02

26 3 0
                                    

Aldara masih menggeliat dikasur kingsize miliknya. semalaman ia menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan eps k-drama. rasanya baru sebentar memejamkan mata. namun sinar matahari telah mengganggunya, cahayanya menerobos jendela kamar yang tertutup oleh tirai.

tangannya mulai meraba nakas yang tepat berada disampingnya. mencari benda berbentuk pipih berlogo apple ke gigit yang begitu heboh notifikasi whatsapp. masih keadaan setengah sadar  ia melirik ke arah dinding yang tertempel jam pukul 08:09

Aldara menepuk jidatnya. "kalo mama tau gue telat, bisa abis jadi adonan kue!"

Aldara berlari kecil dari parkiran sekolah menuju kelasnya, sesampainya dikelas seluruh mata terpusat padanya, terutama bu Agnes yang menatapnya sinis.

Bu Agnes berdecak pinggang "Aldara kamu kenapa bisa telat?!"

Aldara sedikit menundukkan kepalanya "maaf bu saya telat, tadi sa-"

"saya tidak menerima alasan apapun, sekarang keluar dan menghadap ke tiang bendera sampai pelajaran saya selesai!"

Bu Agnes adalah salah satu guru ter killer di SMA Dirgantara, Bu Agnes melakukan semua muridnya dengan adil. Bu Agnes tidak memandang kepemilikan nama belakangan seseorang, siapapun namanya yang telat datang ke pelajaran Fisika akan tetap dihukum sesuai dengan peraturan sekolah yang berlaku.

"tapi bu-" jawab Aldara menggantung. sebelum meneruskan ucapannya, bu Agnes telah memotongnya.

Bu Agnes menyorot dari bagian atas tubuh Aldara hingga bagian bawah dirinya. pakaiannya acak-acakan, tidak memakai kaus kaki, seragam yang sedikit mengecil, memakai sepatu berwarna pink, dengan kaus seragam yang keluar, dan rambut panjang yang berwarna coklat ditambah lagi dengan tas yang hanya membawa dua buah buku tulis kosong. Ya Aldara sekarang mendapat julukan Bad girl SMA Dirgantara atas apa yang telah ia perbuat.

"TIDAK ADA TAPI-TAPIAN ALDARA!" Bu Agnes mendorong tubuh aldara keluar kelas, lalu menutup pintunya dengan kasar.

"udah tau panas begini gua malah disuruh berjemur" Aldara mendengus sebal.

Aldara menghentak-hentakan kakinya diatas lantai, ia menaruh tas berwarna biru kesayangannya dipinggir tiang bendera. lalu mempersesuaikan posisi badannya menghadap tiang bendera dengan tegap dan tangan kanannya berada diatas kening.

"ALVARO! silahkan kamu hormat menghadap ke arah tiang bendera!" ucap bu Fanny selaku guru piket.

Alvaro memakirkan motor ninjanya dan merapihkan sedikit rambutnya agar terlihat lebih cool. alvaro berdehem.

Bu Fanny geram akibat tingkah Alvaro "Alvaro kamu dengar saya tidak? atau akan saya aduin ke ayah?!"

alvaro jalan melongos tanpa bilang permisi kepada bu fanny.

mata alvaro menyorot pada seorang wanita yang kini lebih dulu berdiri dihadapan tiang bendera. ya, wanita itu adalah Aldara, satu hari yang lalu wanita itu mencari gara-gara pada dirinya.

tetapi alvaro tidak memperdulikan keberadaan Aldara, ia menyesuaikan posisinya dan segera menjalankan hukuman dari bu fanny. mata alvaro dan aldara saling bertemu, lalu aldara lebih dahulu membuang pandangannya ke arah lain sedangkan Alvaro menatap tubuh aldara dari atas hingga bawah sambil tersenyum sinis.

"lumayan juga, cantik"  kalimat itu terngiang-ngiang dipikiran Alvaro. Alvaro menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menghapus semua kalimat yang terngiang di pikirannya.

Matahari semakin terik. keringat aldara maupun alvaro sudah berkucuran banyak dari pelipis hingga dahi. aldara merasakan pusing kepala yang sangat hebat mungkin ini efek dijemur diteriknya panas matahari di tambah lagi ia tidak sempat sarapan, tubuhnya mulai melemas, pandangannya menggelap, dan akhirnya tubuh Aldara jatuh. Alvaro dengan sigap menopang tubuh aldara, alvaro  segera membawa aldara ke uks. alvaro menggendong tubuh aldara dengan ala bridal style dan mampu membuat kaum hawa teriak histeris. baru kali ini seorang Alvaro menggendong seorang wanita.

DARALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang