SOUNDS (Sehun)

299 37 6
                                    


"Apa kau percaya sesuatu hal yang bahkan tak bisa dijelaskan oleh logika?"

~*~

Seorang gadis cantik tengah duduk sembari melukis di bawah sinar senja yang indah. Hembusan angin membuat surai coklat miliknya layaknya menari dengan indah, mata hazelnya berkilauan menatap kearah sungai jernih yang ada di dipannya itu, jemari lentiknya senantiasa mengoles warna pada kanvasnya dengan indah.

"Jiyeon? Sudah mau gelap, masuklah nak." Panggil wanita paruh baya namun masih cantik pada usiannya itu.

"Iya ibu!" Ucapnya sembari membereskan peralatan lukisnya dan segera berlari kearah ibunya itu. "Malam ibu, harum sekali aromanya! Sedang masak apa bu?" Ucap Jiyeon sembari memeluk ibunya itu.

"Kau ini! Mengagetkan saja! Ibu sedang memasak sop iga kesukaan mu." Ucap sang ibu sembari terkekeh pelan. "Cucilah tanganmu, dan letakkan alat lukismu di tempatnya." Tihtah sang ibu sembari menyiapkan makan malam mereka, Jiyeon yang melihat itu tersenyum sembari mengangguk semangat.

Jiyeon pun langsung berlari ke kamarnya dan segera mengganti bajunya karena ada noda cat di bajunya. Selesai membersihkan dirinya, ia pun berjalan ke balkon kamarnya dan menatap langit sendu. "Sebenarnya, apa yang mau kalian sampaikan? Apa maksud suara suara yang senentiasa menghantuiku itu?" Monolognya sembari mengeluarkan nafas berat.

"Jiyeon? Ayo makan nak, ayahmu yang tampan ini membawakan kopi kesukaanmu!" panggil ayahnya sembari mengetuk pintu kamar putri kesayangannya itu. Mendengar itu Jiyeon pun berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu untuk sang ayah.

"Ayo makan!" Ajak sang ayah sembari mengelus puncak kepala putri kesayangannya itu, Jiyeon pun menyambut ayahnya dengan senyuman manis miliknya. Jiyeon dan ayahnya pun turun kearah ruang makan. "Hai cantik! Lama tak jumpa." Ucap seseorang sukses membuat Jiyeon melompat kegirangan.

"Kak Yeollie?!" Teriak Jiyeon gembira. Jujur saja sudah lama ia terpisah oleh kakaknya itu. "Kapan kau tiba?" Tanya Jiyeon kearah kakak satu satunya itu. "Baru saja, kau merindukan kakak mu yang tampan ini hm?" Ucap Chanyeol sembari menaik turunkan alisnya.

"Percaya diri sekali kau! Hahaha." Kekeh Jiyeon sembari menyenggol lengan Chanyeol. "Sudah sudah! Ayo makan, kalau dingin sopnya menjadi kurang sedap." Ucap sang ibu sambari memberikan sepiring nasi ke suaminya itu.

Suasana tenang menyelimuti keluarga itu, bahkan sesekali pertengkaran kecil terjadi antara kakak beradik itu, yang membuat kedua orang tuanya tersenyum dan tak habis pikir akan tingkah anak anaknya yang bahkan sudah berada di usia remaja.

"Jiy, apa kau sudah mendapatkan jawaban dari semua suara yang selalu mengganggu mu itu?" Tanya Chanyeol kearah adiknya itu. Mendengar itu Jiyeon hanya menggeleng pelan, sang ibu tersenyum dan mengelus kepala jiyeon pelan "Kau pasti bisa menemukan titik terangnya, ibu percaya itu." Ucap sang ibu hangat, "Cepatlah makan makananmu, lalu segeralah beristirahat. Besok kau harus sekolah bukan?" Ucap sang ayah lembut ke arah putrinya itu. Mendengar itu, Jiyeon tersenyum dan segera menghabiskan makanannya.

~*~

Mentari bersinar cerah, burung burung pun ikut menyambut hari dengan kicauan indahnya. Seorang gadis bersurai hitam panjang dengan semangat menekan bel rumah Jiyeon. "Nak Jieun? Mau menjemput Jiyeon ya?" Ucap ayah jiyeon sembari membukakan pintu dan bersiap untuk pergi kerja. "Pagi paman! Iya saya mau menjemput Jiyeon, apalagi ini hari pertamanya." Ucap Jieun semangat sembari membungkuk pelan. "Hai Jieun!" Sapa Jiyeon yang baru saja keluar dari pintu.

"Oh astaga?! Apa selama di Australia, dewi Aphrodite mendatangimu dan memberikan rahasia kecantikannya kepada mu hm?" Tanya Jieun kaget melihat pertumbuhan dari sahabatnya sedari kecil itu, mendengar itu Jiyeon hanya tertawa pelan.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang