2 • Awal Pertemuan.

374 44 3
                                    

Keseluruhan cerita murni dari imajinasi saya sendiri. Jika terdapat kesamaan alur atau konflik itu hanya unsur ketidak sengajaan. Diharapkan untuk tidak meniru gaya tulisan dan alur cerita yang ada di cerita ini. Saya tau kalian pasti bisa menghargai karya tulis saya.

Happy reading and stay relax

Renjun terus mengusap wajahnya, ia takut jika seseorang melihat air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun terus mengusap wajahnya, ia takut jika seseorang melihat air matanya. Renjun hanya terkejut dengan perlakuan ibunya. Yang ia tau ibunya sangat lembut dan penuh kasih sayang, pertama kali juga Renjun mendapat tamparan.

Renjun tidak punya teman, pasalnya ia tidak pernah bersekolah. Sejak kecil Renjun takut dunia luar, hingga kedua orang tuanya memutuskan untuk menyekolahkan Renjun di rumah, homeschooling. Maka Renjun tidak memiliki siapapun selain orang tua dan neneknya.

"Mengapa kau menangis?"

Renjun terlonjak saat seseorang tiba-tiba datang menghampirinya. Seorang pria berperawakan tinggi dengan telinga khasnya tersenyum pada Renjun. Renjun hanya terus menatapnya, tak tau harus merespon seperti apa pada orang asing. Tangannya bergetar, ayahnya pernah mengatakan bahwa orang asing akan tertutupi oleh wajah malaikatnya saat pertama kali bertemu.

"Ada apa? Apa kau takut padaku?" Orang itu mengerti dengan pergerakan Renjun yang semakin menjauhinya. "Baiklah, aku akan mundur beberapa langkah" orang itu mundur tiga langkah, kembali tersenyum menatap Renjun.

"Namaku Park Chanyeol, annyeong" Chanyeol melambaikan tangannya pada Renjun, namun anak itu tidak meresponnya sedikitpun. "Siapa namamu?" Chanyeol balik bertanya.

Renjun masih menatapnya dengan takut, ingin lari namun takut akan dikejar oleh Chanyeol. Apalagi setelah melihat kaki Chanyeol yang panjang, pasti larinya akan sangat cepat.

Renjun kembali menatap wajah Chanyeol, orang ini terlihat ramah. Dari caranya tersenyum dan menatap, benar-benar menyejukkan.

"Renjun" akhirnya Renjun menjawabnya, membuat Chanyeol yang tadi sempat menyerah kembali tersenyum. "Son Renjun" Renjun melanjutkan ucapannya dengan nama lengkapnya.

"Baiklah, Renjun" Chanyeol berjongkok. "Berapa umurmu?"

"17 tahun"

Chanyeol mengangguk-angguk, "Seperti anakku"

Renjun hanya diam, tak tau harus berekspresi seperti apa. Renjun menatap Chanyeol yang masih berjongkok agak jauh darinya, ia berpikir apakah Chanyeol tidak lelah seperti itu?

"Park Chanyeol-ssi"

Chanyeol menoleh.

"Duduklah di sampingku. Bukankah posisi itu tidak nyaman?"

Chanyeol tersenyum, ia langsung berdiri mendekati Renjun lalu duduk di samping anak itu.

"Ya, memang tidak nyaman. Ah kakiku kram" Chanyeol memukul-mukul kakinya, hal itu membuat Renjun menahan tawanya, pasalnya ekspresi Chanyeol saat ini benar-benar lucu. Chanyeol memergokinya, ikut terkekeh setelahnya. "Apa aku selucu itu?"

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang