Prolog

18 4 7
                                    

"Dunia nyata yang terasa fana."  - B

    Diakhirinya tulisan itu dengan Senyum miris yang terlukis di wajah sendunya, dengan perlahan gadis itu menutup buku bersampul biru dengan helaan nafas lalu, diletakkanlah kembali ke tempat semula. Perlahan langkah kaki itu membawanya berjalan keluar rumah dan sampailah dia di sini, di mana tempat ini pernah menjadi saksi akan hadirnya gadis itu untuk pertama kalinya. Perlahan-lahan Angin menerbangkan rambut yang mulai memanjang itu. Saat gadis itu sedang asik berkutat dengan pikiran serta senyuman yang samar hanya karena matanya melihat sebuah pohon yang daunnya sedang ditiup oleh angin. Dia tak merasa kedinginan, terlihat sangat damai saat sorot mata itu melihat bagaimana cara angin bermain dengan daun yang dimiliki pohon itu.

"Aku tidak akan pergi untuk kali ini," monolognya tak mengubah arah pandangnya

"Ya aku tidak akan pergi untuk kali ini, biarkanlah seperti ini" monolog itu kembali dia ucapkan dengan senyum samar tanpa mengalihkan arah tatapannya. Dia tak ingin kembali dia sudah nyaman sangat nyaman biarlah seperti ini.

"Kenapa?"

'DEG!'

  Semua organ yang dia punya seolah berhenti untuk bekerja, bibir yang semula berguman terkantup dengan rapat, pikiran yang semua terasa damai kini melayang entah kemana, tubuh yang awalnya terasa lentur kini berdiri dengan tegak serta keringat dingin mulai hadir membasahi pelipisnya tanpa dia duga tepukkan tangan di bahu sebelah kiri menyadarkannya agar segera kembali dari alam bawah sadarnya.

Salam :
-Neymid-
28.05.20

DELUSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang