03; Kesan

264 48 5
                                    

Malam hari tiba, semilir angin malam menghembus dinding ruangan Junmyeon. Junmyeon pun bosan dan tak bisa terlelap karena memikirkan pertemuan keesokan harinya. Lalu, secercah ide menghinggapinya. Ia pun memanggil dayang yang tadinya menyambut dan melayaninya.

"Apakah tidak ada orang diluar?" Tanya Junmyeon dengan menaikan alisnya.

"Apakah anda memanggilku, Mama-nim?" Jawab dayang tersebut.

"Aku bosan, bolehkah aku pergi keluar menikmati pemandangan sambil memainkan Geomungo, ku?" Tanya Junmyeon.

"Sepertinya tidak bisa, Mama-nim. Mama-nim kan bisa memainkan disini..." jawab dayang tersebut.

"Tetapi lebih indah kalau bisa main diluar sambil merasakan angin malam. Tidak bisakah kamu membantuku? Kan sebagai sesama orang Saro yang jauh dari kampung halaman..?" Jawab Junmyeon.

"Ya? Bagai.. maksudku Balhae dan Saro punya bahasa yang sama, Mama-nim. Mana mungkin saya orang dari Saro?" Jawab dayang tersebut dengan bingung

Junmyeon hanya tertawa melihat kelakuan dayang tersebut dan berkata, "tentu saja bahasa yang kita gunakan sama. Tetapi, bukankah kau merindukan kekasihmu yang ada di Saro? Lagipula aku bisa tahu kalau kau sedang bingung dan berbohong. Kalau orang lain tahu, kau berbohong tentang asalmu bagaimana? Bukankah hal itu dapat menganggumu dikemudian hari? Jadi bantulah aku keluar dari ruangan ini dengan tenang, dan aku pasti menjaga mulutku tertutup"

Mendengar penuturan panjang lebarnya Junmyeon, membuat dayang tersebut mau menuruti perintah Junmyeon dengan berat hati. Dayang itupun bingung bagaimana seseorang yang baru pertama ia temui bisa tahu mengenai hal tersebut?

"Jangan memasang wajah penasaran seperti itu, tidak baik kalau orang yang kau pikirkan  melihatnya." Jawab Junmyeon dengan tenang sambil menenteng Geomungo nya.

***

Sehun merasa gundah berada di dalam ruangannya. Ibunya mendesak dirinya untuk mencari selir bila tidak ingin menghabiskan waktu dengan ratunya. Meskipun, masalah Saro telah terselesaikan saat ini.

"Apakah ada orang diluar?" Tanya Sehun.

"Iya, Pyeha. Mengapa mencari saya, Pyeha?" Jawab kasim yang melayaninya.

"Aku ingin melihat pemandangan malam di dekat paviliun bunga. Bisakah kau menjaga jarak dalam menemaniku? Aku ingin sendiri dan tidak ingin melihat seseorang." Perintah Sehun kepada bawahannya.

"Tetapi se--," kasim tersebut menghentikan ucapannya ketika melihat tatapan tajam Sehun. Lalu melanjutkan ucapnya, "baiklah Pyeha."

Sehun pergi ke paviliun bunga dengan senyum kemenangan merekah di air wajahnya. Lalu, dalam perjalanannya menuju ke paviliun bunga, ia mendengar alunan musik sendu dan mendekati asal alunan musik tersebut.

Lalu, Ia melihat seorang punggung seseorang yang memakai pakaian berwarna putih dengan rambut hitam legamnya yang tergurai dan mengikat sebagian rambutnya dengan pita putih.

"Siapa--, Pyeha?" Seru seorang perempuan.

"Sshh, diamlah. Jangan lakukan apa-apa, tetaplah disini." Perintah Sehun terhadap perempuan tersebut.

"Baikl--."

"Sshh!"

Perempuan tersebut yang ternyata dayang yang menemani Junmyeon langsung terdiam mendengar dehaman Sehun.

Prince's EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang