hari ke empat.
Setelah semua rekan kerja dapat memahami standar kualitas produksi...
secara tidak langsung dari sinilah kompetisi dalam lingkar meja kerja mulai menggebu sanubari.Ya, kita mulai membangun pemikiran masing-masing
layaknya sistem sumber daya manusia yang harus siap bersaing...
Bagaimana mengolah kemampuan diri agar bisa menjadi yang terproduktif menciptakan "karya" di satu bagian meja.
Akh... Bukankah itu tujuannya? Mencari sebaik banyaknya "point" karena bekerja memang ditujukan untuk mendapatkan penghasilan bukan?
Ya walaupun tidak mewakili arti sepenuhnya.Namun apapun itu alasannya,
semua adalah murni dari tahap persaingan sumber daya manusia
kita masih tetap selalu kompak dan solid satu sama lain dalam relasi "rekan kerja".Dimulai dari Chandra yang telah ku perkenalkan sebelumnya...
Ternyata orangnya tak pendiam seperti yang kukira diawalnya...
Ternyata dia sangat berisik dan suka sekali bercerita.
Tawa khasnya yang menggelegar dan mempunyai aksen unik tersendiri, dan selalu berhasil membius satu meja hingga perut dibuatnya sakit tertawa.
Super gokil !Yang kedua.
Aku memanggilnya Edi, nama lengkapnya Atmaja Purnowo Edi , seorang pemuda yang bertubuh agak gemuk, dengan gaya yang slenge’an suka menggoda-goda cewek disebelah meja. Orangnya asik, walau sebelumnya aku sempat "ilfil" karena tingkah dia yang super nyebelin...
Bayangkan saja, setiap waktu dia terus bernyanyi mengikuti lagu-lagu yang diputar didalam gedung ini.
Oh iya... disini terdapat speaker aktif besar yang akan selalu menghibur seluruh karyawan melalui lagu-lagu yang diputarnya...
Lambat laun aku yang duduk disebelahnya pun akan merasa bosan dan sebal.
Tapi secara keseluruhan orangnya supel dan asik diajak ngobrol.Yang ketiga Arman,
nama lengkapnya Arman Diantara, pemuda berfisik ideal dan proporsional yang baru lulus Diploma, orangnya pendiam, serius dan jarang sekali bicara apalagi tertawa, tapi sekali ia berbicara, maknanya akan sangat dalam...
Misterius, dalam arti yang sebenarnya.
walau jika dilihat banyak flek hitam dan jerawat diwajahnya namun secara notabene dia adalah pemuda yang ganteng dan tampan, bahkan aku sempat berfikir jika postur dan bentuk tubuhnya adalah hasil dari kegiatan gym, namun menurutnya itu semua terbentuk secara genetik alias alami!Yang keempat.
Dika. Nama lengkapnya Dika Dianto.
Bisa dikatakan dia adalah pemuda dengan usia paling dewasa di kelompok kita.
Awalnya ia bertingkah layaknya seperti anak-anak lainnya.
Sempat tak percaya, setelah saling sharing ternyata dia sudah menikah dan sudah mempunyai anak.
Tubuhnya bisa dibilang kurus, tidak terlalu tinggi dangan gaya rambut berponi khas jepang.
Orangnya terlihat gampang panik dan resah, ia selalu menengok kana kiri entah apa yang sedang ia amati.
Yang paling menonjol adalah...
Orangnya lebih suka bicara jujur dan apa adanya, apalagi dalam menilai sosok Chandra... Dika adalah satu-satunya orang yang tidak dapat menjaga perasaan Chandra.
Apapun yang ada dibenak Dika tentang Chandra, pasti tak segan-segan ia lontarkan. Hahaha... namun entahlah, sekalipun mereka selalu terlibat dalam konflik tapi mereka sepertinya semakin hari semakin akrab dan asik saja...Seperti menghadapi ratusan karakter yang ditemukan dalam tempat yang sama.
Menjadi hiburan tersendiri di rekan satu meja.*****
Hari kelima.
Seperti biasa, aku datang diwaktu paling awal setelah Dika.
Sejenak kulihat papan perform, sebuah papan clip board dengan kertas yang menempel berisi siapa saja nama-nama pekerja yang duduk bersama dalam satu meja di tiap harinya.Sepertinya ada sedikit perubahan daftar nama, karena disana kulihat ada satu nama asing yang hari ini digabungkan menggantikan Anton yang sudah resign semenjak hari masuk pertama.
Tertulis disana, Avin Zahir...
Hmmm, nama yang bagus.Ternyata ada banyak perubahan daftar nama di tiap-tiap meja kerja,
sangat terlihat... hal itu cukup membuat para karyawan mondar-mandir mencari dimana meja baru mereka pada tiap-tiap perform yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIN & HARIS ( BROMANCE )
Non-Fiction"Teman seperti dia sangat banyak diluar sana" "Diluar sana, orang seperti dia sangat mudah dicari" Dua kalimat yang masih kuingat begitu jelas... Dua kalimat yang sebenarnya memiliki makna yang sama. Yah... Sebenarnya kalimat sederhana, namun tidak...