tiga | •Panti Asuhan

23 4 0
                                    

Sejak sampai kampus, Nata sering kali merasakan perutnya yang kesakitan. Bukan sakit seperti ingin buang air besar, tetapi sakitnya seperti ingin datang bulan. Padahal sekarang bukan tanggalnya, makanya Nata enggak bawa persiapan di tasnya.

Diana yang berada disebelahnya menatap heran. "Ta, lo kenapa sih? Gue liat dari tadi pegangin perut mulu."

"Enggak tau, sakit gitu kayanya mau dapet deh gue." Nata menjawab dengan suara yang lirih.

Mereka baru saja selesai kelas. Diana dan Nata memang duduk berduaan, pisah dengan ketiga teman lelakinya.

Saat keluar dari kelas, Nata ingin segera ke toilet, takut beneran bulannya datang.
"Guys, kalian duluan aja deh ke ruang rapatnya."
"Yakin, Ta?" tanya Aden.
"Iya, ada urusan bentar."
"Yaudah, nanti kabarin kita aja," ucap Agam.

Nata berjalan dengan cepat untuk sampai ke toilet. Ia takut kalau benar bulannya datang karena celana yang ia kenakan berwarna terang, takut kelihatan.

Sampai tiba-tiba di depan pintu toilet "Aduh," ucap mereka berbarengan.

"Lo lagi?" ucap lelaki itu sambil menatap Nata heran.
"Duh, Kakak lagi?" tanya Nata dengan wajah yang terlihat bete.

Orang yang ada di depannya adalah lelaki yang waktu kemarin tidak sengaja ketiban buku yang Nata ingin ambil.
"Lo jalan yang bener dong! Lagi ngapain sih buru-buru banget?" kata lelaki itu dengan tatapan sinisnya.

"Duh, Kak please jangan ngajak ribut sekarang ya, gue beneran lagi buru-buru. Lagi juga salah lo lah, Kak. Jalan enggak liat-liat malah nunduk kebawah," ujar Nata sembari menunjuk lawan bicaranya itu.

"Katanya gak mau ribut tapi kata-kata lo barusan ngajak ribut, enggak sadar?" ucap lelaki itu yang menatap Nata keheranan.

"Ya oke, sorry kalo gue salah. Udah ya, Kak. Permisi." Nata segera masuk ke dalam toilet. Namun, tiba-tiba lelaki itu menghentikan langkahnya.

"Eh berhenti, itu celana lo," ucapnya yang membuat langkah Nata terhenti.

"Hah kenapa celana gue, Kak?" tanya Nata dengan wajah kebingungan.

"Sorry, tapi kayaknya ada darah tuh," lanjutnya dengan nada suara yang dikecilkan.

"Yah anjir gimana dong ini," kata Nata dengan wajah panik dan kebingungan.

Ia bingung harus nutupin pakai apa, karena Nata enggak pakai cardigan yang selalu ia bawa. "Ah, sial kenapa gak dibawa coba," gumamnya.

Lelaki itu tiba-tiba melepas jaket yang ia kenakan. Untung hari ini ia memakai jaket.
"Nih, lo pake aja dulu," ucapnya sambil menyerahkan jaketnya itu.

"Eh? Iya Kak, makasih." Nata buru-buru mengaitkan jaketnya untuk menutupi bagian belakang celananya. Ia segera masuk ke dalam toilet untuk mengeceknya.

Ia bingung harus minta tolong siapa 'Apa minta tolong Kak Esa aja kali, ya?' batinnya.

Kak, lagi dimana?

Aku lg rapat
Kenapa Nat?

Yah, tadinya mau minta
tolong
Aku pms mau minta
anterin pulang

Yah, maaf aku gak bisa
Nanti aku ke rumah deh

Yaudah kak
Semangat rapatnya❤

Iya sayang❤
read

Nata membuang nafas kasar, karena sekarang Ersya sedang tidak bisa untuk dimintai tolong. Ia ingin meminta bantuan teman-temannya, namun sepertinya rapat akan segera mulai. Jadi, ia memutuskan untuk keluar dari dalam toilet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 • The Universe | -kang min hee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang