Aku terbangun.
Aroma mobil begitu kuat tercium. Baunya masih sama seperti enam tahun yang lalu. Berkali-kali kuminta bapak untuk mengganti kijang yang modelnya sudah ketinggalan ini, namun berkali-kali pula beliau menolak. "Banyak yang suka sama mobil ini, mesinnya, modelnya, warnanya masih bagus, awet, tapi Bapak gak akan kasih" katanya. Yah, mau bagaimana lagi kan, kalau sudah cinta, pasti sulit dilepas.
Di belokan menuju pertigaan, tertulis jelas 'Lengko Ayam Pak Ridwan. Tutup'.
"Mmmmm..palingan jam segini sudah habis" gumamku. Ternyata gumaman singkat lengko ayam mengingatkanku pada sebuah percakapan perjalanan singkat di dalam kereta Bandung-Tasik. Dialog panjang pada waktu yang pendek, masih menyisakan jejak terkesan saat kisah itu mulai tumpah di kursi Malabar.
Pemberitahuan bahwa kereta telah tiba di jalur lima menggema di stasiun.
Aku segera mencari gerbong keretaku, ekonomi gerbong dua. Kelas ekonomi ditempatkan pada urutan belakang. Paling belakang. Aku sedikit berlari menuju gerbong dua karena awan semakin mendung. Sampai pada kelas bisnis satu aku langsung naik karena gerimis sudah duluan mengguyurku. Lalu perlahan ku lewati dua gerbong dari dalam. Bersamaan dengan petir yang saling kejar, mana yang ingin duluan terdengar.
"8e..8e..8e.." segera aku duduk di kursi berempat saling hadap. Belum ada seorang pun di sana.
Setelah habis 10 menit, baru seseorang datang.
--mungkin mahasiswa-- laki-laki dengan headset hitam menjulur dari kedua telinganya sampai saku perutnya. Belum kereta berjalan ia sudah terlelap duluan.
Pukul 15.45, kereta belum juga berangkat. "Mungkin ada sesuatu" gumamku. Seolah-olah ia mendengar kata-kataku, pijakan kaki terasa bergetar, artinya mesin sudah dihidupkan, artinya kereta akan segera berjalan.
"Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi Kereta Api Malabar akan diberangkatkan dari stasiun Bandung menuju stasiun akhir Malang dengan pemberhentian di Stasiun Kiaracondong, Leles, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Gombong, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo balapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar, Wlingi, Kepanjen, Malang kota lama dan Malang. Terimakasih."
Aku menikmati 5 menit pertama pejalanan menuju pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan, menuju pulang
Short StoryKisah tentang perjalanan penulis. Membosankan. Tidak jelas. Tetapi baginya, dialog- dialog yang ada adalah sebuah percakapan yang tiada pernah dilupakan.