YBTM #03

17 2 0
                                    

Aldan terbangun,menggeliat merenggangkan otot yang terasa kaku. Didepannya ada Aksel yang sedang sibuk membereskan tugas laporan kuliah.

Aldan mengucek matanya agar melek dengan sempurna. Entah ada lem apa gimana? Matanya begitu sulit dibuka.

"Bang jam berapa?" Aksel tersentak kaget, menonyor kepala Aldan pelan. "Ngagetin aja sih lo bocil, lagi serius juga!"

"Siapa juga yang ngagetin?" Aldan beranjak dari tidurnya, memindah posisi duduk disamping Aksel, sembari melirik tugas apa yang Aksel kerjakan?

"Kangen mama ya?" Aldan tersentak dari lamunannya, "enggak!"

Aksel menghela nafas pelan, " jangan bohong deh, lo tadi ngigau mama. Kalau kangen minggu depan ke Malang aja gimana?"

"Gak usah bang, mama sama papa aja mungkin gak kangen sama Aldan," Aldan menelenggupkan kepala diatas kedua tangga nya. Mata masih ingin tidur.

Aksel tersenyum tipis, mengusap kepala Aldan dengan lembut, "gak boleh ngomong gitu, masih ada gua tenang aja."

Aldan mendengus kesal,  menyenggol Aksel cukup keras, " najis!" Aksel terkekeh lucu, memeluk tubuh Aldan dari samping. Membuat siempu memberontak kesal sekaligus risih, namun dibalik semua itu ada rasa hangat dan nyaman yang menjalar ditubuhnya. "Dek dengerin abang, masih ada gua yang selalu ada dan selalu siap siaga kalau lo butuh. Kalau mau apa-apa minta ke gua. Jangan dipendem sendiri," Aksel tersenyum lebar mengacak rambut Aldan gemes.

"Makasih bang gue seneng lo jadi abang gua,bukan orang lain," Aksel ingin ngakak rasanya, kenapa secuek Aldan bisa seromantis ini? Namun Aksel tau kondisi, ia harus tahan gak boleh menghancurkan moment yang begitu langka.

"Nanti jadi kan temenin abang beli kebutuhan rumah?" Aldan mengangguk.

"Ya udah  mau siap-siap dulu," Aldan bangkit, menuju kamar untuk membersihkan diri.Sedangkan Aksel membereskan tugas yang belum selesai. Mungkin nanti malem ia harus lembur kembali.

Tidak pernah terbayang satu tahun telah berlalu, selama itulah rumah ini hanya berisi dua orang anak laki-laki saja, menyiapkan segala kebutuhan sendiri. Namun tetap saja mereka menyewa orang untuk beres-beres rumah. Karna kesibukan yang padat, mereka tidak mempunyai waktu luang untuk membereskan rumah.

Orang lain mungkin memandang rumah ini sepi, namun jangan salah mengira dibalik kesepian masih ada kehangatan yang terasa ramai. Masih ada sikap kepedulian satu sama lain yang membuat mereka merasa aman.

Jam menunjukan pukul dua siang mereka masih mempunyai waktu lenggang menuju malam. Aksel dan Aldan telah bersiap, mereka membagi tugas. Aksel yang mengeluarkan mobil sedangkan Aldan menutup pintu rumah.

Aldan segera memasuk i mobil tetapi, ada sosok pengganggu yang menghalangi niatnya.

"Mau kemana?" Aldan membola matanya jengah,mengapa setiap jam ia harus berhadapan dengan perempuan jahanam?

" bukan urusan lo!" Aldan membuka pintu mobil depan, tidak ada niat an mengurusi Kinara yang tidak pernah bosan mengganggu dirinya.

Menyadari Aldan tidak ada didepan nya buru-buru Kinara memasukan tubuh kedalam mobil. Sebelum mobil meninggalkan dirinya.

"Mau belanja bulanan kan? Ikut deh gabut dirumah gak ada temen,"

Aksel hanya ber-oh ria namun berbeda dengan Aldan yang terlihat tidak suka kehadiran Kinara.

"Bolehkan dan?" Kinara memajukan tubuhnya, mendekat kearah Aldan.

"Serah percuma ngomong sama lo gak ada gunanya!" Kinara mengelus dadanya sabar, menanggapi manusia seperti Aldan tidak boleh dengan emosi harus berkepala dingin.

Mobil melaju membelah jalanan, sesampainya ditoko Aksel mencari tempat ternyaman untuk parkir.

Kemudian memilih kebutuhan yang terpenting seperti : susu, nuggent,sarden jika sewaktu-waktu sedang malas memasak maka mereka memilih memasak sarden dibanding dengan mie instan.

Tidak boleh ketinggalan cemilan snak yang harus siap sedia jika ingin mengemil.

Kinara hanya memngekori Aldan kemana pun ia pergi tanpa ada niatan mengganggu. Karna Kinara tau, Aldan sedang di mode gak mau di ganggu!

Namun mulut Kinara sudah gatel pengen nyerocos sana sini, "Dan beli in ini ya, lupa gak bawa duit," Kinara nyengir sembari mengangkat sebatang coklat yang terbungkus ungu.

"Nyusahin."

"Oke berarti boleh," Kinara tersenyum lebar dan kembali mengambil satu lagi mumpung dapet gratisan.

Kinara mengejar Aldan yang terlebih dahulu meninggalkan dirinya, meraih tangan Aldan untuk ia gandeng. Membuat Aldan reflek menghindar namun Kinara tetap kukuh tidak mau dilepas, "biar gak kelihatan jomblo dan," Aldan tidak menanggapi, ia hanya fokus barang apa yang ia butuhkan.

Diposisi lain Aksel mencari Aldan dan Kinara, dimana dua manusia itu?
Setelah muter-muter dengan mendorong keranjang yang sudah penuh dengan belanjaan, Aksel akhirnya menemuankannya. Tersenyum tipis tumben dua orang tersebut akur.

"Woy romantis sekali adik ku ini,gandeng-gandengan segalak," Aldan melototi Aksel, bukannya Kinara yang gatel ingin digandeng? Kenapa dirinya yang kena?

" iya nih bang diem-diem manja," Kinara ngakak melihat kekesalan di wajah Aldan. Kelakuan Kinara membuat Aldan semakin dilanda emosi, kemudian menghentakkan tangannya agar terlepas dari gandengan Kinara.

"DIEM LO SEMUA!" bentak Aldan.

Kinara membola matanya, namun justru ia melihat teman sekolahnya yang sedang sibuk memilih barang, tanpa pikir panjang lagi Kinara Menghampiri orang tersebut.

"NAVY," Kinara berlarian kecil menuju orang tersebut.

"Yah pangeran ditinggal selingkuh sama tuan putri nya," Aksel menampilkan mimik sedih yang dibuat-buat, membuat Aldan ingin menampol Aksel dengan keras.

"Gak usah banyak bacot!" Aldan memilih meninggalkan Aksel dan berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan.

"Gak usah banyak bacot!" Aldan memilih meninggalkan Aksel dan berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga bisa sering update.

Jangan lupa vote komen biar tambah semangat.

Anisa Pratiwi
Yogyakarta
30/05/20

You Belong To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang