01

2.4K 224 1
                                    

Masa kuliah yang kukira akan biasa saja ternyata salah. Aku memiliki pacar untuk pertama kalinya. Menjalin kasih dengan orang yang kusukai merupakan impian yang sebelumnya tak pernah terwujud. Karena aku selalu bertepuk sebelah tangan.

Jung Jaehyun, laki-laki dengan senyum manis itu menembakku saat kami masih semester dua. Kami satu kelas, aku menyukainya sejak kami bertemu untuk kali pertama.

Sekarang kami sudah semester delapan. Sudah selesai merampungkan skripsi yang cukup menguras pikiran dan tenaga. Kami akan segera wisuda. Entah kenapa aku senang bisa lulus bebarengan dengannya.

Drrtt

Saat aku sedang asyik menonton film di kamar kosku, telepon ku berdering tiba-tiba. Jung Jaehyun, nama itu tercetak jelas di layar ponselku.

Kenapa ia menelfon? Bukankah seharusnya ia bersenang-senang dengan keluarganya sekarang? Ia kan sedang pulang ke rumah.

"Halo?"

Ada jeda cukup lama sebelum akhirnya aku mendengar helaan nafas dari seberang. Entah kenapa perasaanku sedikit tidak enak.

"Dys..."

Aku akhirnya bisa mendengar suaranya, yang entah kenapa begitu syarat akan keputus asaan.

"Kita putus yuk?"

Seperti disambar petir di siang bolong, aku hanya bisa mematung dengan lidah kelu.

"Kita putus ya sayang. Mulai hari ini kita udah ngga ada hubungan apa-apa lagi. Kamu harus nemuin bahagia kamu, oke?"

Tut~

Panggilan berakhir begitu saja.

Aku masih tidak paham dengan situasi sekarang ini. Tapi aku juga tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti kata-kata Jaehyun.

Jae, kalau ini cuma becandaan kamu. Sumpah ini ga lucu.

*****

29 Mei 2020

Aku tak menyangka akan menjadi hari menyedihkan dalam hidupku. Tepat tiga hari sebelum kami wisuda, Jaehyun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya denganku.

Jaehyun tidak sedang bercanda saat itu. Ia tidak menghubungiku lagi, bahkan memblokir kontak Line ku.

Wisuda berdua dengan Jaehyun hanya menjadi kenyataan pahit yang harus kutelan bulat-bulat, menyisakan rasa sakit yang masih mencekik hingga sekarang.

"Dek, makan gih. Mama masak cumi kesukaan kamu tuh." Bang Doyoung berucap dari luar pintu kamarku yang terkunci rapat.

"Iya bang, ntar adek turun."

Aku yang tadinya sedang tengkurap dengan menenggelamkan wajahku di bantal hanya bisa mengatur nafas agar suaraku tidak gemetar. Mencoba untuk tidak menangis padahal aku sudah tak sanggup menahannya lebih lama.

"Bukain pintu dong, abang mau ngmong."

Sekali lagi, aku mengatur nafas, kemudian menata rambutku yang berantakan.

Ngga ada apa-apa.

Sugesti bodoh yang untungnya berguna meski sementara.

Cklek

"Kenapa bang?"

Bang Doyoung menatapku nanar, kemudian masuk dan duduk di tempat tidurku.

Aku menutup pintu kemudian menyusulnya umtuk duduk.

"Kamu putus ya sama Jaehyun?"

Ngga mungkin keluarga ku ngga tahu kalau aku dan Jaehyun udah selesai. Secara saat wisuda kemarin Jaehyun tak menunjukkan batang hidungnya ke keluargaku.

"Iya bang, tapi adek ngga apa-apa kok. Beneran,"

Penjelasan yang sama sekali ngga ditanyakan bang Doyoung cuma membuat aku makin terlihat menyedihkan. Semakin aku bilang ngga apa-apa semakin jelas bahwa aku ada apa-apa.

Bang Doyoung menghela nafas sebelum akhirnya mulai bicara.

"Bangkit yuk, mulai semua dari awal. Abang tau putus sama Jaehyun pasti sakit banget buat kamu. Tapi kamu ngga boleh terus-terusan kaya gini kan? Buat Jaehyun nyesel udah mutusin kamu, oke?"

Aku tersenyum tipis mendengar bang Doyoung mengatakan hal seperti itu. Entah kenapa hatiku menghangat. Bener apa yang dibilang bang Doyoung, buat Jaehyun nyesel udah mutusin aku secara sepihak kaya gini.

Aku pun mengangguk pelan. Aku gatau omongan bang Doyoung bisa se berpengaruh ini.



Tbc ♥️

Sebelumnya
Thanks to SantiSanti500 atas idenya wkwkw
Thanks buat waktunya selalu dengerin curhatan sampah ku, selalu jadi tempatku kalau lagi bergalau ria
Hope our friendship will last forever 💞

Daddy >>> Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang