06

13 1 0
                                    

"terima terima" ucap para siswa yang mendukung hubungan alvaro dan aldara. sebenernya banyak yang mendukung hubungan mereka dan ada juga yang tidak menyetujui hubungan keduanya.

"gila lo!" aldara berdecak pinggang, lalu meninggalkan alvaro di tengah lapangan.

Gavin, darel, danil dan satya saling menatap tak percaya. tapi di sisi lain ia juga senang, cepat atau lambat alvaro yang dulu akan balik karena adanya aldara.

"astaga gila!" pekik refa di depan kelasnya bersama fiona. "dinda udah tau belom ya?" tanya refa pada fiona, fio mengangkat kedua bahunya.

aldara menidurkan tubuhnya di atas kursi dan memejamkan matanya sebentar, ucapan alvaro terngiang ngiang di pikirannya.

"ah" aldara frustasi dengan keadaannya.

saat aldara ingin berdiri ia menghantam tubuh kekar milik alvaro dengan kencang. seketika pala aldara pusing dan hampir terjatuh, dengan sigap alvaro menahannya.

"hm kenapa?" tanya alvaro lembut dan di saksikan seisi kelas. aldara mengumpat malu, mukanya memerah. tak biasanya alvaro memperlakukannya seperti ini.

"aldara! lo?-" kalimatnya menggantung ketika alvaro menatap salsa dan shafira dengan tatapan dingin.

alvaro menyelipkan helaian panjang ke telinga aldara. "ko mukanya merah?".

"ehm apaansi lo, enggak!" aldara menyangkal.

"asiknya pengantin baru" ucap danil

"wih wih boleh deh abis ini babang satya deketin dede shafira" ucap satya sambil senyum menye menye so ganteng.

"ih apasi lo, pacaran aja sama fio" tolak shafira mentah mentah. mereka yang mendengarnya pun tertawa keras. kecuali alvaro dan aldara.

"masih pusing?" tanya alvaro sekali lagi sambil memegang kedua tangan mungil aldara. aldara sangat tidak enak karena menjadi pusat perhatian isi kelasnya. alvaro yang sadar akan hal itu langsung menatap Gavin, gavin pun mengerti maksud alvaro lalu menjalankan tugasnya bersama darel.

"udah mendingan" jawab aldara tanpa memperhatikan wajah alvaro.

"heh kalian malah liatin alvaro, mau hidup kalian gak tenang?" tanya darel sambil memainkan rambutnya.

"gue bilang keluar, keluar semua!" ucap gavin, lalu seisi kelas pun keluar. hanya tersisa salsa, shafira, aldara, alvaro dan anak galaxy inti lainnya.

"gue keluar dulu" kata alvaro.

mereka semua berkumpul kecuali gavin dan darel menjaga pintu kelas.

"dar, lo harus terima alvaro. plis" danil memelas. aldara menaikkan sebelah alisnya.

"kenapa harus gue? kenapa ga yang lain?" tanya aldara sambil memijit keningnya yang pening.

"sekalinya alvaro bilang iya ya iy, kalo enggak ya engga, perintah ya perintah gabisa di bantah, kalo alvaro mau itu ya itu gabisa di ganti. sekalinya seseorang yang udah di pilih sama alvaro ga akan bisa lepas semudah itu" jelas satya.

shafira dan salsa mengangguk "iya tu gapapa dar, belajar buat sayang sama cinta ke alvaro" ujar shafira. aldara nampaknya masih memikirkan keputusannya.

tatapan aldara kosong "kena masalah lagi" 

danil membuka suara "alvaro sama kita-kita emang bandel dar, tapi sebandel-bandelnya kita ga pernah main perempuan".





————————



"istirahat" ucap alvaro dingin sambil menatap datar aldara.

DARALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang