01; Alasan

394 51 4
                                    

Bau hujan dan wangi bunga plum blossom tercium harum merasuk dalam indera penciuman Junmyeon. Derasnya hujan pada pagi tadi membuat Junmyeon khawatir akan halangan menuju ke Sanggyeong. Untungnya, hujan mereda pada siang ini. Mempermudah perjalanan Junmyeon ke Sanggyeong yang merupakan Ibukota Balhae.

"Mama, apakah di dalam tandu dingin?"

"Tidak, Kasim Hong. Untunglah hujan telah berhenti, makanya udara tidak terasa dingin."

"Begitukah Mama? Kalau begitu beristirahatlah bila capai di tandu dan kalau ada keperluan panggil saja saya, Mama."

Junmyeon hanya tersenyum mendengar perkataan Kasim Hong dan menjawab, "aku mengerti, kasim Hong." Lalu menutup tandunya dan tak lama kemudian rasa kantuk menyerang Junmyeon.

***

Keberangkatan Junmyeon ke Sanggyeong tak lain ialah permintaan Balhae terhadap Saro atas persekutuan mereka. Junmyeon dan rombongannya harus sampai dalam jangka waktu sebulan, kalau tidak persekutuan mereka pecah dan menimbulkan peperangan yang tak diinginkan. Maka itulah, rombongan Junmyeon bergegas ke Sanggyeong agar persekutuan mereka tidak pecah.

Junmyeon merupakan anak dari Raja dengan Ibunya yang seorang saman. Berkat darah saman mengalir di tubuhnya, Junmyeon dapat mengetahui masa depan orang lain hanya dengan melihat wajahnya. Meski begitu, seorang Raja atau Keluarga Kerajaan tidak seharusnya menikahi seorang yang berkasta rendah seperti saman. Maka dari itu, Junmyeon diangkat menjadi pangeran ketika berusia 14 tahun.

***

Matahari bersinar terang, Junmyeon remaja sedang mengantar barang ke saudagar Seok atas perintah ibunya. Sebenarnya ibunya tidak memerintah Junmyeon untuk mengirimkan barang, tetapi hal itu merupakan inisiatif dirinya sendiri supaya meringankan pekerjaan ibunya.

"Ah, benar. Sekarang musim panas, makanya matahari bersinar terang." Batin Junmyeon ketika ia berjalan menuju kediaman saudagar Seok.

"Ini, barang dari cenayang Jo, yang dipesan oleh saudagar Seok." Kata Junmyeon pada pelayan di rumah saudagar tersebut.

"Ah, perhitungan Saju dan jimat?" Tanya pelayan tersebut pada Junmyeon. Dan menerima barang yang dibawa oleh Junmyeon.
"Nanti, tolong bawa cenayang Jo kesini ya, pada saat pesta ulang tahun tuan kami." Lanjut pelayan tersebut sambil menyerahkan buntalan uang kepada Junmyeon.

Junmyeon mengerutkan dahinya dan bertanya, "Pesta ulang tahun?"

"Iya, sebulan lagi diadakan pesta ulang tahun tuan kami dan beliau mengundang tamu penting. Saudagar Seok ingin memberi kesan kepada tamu undangannya dengan membacakan ramalan tamu tersebut. Maka dari itu, tolong sampaikan pesan pada cenayang Jo untuk meramalkan tamu undangan saudagar Seok, ya." Kata pelayan tersebut.

"Tapi..., bayarannya banyak kan?" Tanya Junmyeon dengan membisikkan ke telinga pelayan tersebut.

Pelayan tersebut hanya bisa tersenyum kepada Junmyeon dan berkata, "tentu saja, sepuluh kali lipat dari hal ini."

"Benarkah? Baiklah akan kusampaikan hal ini kepada ibu." Jawab Junmyeon dengan girang.

***

Junmyeon pun kembali dari kediaman saudagar Seok dengan langkah kecil sambil memegang erat uang yang telah didapat dari menghantarkan barang tersebut. Ia bersenandung kecil dalam perjalanannya menuju ke rumahnya. Dan sesampainya di rumahnya, Junmyeon pun menceritakan pesan pelayan saudagar Seok kepada ibunya. Ibunya pun setuju dengan penawaran saudagar Seok.

Prince's EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang