001

30 4 0
                                    

Assalamualaikum, semoga bahagia.
Syukur Alhamdulillah,

***
Suasana kantin tengah ramai dengan sorakan bahagia dari penghuninya. Sebagian dari mereka yang ada di sana bukan bertujuan untuk makan, melainkan sekedar melihat Kenan bersama sahabatnya.

Kenan Gravinda, sering di pandang berbeda. Karena ketampanan yang dia miliki, cowok penyandang status bad boy itu memiliki karisma yang mampu menarik perhatian semua orang.

Selain bad boy, Kenan juga menjabat sebagai seorang playboy. Jabatan yang selalu Kenan banggakan ke semua orang.

Meskipun Players, tidak mengurangi jumlah penggemarnya. Mereka terbutakan dengan wajah tampan dan mulut brengseknya, melupakan jika mereka hanya mainan bagi Kenan.
Pemilik tubuh atletis itu tengah menggandeng dua cewek sekaligus. Memberikan ribuan kata-kata manis, merayunya.

"Gue rasa, kalian itu cewek tercantik yang gue temuin," ungkap Kenan, membuat kedua cewek yang ada di gandengannya terbang. Kenan sukses membuat keduanya blushing.

Kalimat yang sering Kenan gunakan untuk menggoda cewek, ini bukan kali pertama. Namun, untuk kesekian kalinya.

Bahkan mereka kembali terjerumus pada gombalan maut Kenan.
Kegaduhan mulai terdengar kembali, namun bukan karena Bad boy kita. Melainkan seorang perempuan tengah berjalan memasuki Kantin.

Tatapan kagum bisa langsung terlihat dari mata mereka. Melongo menatap wajah cantik perempuan itu.

Tidak terkecuali Kenan, dia sudah melepaskan gandengannya pada dua cewek itu. Beralih tertarik menatap perempuan yang baru masuk ke dalam kantin. Dia memiliki wajah cantik, bibirnya tipis memerah, bulu mata lentik menggoda. Kenan harus mendapatkan dirinya. Menjadikan dia miliknya.

"Dia siapa, Vi?" tanya Kenan kepada Wavi.

"Dia siswa baru, pindahan dari SMA Kencana, anak kelas XI-IPA 1. Tadi sekitar pukul 7.30 WIB dia resmi jadi siswa Arktik. Bersahabat dengan Disya dan Lena. Vanila Alexandria,"
jelas Dean panjang kali lebar. Dia mengatakan dengan sangat rinci.

"Gue harus dapetin dia,"
***
Alexa merasa risih di pandang oleh puluhan pasang mata yang ada di kantin. Dia membenci menjadi pusat perhatian.

Sejak pertama kali dia menginjakan kaki di kantin, dia sudah merasa sangat enggan saat semua pasnag mata itu menatapnya lapar.
Alexa terlalu benci dengan keramaian, dia lebih menyukai kedamaian. Namun, kedua sahabat barunya itu memaksa dirinya untuk ikut ke kantin. Tempat dimana orang-orang laknat berada.

Seseorang menarik kursi di samping Alexa lalu duduk di atasnya.
Alexa sedikit menggeser kursinya menjauh, tidak nyaman dengan tatapan intens yang orang itu berikan. Lagipula, Alexa benci dengan sesuatu yang berlebihan.

"Hei, gue Kenan," ucapnya sekedar basa-basi.

"Gue gak nanya"

Hahahaha

Dari sekian banyak siswa yang ada, tidak ada yang berani mentertawakan Kenan secara terang-terangan seperti yang Dean lakukan.

Lihatlah, cowok itu sedang guling-guling di lantai mendengar respon yang Alexa berikan.
Kenan memberikan tatapan tajam membuat Dean berhenti tertawa,

"yaelah, canda dikit napa, Nan"

Dean berubah cemberut dia menekuk mukanya masam, "Abang Wafi, dek Dean di sakiti noh sama bang Kenan."

Kali ini kegilaan Dean semakin meningkat, dasar otak kentang.

Wavi mendorong Dean hingga cowok itu terjatuh ke lantai. Dia merasa jijik dengan Dean, merasa jatuh harga dirinya berteman dengan Dean.

Possessive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang