkan namamu, mencoba untuk tenang tapi nampaknya kau masih terdengar sedikit bergetar.
"Nafas yang bener. Napa takut banget? Kemungkinan besar kita akan terjebak bareng seumur hidup."Samatoki mengelus rambutmu pelan, mencoba menenangkanmu.Apa kau benar-benar akan kuat bertahan dengannya seumur hidup?
"Oh, kalau belom tau nama gua Aohitsugi Samatoki. Yakuza. Harusnya udah kenal sih, kan gua famous."Lanjut Samatoki sebelum kau dapat membalas.
"Maaf… Aohitsugi-san serem soalnya. Orang-orang bahasnya Aohitsugi-san di sisi buruknya doang."Ucapmu jujur, dan Samatoki tertawa mendengarnya.
"Kebiasaan, lagian masa yakuza tampangnya so sweet, kan ga cocok. Terus gua bisa kalem lah kalau dibutuhkan."Balas Samatoki santai, jujur saja kau tidak percaya dia bisa kalem."Aku penakut dan tidak pandai membuka pembicaraan, bisa-bisa kau marah mulu nanti…"Kau menatap Samatoki dengan sedikit cemas, dia tampak biasa saja sambil mematikan rokoknya.
"Mana mungkin gua kayak gitu aja marah sih, bodoh."
"Heh apa?!"
"Bodoh."Kau menatapnya dengan tajam sedangkan Samatoki malah tersenyum iseng.
"Gapapa, jadi diri lu sendiri aja. Lagipula capek 'kan kalau mesti pura-pura mulu. Ah, tapi gua gamau jodoh ama orang bodoh sih"
"Aku ga bodoh!"Kau memukul bahu Samatoki.
"Oh, lu berani mukul gua?"Samatoki menatapmu galak, dan kau langsung panik."M-"
"Pff, canda. Bodoh banget percaya gituan."
"Aohitsugi-san!"
"Samatoki."
"Eh?"
"Formal banget pake Aohitsugi-san, mending Samatoki, kalau mau Samatoki-sama juga boleh banget."
"Idih ogah banget pakai Samatoki-sama."Meskipun kau tidak menyadarinya, Samatoki sedikit lega melihatmu mulai santai dengannya.
"Ternyata lu kalo ngomong pedes juga, awal-awal alim padahal."
"Tidak boleh?"Tanyamu.
"Nah, gapapa. Justru itu menarik, haha. Gua tau lu akan sulit ngadapin gua sama ini tiba-tiba banget, jadi sedikit demi sedikit ayo saling mengenal dan tentu saja, kalau lu ngerasa kita emang ga cocok, maka bodoamat lah sama takdir, tetapi untuk sekarang…mohon bantuannya, [Name]."-the end-
Hnnnngghhh nulis ff soulmate emang susah. Ini serasa Doppo x Samatoki awalnya awkokakaka//hehDuaaar saya mengubah urutan dari per division menjadi per line ehe mohon maap stan Jiro//digebuk
Btw kalau gaje, terus ooc, terus gaje, terus gajelas, gua mohon maapSekian, makasih <3
-Rizelcchi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Drop Pop Hypmic! [Hypnosis Mic One-shots]
Fanfiction-Hiatus karena authornya jadi budak happy elements.- koleksi dari one shot cerita-cerita random hypmic yang kutulis~ Mostly fluff, sometimes angst Kalau slow update maafkan ya. Support is always appreciated and have fun reading! [Update ga nentu kal...