Hukuman bersama

18 5 0
                                    

Hayho, aku kembali lagiii😄😄.
Gimana sama prat1 nya suka gak?
Moga suka yaa.

"Huahahahah" Revan tertawa dengan keras dikantin. Kini keempat cogan SMA Pamuda sedang duduk dikantin sambil mengobati luka mereka karena serangan para monster cantik tadi, kecuali Revan yaa.

Malah, sekarang Revan sedang menertawai ketiga sahabatnya yang sedang menggrutu tidak jelas karena ide konyol Ken untuk menyelamatkan adiknya.

"Jahat lu, nertawain kita. Padahal kan ini buat nyelamatin adik lu" gerutu Ken yang masih tak terima karena wajah tamvanya lecet.

"Yeee, gue kan gak tau kalo bakal jadi kini. Lagian gue kaget bat waktu cewek cewek tadi ngejar kalian huahahah" ucap Revan tak lupa dengan tawanya.

"Gila, kali ini gue setuju sama Alanska" kini Segra yang membuka suara, karena sendari tadi ia dan Alnska hanya mendengrkan Ken dan Revan yang saling menyalahkan.

"Setuju apaan?" tanya Ken bingung.

"Setuju kalo cewek itu monster bagi laki laki" jawab Segra.

"Kan gue udah bilang, gue gak mau berutusan sama cewek, ginikan jadinya" ketus Alansya yang masih mengompres dahinya yang terluka cukup parah.

"Iya deh maapin gue, gue yang salah" ucap Revan sambil menundukan kepalanya seperti anak kecil yang mengakui kesalahan pada kedua ortunya.

Ketiganya merasa bersalah karena terus terusan menyalahkan sahabatnya itu. Karena sebenarnya Ken lah yang harus bertanggung jawab atas semua itu, karena ini adalah ide konyol Ken.

Namun disela merasa iba kepada sahabatnya. Alanska, Ken, dan juga Segra mendengar suara kekehan dari seseorang. Mereka memandangi Revan yang masih menunduk.

"Pustfff hehe, tapi kalian lucu bad dah, jadi disini yang ganteng cuma gue huahahaha" tawa Revan terdengar lagi, membuat ketiganya kesal dan saling pandang. Sedangkan Revan terus tertawa.

Ketiganya saling tatap, dan tersenyum licik. Merasa ada yang aneh. Revan memghentikan tawanya dan menatap ketiga sahabatnya bingung.

"Lu pada ngapa dah?" tanya Revan bingung, namun tak ada jawaban dari ketiganya. Mereka hanya menatap dengan seyuman licik mereka.

"Gu..gue tau kalo gue ganteng, tapi jan liatin gitu. Takut gue" ucap Revan yang mulai tak enak karena dilihati seperti ketiga sahabatnya ingin menerkamnya. Dan lagi, tak ada jawaban dari ketiganya.

"Emm gue mau ke toilet dulu" saat hendak bediri dan pergi, namun Ken langsung menghentikan pegerakan Revan.

"Em bang Revan kan paling tamvan disini. Jadi duduk dulu deh" pinta Ken dengan nada yang menakutkan bagi Revan.

"Enggak gue cuma bercanda, gue paling jelek deh" tolak Revan yang sudah merasa aneh dengan tikah ketiganya.

"Udah sini dulu aja, kita kan belum selesai sama lo" kini Segra yang berucap dan berdiri menghampiri Revan.

"Oh iya, gue mau ketemu adek gue. Nanti kalo gue gak dateng. Gue bisa habis sama tuh cewek" elak Revan berusaha kabur dari situ.

"Vann, lo jangan pergi dulu" ucap Ken. Sedangkan Alanska hanya tersenyum licik dan menghampiri Revan yang sudah dipegangi oleh Ken dan Segra.

Mereka saling tatap dan memebuat Ravan semakin takut.

"Sekarang" gumam Alanska pelan namun masih didengar oleh ketiganya.

Segra yang megabg tangan Revan dan sebelah kiri.
Sedangkan Alanska didepan Revan yang sudah gemetar ngeri.

Mendengar arahan dari Alanska, mereka berdua langsung mendongakkan kepala Revan yang melasaih terus memberontak. Alanska langsung membuka mulut Revan dan menyumpalnya dengan roti Ken.

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang