Who

14 1 0
                                    

"Masih berada dalam satu cerita yang sama seperti dulu. Merindukan orang yang sama. Namun hanya sebatas kata"

***

Gemercik cairan putih bening mulai menampakkan dirinya di tengah awan gelap. Menandakan bahwa hari ini akan turun hujan. Semakin hari langkahku semakin sayu. Seperti enggan untuk kembali ke tempat itu. Tempat yang membawa ingatanku kembali membuka masa-masa sulit bersama orang-orang yang membenciku.

"Annyeong Hye Sun-ah" lamunanku terhenti saat seorang wanita memangilku.

"Oh annyeonghasaeo, nuguseo?" Spontan aku bertanya siapa dia karena aku tidak mengenalnya.

"Yaa! Nan molla? Aku teman sekelas mu Hae Ra...Park Hae Ra. Aigoo...bagaimana bisa kamu tidak mengenali ku"

"Jijja? Oh mianhae...nan molla" ucapku saat menyadari kebodohan ku karena tidak mengenali teman sekelasku sendiri.

"Gwaencana...neo jigeum mwohae?"

"Geunyang, melihat langit mendung"

"Apa bagusnya melihat awan hitam diatas langit. Hanya mengganggu aktifitas saja"

"Entahlah, aku sejak dulu aku menyukai awan hitam"

"Terserahlah"

"Oh iya, sedang apa kamu disini Hae Ra?" Tanyaku

"Ommo ommo, kau bahkan tidak tau kalau aku tinggal di lantai bawah? Baboya! Meskipun kau siswa pindahan seharusnya kau bisa cepat mengenaliku dan teman-teman lainnya Hae Sun" jawabnya setengah emosi

"Iyakah? Maaf aku kurang bisa menghafal banyak orang dalam waktu singkat hehehehe"

"Baiklah, oh iya...aku dengar kau belum lama di Korea, namun penggunaan bahasa Korea mu sudah seperti Warga asli Hye Sun"

"Masa sih? Biasa aja ah"

"Kalau boleh tau...dari mana asalmu? Negara mu?" Tanyanya penuh penasaran karena aku memang belum memperkenalkan diri secara formal saar di kelas.

"Oh, aku dari Indonesia"

"Jinjja? Daebak...bagaimana Indonesia itu? Aku sangat menyukai pemandangan-pemandangannya saat melihat di TV. Ahh aku sangat ingin ke sana, kapan-kapan ajak aku yaa"

"Arraseo arraseo" jawabku penuh bangga

Kami kembali terdiam. Dia Park Hae Ra, salah satu teman ku disini. Dia gadis baik yang cerewet. Berbicara dengannya membuatku lupa akan tujuan ku yang sebenarnya tinggal di negeri ginseng ini.

"Park Hae Ra...Choi Hye Sun, kenapa kalian tidak turun juga? Ssaem menunggu kalian sejak tadi. Ayo cepat turun" sontak kami kaget saat seorang siswa laki-laki yang tidak aku ketahui namanya itu memanggil kami.

"Aarrghh...malas sekali aku berurusan dengan Ssaem. Kamu tahu...dia guru yang paling tidak aku sukai di sekolah. Cara mengajarnya sangat tidak kompeten" ucap Hye Ra menggerutu sendiri. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Gadis ini sangat tidak bisa diam.

"Baiklah ayok kita turun, kasihan teman-teman lainnya menunggu kita. Palli!" Ucapku sambil menuruni anak tangga pertama.

"Yaa Choi Hye Sun...tunggu aku"

Namun tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang terjatuh dari belakangku.

Sontak aku kaget karena melihat Hye Ra yang meringis kesakitan karena dia terpeleset di lantai.

"YAA HYE SUN...KAU SUNGGUH TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN!!! aku bilang tunggu aku..." ucap Hye Ra yang diiringin rintihannya

"Mfftt...hahahahaha, apa yang kau lakukan dibawah situ? Kau berkencan dengan lantai? Hehehe mianhae Hye Ra-ah, gajja" ledek ku

"Dasar gadis jahat! Teman mu kesakitan kau malah tertawa aish"

Saat kami sampai di lantai dasar, yang benar saja, semua mata siswa menatap kearah ku dan Hye Ra.

***
Hai readers...baru up lagi nih. Tapi dengan cerita yang berbeda hehehe. Maap kalo seandainya ada bahasa yang kurang kalian mengerti....tapi mungkin para pecinta drakor atau kpopers tau kan bahasa-bahasa ini wkwk. Happy reading guys...tunggu update an cerita ini ya...





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang