Assalamualaikum, Alhamdulillah saya masih bernyawa untuk meng-upload kisah Keya dan Kenan.
Semoga kalian tetap setia nungguin cerita ini.
Semoga bahagia dan selamat menikmati.
***
"Bagaimana tawa akan menyertai jika luka itu abadi"______
Mobil panjero putih terparkir di pekarangan rumah, Keya mengeryit heran pasalnya pemilik mobil itu sangat jarang sekali pulang.
Begitu masuk rumah, Keya melihat bungkus makanan bertaburan, botol minuman keras berjejer di atas meja. Lipstik, tas, jas berantakan di atas lantai.
"Kapan mas tepatin janjinya?"
Suara itu berasal dari balik sofa, yang Keya yakini itu pasti perempuan yang papanya bawa. Naufal sering membawa pulang wanita-wanita untuk sekedar bermain dengannya.
Bahkan Naufal juga tidak pulang untuk jangka waktu lama, sibuk dengan pekerjaan dan beberapa wanitanya itu.
Keya mengepalkan kedua tangannya, amarah mulai menguasai dirinya.
Inginnya Keya tidak peduli tapi saat suara menjijikan wanita murahan itu terdengar, emosinya mulai memuncak.Sensasi segar menjernihkan kepalanya saat air mengalir di tenggorokannya.
"Sabar, sayang. Mas akan segera menikahi kamu,"
Ucapan Naufal mengundang amarah Keya, ia tidak bisa diam. Ini waktunya Keya bertindak tidak hanya diam dan melihat kelakuan papanya seperti yang lalu.
Rasa kesal tidak bisa lagi Keya bendung, dia hanya gadis normal. Rasa marah wajar saat ada wanita mencoba menggoda papanya.
Keya membawa sisa air di gelasnya menghampiri Naufal Cewek itu menuangkan airnya, membuat wanita itu basah.
"Apa-apaan kamu Keya?" Teriak Naufal marah sambil mencoba mengelap baju wanita itu yang Basah.
Keya meletakan airnya ke atas meja, ia berjalan menjauh. Biarkan saja."Sini kamu"
Naufal menarik tangan Keya, memberikan satu tamparan di pipi putrinya. Meninggalkan bekas merah.
Sedangkan wanita itu mencoba mencegah Naufal, memberikan ucapan manis. Bersikap baik di hadapan Naufal namun seakan memberikan tatapan maut ke arah Keya.
"Saya tidak pernah mengajari kamu menjadi anak kurang ajar sama orang tua"
"Saya gak peduli"
Naufal kembali menampar Keya, tamparan yang terasa kebas di pipi Keya.
"Saya besarkan kamu pakai uang, saya sudah habiskan banyak uang untuk kamu. Bukan buat jadi anak pembangkang seperti ini"
Naufal mencekal tangan Keya yang hanya diam, memandang dirinya tanpa takut.
"Jangan sentu
h saya dengan tangan kotor anda, saya jijik,"
"KAMUU!"Habis kesabaran Naufal, ia mendorong Keya hingga gadis itu terjatuh menatap meja di belakangnya.
Keya meringis pelas, terasa perih saat punggungnya menatap meja. Kekerasan seperti ini sering Keya dapatkan.
Hingga gadis itu terasa sudah kebal dengan siksaan yang Naufal berikan.
Naufal menendang Keya kasar, lalu ia berjongkok menarik dagu putrinya itu."Kamu minta maaf sama tante Rin" perintah Naufal.
"Dia sudah gak perlu permintaan maaf, harga dirinya aja udah hilang"
"Jaga omongan kamu"
"Kenapa, kamu takut. Semua orang tahu kebenaran"
Rin mencoba menampar Keya, namun Keya sudah terlebih dahulu menangkap tangannya.