04; Perayaan

382 50 15
                                    

Sehun pun mendatangi balai istana untuk menjalin hubungan diplomatis dengan Saro. Kemudian ketika Ia telah sampai, kasim No mengumumkan kedatangannya di balai istana.

Disana, Ia melihat para menterinya termasuk Byun Saeju dan utusan Saro termasuk Junmyeon berdiri dibelakang kursi. Setelah memberikan tanda, mereka pun dapat duduk di kursi yang disediakan.

Sehun hanya mendengar arah pembicaraan menterinya dan utusan Saro. Ia juga melihat Junmyeon dengan tatapan yang tidak dapat diartikan ketika Junmyeon menyuarakan pendapatnya.

Setelah mengamati dengan diam, Sehun pun memperdengarkan suaranya. Tiba-tiba saja Sehun mendengar gelas yang jatuh. Ternyata hal itu merupakan ulah Junmyeon, seseorang yang semalam Ia temui. Sehun hanya menahan tawanya karena ulah Junmyeon.

"Ia pasti terkejut kalau seseorang yang ia temui tadi malam merupakan kaisar yang harus ia bujuk."

Junmyeon pun hanya meminta maaf atas ketidaksengajaan nya menjatuhkan gelas tehnya. Meski Ia memasang wajah yang kaget dan matanya yang membesar.

Setelah itu, mereka pun menyudahi pembicaraan diplomatik dan rombongan Junmyeon kembali ke ruangan yang telah disediakan. Menteri-menteri Balhae dan kaisarnya kemudian membahas wancana kenegaraan Balhae.

***

"Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya! Jelas-jelas aku melihat aura kekayaan dan kebijaksanaan, apa karena beliau bersinar jadinya aku lupa akannya?"

"Untung saja kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Kupikir kita akan mengacaukannya kalau Dae--." Ucap utusan lain Saro sambil melirik Junmyeon.

"Maafkan atas kecerobohan saya, Tuan. Di pertemuan selanjutnya saya berjanji tidak akan bertindak ceroboh." Jawab Junmyeon dengan tenang.

"Setidaknya Daegun dapat menyelesaikannya dengan baik. Jadi Tuan Lee jangan terlalu marah."

"Hmm, aku mengerti, Tuan Jung. Daegun, aku, dan kamu Tuan Jung pada pertemuan kedua kita harus menunjukkan wibawa dan berbicara dengan baik. Setuju?" Ujar utusan Saro, yang bermarga Lee.

Tuan Jung dan Junmyeon yang merupakan utusan lain dari Saro menyetujui ujaran Tuan Lee.

Lalu Junmyeon ingat tentang janji pertemuan yang mereka buat. Dan Ia bimbang, kalau Ia datang atau tidak.

"Janji tetaplah janji yang harus ditepati. Tetapi aku tidak ingin bertemu dengannya karena identitasnya. Namun aku ingin bertemu dengannya dan menghabiskan waktu bersamanya. Bagaimana ini?"

***

"Saeju? Kenapa ekspresimu seperti habis diburu lintah darat?" Tanya Sehun.

"Benarkah? Tidak ada apa-apa Pyeha. Nanti malam ada festival lentera dan--." Jawab Baekhyun seperti rohnya tercabut.

"Hmm? Ah kamu akan pergi kencan sama seseorang?" Tanya Sehun dengan usil.

"Iy-- maksudku tidak, tentu saja tidak. Hamba hanya khawatir kalau hamba akan pulang terlambat karena jalanan ramai dipenuhi orang." Gagap Baekhyun.

"Oh, iyakah? Tetapi tahukah kamu, kalau kamu gak pintar berbohong?"

Baekhyun hanya bingung mendengar penuturan Sehun dan sebelum Baekhyun menanggapi, Sehun telah meninggalkan balai istana sambil melebarkan ujung bibirnya.

***

Malam hari telah tiba, Sehun berjalan ke tempat janjiannya dengan Junmyeon. Ia berpesan kepada pengawalnya untuk menjaga dari jauh agar Ia mendapat sedikit privasi dengan 'mainannya'.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince's EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang