Bagian 3

11.4K 731 17
                                    

Selamat membaca jangan lupa vote & comment ya gaes 🤗
########

Sebelum masuk ke kelas Nadia mengajak Aldo untuk ke taman fakultasnya.

"Apaan sih Nad!" tegur Aldo saat dirinya ditarik-tarik ke taman.

"Udah duduk nih makan." Nadia ngasih kotak bekalnya pada Aldo. Bukannya dimakan malah ditolak sama Aldo.

"Duh, cuma mau ngasih ginian aja pakai tarik-tarik aku segala." Aldo berdecih kemudian pergi meninggalkan Nadia.

Nadia melongos ditempat. Apa-apaan ini Aldo malah menolaknya. Tidak tahukah dia, Nadia sengaja bangun lebih awal untuk mempersiapkan bekalnya ini. Sungguh kejam pacarnya itu.

Nadia menatap nanar kotak bekalnya.
Nadia mengela napasnya sebentar kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelasnya.

Lebih baik Nadia kasih ke teman kelasnya saja.

Sesampainya di kelas Nadia mengedarkan pandangannya tak ada bangku kosong lagi selain di sampingnya Aldo.

"Cie pagi-pagi udah nempel aja nih," ledek teman sekelas mereka. Dan berakhir dengan tawa riuh kelas.

Nadia yang diledek seperti itu tersenyum malu sedangkan Aldo malah biasa saja. Yang ada orang itu malah fokus ke ponselnya.

Nadia menghela napasnya kasar saat mengetahui Aldo lebih memilih bermain game dibanding melirik dirinya atau apalah gitu ngobrol sana-sini.

Selama jam mata kuliah mulai sampai selesai Nadia tidak henti-hentinya merutuk dalam hati. Bagaimana tidak merutuk. Ya bayangin aja udah dosennya killer ngasih materi banyak banget. Udah gitu bete banget lagi dia dikasih tugas kedapatan yang sulit.

Saat ini Nadia dan Aldo sudah berada di kediaman rumah Aldo.
Mamihnya Aldo sengaja mengundang Nadia kesini. Katanya Tante Arum (Mamih Aldo) kangen sama Nadia.

Secara Tante Arum gak punya anak perempuan semua anaknya laki-laki. Makanya Nadia udah dianggap sebagai anaknya sendiri. Terlebih dari pertama Aldo bawa Nadia ke rumahny. Mamihnya Aldo senang dan menyambutnya dengan baik.

"Kamu gimana pacaran sama Aldo baik-baik aja kan? Kalau Aldo nyakitin kamu bilang Tante biar Tante jewer kupingnya itu." Nadia terkekeh mendengar perkataan Tante Arum ini. Ada-ada saja masa anak segede dia masih aja dijewer hehe.

Nadia dan Mamihnya Aldo banyak berbincang tentang ini dan itu. Biasalah cewe kalau udah ngumpul ngomongnya ngalor-ngidul seperti tak ada habisnya bahan yang ingin diperbincangkan lagi.

Hari sudah makin gelap Nadiapun memutuskan untuk pulang.

"Makasih Tante atas jamuannya ya." Nadia menyalami Mamihnya Aldo.

Kini Aldo dan Nadia sudah berada di dalam mobil.

"Aku mau pulang ke rumah aja deh ya." pinta Nadia untuk mengantarkannya pulang ke rumah bukan kosannya.

Mobilpun melaju di jalanan ibu kota yang ramai ini.

Nadia melirik Aldo yang hanya fokus ke jalanan saja. Nadia paling benci situasi seperti ini.

Aldonya memang benar-benar manusia dingin ngomong hanya seperlunya saja.

"Mampir sebentar dong ke kedai ice cream ya." wajahnya dibuat imut-imut agar Aldo mau menurutinya.

"Udah malam Nad, mending langsung pulang." tuhkan percuma gak mempan dong Nadia so imut kaya tadi heh.

Nadia cemberut sebal pada kekasihnya ini.

Nadia melirik jam ditangannya ternyata masih pukul tujuh malam. Nadia berniat setelah Aldo mengantarkannya Nadia akan pergi makan ice cream sendirian.

HURT {Completed} PINDAH KE DREAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang