003

28 3 0
                                    

Assalamualaikum guyss,
Alhamdulillah dengan sehat walfiat, saya bisa update cerita ini.
Dan dengan keadaan berkarya di #rumahaja saya menjadi Hero kan?

***
"AYO BARIS YANG BENER"

"DASINYA PAKAI, REYHAN"

"BAJUNYA MASUKIN, YAN"

"KENAPA RAMBUT KAMU GAK DI POTONG"

Teriakan pak Bambang menggema, memperingatkan siswa yang melanggar peraturan.

Hari ini adalah hari Senin tepat saatnya upacara. Dengan telaten pak Bambang memeriksa satu persatu murid-muridnya. Memastikan jika semuanya mematuhi peraturan.

Pak Bambang kecewa karena masih aja siswa yang melanggar peraturan, seperti ketertiban. Sangat banyak siswa yang melanggarnya, bahkan sangat jauh dari tata tertib yang di anjurkan.

"LENA, ITU KENAPA RAMBUT KAMU MERAH"

Lena yang berusaha bersembunyi menghela napas kecewa. Usahanya untuk menjauh dari pak Bambang gagal.

Perlahan Lena barbalik ke arah belakang, dan benar saja pak Bambang menatap dirinya horor.

"Temui saya di ruangan saya selesai upacara" ujar pak Bambang pergi mencari mangsa baru.

"Sukurin, lo" cibir Disya.

"Diem lo"

Alexa tersenyum mendengar pertengkaran kecil yang kedua sahabatnya lakukan.

Sesaat upacara akan dimulai Kenan berjalan dengan santai menuju barusan, Dean melotot melihat Kenan matanya seakan akan melonjak keluar.

Kenan mengeluarkan baju yang seharusnya dimasukan. Mengalungkan dasi begitu saja, tanpa memasang dengan benar. Sepatu yang dia pakai berwarna putih tanpa kaos kaki. Kenan juga memakai topi bebas bewarna hitam bergambar 'fuck'. Tidak lupa dengan berbagai gelang di tangannya. Tampilan Kenan lebih pantas disebut preman daripada siswa sekolahan.

"KENAN, KAMU MAJU KE DEPAN,"

Kesabaran pak Bambang benar-benar di uji. Berbagai pelanggaran dia temui, pak Bambang sangat membenci dengan pelanggaran apalagi menyangkut tata tertib.

Kenan tersenyum bangga, "gue di depan kalian di belakang. Gue jadi siswa terhormat kan?"

Kenan memang gila hukuman di anggap kehormatan. Dia menganggap semua mudah, bahkan dengan tampilannya yang seperti ini pun dirinya bangga.

Kenan maju berdiri di samping pak Agus , kepala sekolah SMA Arktik.
Upacara berjalan dengan khidmat. Pak Agus berceramah panjang lebar. Selama itu Kenan terus memandang ke arah kelas XI-IPA 1, memperhatikan Alexa.

Sindiran juga peringatan yang Pak Agus ucapan, diabaikan Kenan begitu saja. Dia lebih memilih memanjakan matanya. Memandang Alexa menjadi kesenangan sendiri bagi Kenan.

Tanpa sengaja pandangan Alexa bertemu dengan tatapan lembut Kenan. Kenan melemparkan senyum kepada Alexa, sedangkan cewek itu mengalihkan pandangannya.

Getaran handphone di saku rok Alexa, sedikit membuat dirinya kaget. Alexa meraih handphone dengan terang-terangan, bahkan dia tidak merasa takut jika terlihat oleh pak Bambang yang tengah berkeliling.

Alexa menggeram pelan setelah
membaca pesan yang masuk. Dia memijat pangkal hidungnya, Alexa mengepalkan tangannya menahan emosi.

Disya menyikut Alexa pelan, dia melotot.

"Eh, ngapain lo. Ntar ketauan pak Bambang"

Alexa menatap Disya dingin, kemudian memasukan kembali handphonenya ke dalam saku.
Merasa di abaikan Disya menghela napas. Dia sudah tahu seperti apa sahabatnya itu. Alexa memiliki perilaku yang dingin.

Possessive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang