✴ LiT || 1 ✴

4 1 0
                                    

MUSIM dingin sudah tiba dan menyelimuti kota Tokyo. Angin bertiup agak kencang malam ini. Aihara Keiko mengibaskan rambut panjangnya ke belakang agar tidak menghalangi pandangan sementara ia bergegas menyusuri jalan kecil dan sepi yang mengarah ke gedung apartemennya. Ia menggigil karena rasa dingin mulai menembus jaket dan sweter tebalnya. Ia ingin cepat-cepat sampai dan minum secangkir coklat panas, dan makan ramen.
Memikirkannya saja sudah membuat perutnya keroncongan. Dingin-dingin begini memang paling enak.....

"Hei! "

Keiko terlonjak kaget dan berbalik. Matanya membulat menatap wanita dengan rambut pendek dicat oranye yang sudah berdiri di sampingnya. Begitu mengenali wanita itu sebagai tetangganya-Nizhimura Yuka-. Keiko menghela napas lega.

"Aih. Yuka Oneesan membuatku kaget hampir mati" dumel Keiko.

Yuka berdecak kesal "Kau saja yang gampang kaget"

"Oke-oke. Aku minta maaf " lanjutnya saat melihat Keiko kesal. Dengan tangan berayun Yuka berkata "Kelihatannya barang bawaanmu banyak sekali. Kau bawa buku lagi hari ini? "

Keiko mengeluarkan dua buku novel super tebal dari tas tangannya. Dua-duanya novel klasik populer. "Dua buku ini baru masuk hari ini, jadi aku orang pertama yang membacanya"

Keiko bekerja di sebuah perpustakaan umum di Shinjuku dan sangat menyukai pekerjaannya. Sejak kecil ia memang sangat suka membaca buku dan mimpinya adalah bekerja di perpustakaan, tempat ia bisa membaca sepuas hatinya, tanpa gangguan, dan tanpa mengeluarkan uang.

"Oneesan mau membacanya? " tanyanya pada Yuka yang menatap kedua buku itu dengan kening berkerut "Akan kupinjamkan nanti kalau sudah ku baca"

Alis Yuka terangkat dan matanya melotot "Buku bahasa Inggris? Yang benar saja" katanya "Kau tahu benar bahasa Inggris-ku sekadar yes, no, thank you, I love you. Terlebih lagi, aku tidak suka membaca buku. Otakku yang sederhana ini hanya bisa memahami manga"

Keiko tertawa, lalu mengalihkan pembicaraan "Hari ini Oneesan pulang terlambat"

Yuka mengangguk "Ya. Tadi ada janji dengan teman " sahutnya ringan "Oh, Tomoyuki pasti hampir mati kelaparan sekarang. Dia sudah meneleponku sejak tadi dan bertanya kapan aku pulang. Entahlah kapan anak itu dewasa dan berhenti merecoki kakaknya ini. Ah, aku jadi tak sabar menunggunya lulus kuliah dan menjadi pengacara. Jika saat itu tiba, maka akulah yang akan merecokinya" cerocos Yuka.

Beberapa menit kemudian mereka tiba di depan gedung apartemen mereka. Sebenarnya bangunan ini tidak benar-benar mirip gedung apartemen dalam bayangan semua orang. Gedung itu hanya bangunan tingkat dua berukuran sedang. Setiap lantainya memiliki dua apartemen yang berhadapan. Tidak ada lift, hanya ada tangga yang tidak terlalu lebar.

Di lantai dasar, apartemen 101 ditempati sepasang suami-istri tua bernama Ossawa, yang sekaligus merupakan penanggung jawab gedung. Apartemen di seberang mereka nomor 102, ditempati kakak-beradik Nishimura. Nishimura Yuka berumur 28 tahun-- 4 tahun lebih tua dari Keiko--dan bekerja sebagai penata rambut di Harajuku, sedangkan adik laki-lakinya Nishimura Tomoyuki adalah mahasiswa jurusan hukum.

Keiko sendiri menempati apartemen 202 di lantai dua. Apartemen 201 saat ini masih kosong. Saat pertama kali Keiko pindah ke sini lima tahun lalu, penghuni apartemen 201 adalah seorang arsitek muda dan tampan, kemudian tahun lalu sepasang suami-istri muda menggantikan si arsitek. Dan tiga bulan lalu mereka pindah dan memutuskan untuk membeli rumah sendiri.

Ketika mereka tiba di depan pintu apartemen 102, Yuka berbalik menghadap Keiko "Oh ya, apa kau sudah tahu penyewa apartemen 201 sudah datang? "

Mata Keiko melebar "Benarkah? "

# 1. Love in TokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang