Telah genap satu bulan aku "mengadu nasib" di perusahaan ini.
Untuk taraf pekerjaan yang bisa dibilang "melelahkan" tentu harapan besar juga terselip dengan hasil yang "memuaskan"."Haris."
Panggil seorang bagian keuangan.
Berbeda dengan para senior yang mendapat fasilitas gaji melalui rekening bank, disini karyawan yang masih dalam masa training mendapat upah dalam bentuk tunai amplop.
Hihihi... Sempat dibuat sedikit terkejut...
Gajinya, gajinya bisa dikatakan "kecil"
Sungguh diluar ekspektasi ku sebelumnya...Antara senang dan aneh, hmmm gimana ya…
Jika dibandingkan dengan gaji sewaktu bekerja di salah satu perusahaan di kota Karawang beberapa bulan yang lalu, disini gajinya tergolong kecil, asli…
Bahkan nilainya hanya sekitar 15% dari gajiku sebulan sewaktu masih bekerja di KarawangTapi apapun itu, aku harus tetap bersyukur, lagi pula aku ini masih dalam masa training, dan sudah menjadi konsekuensi ku pula sebelum mendaftarkan diri.
Dan UMR di kota ini, sebenarnya juga termasuk salah satu yang nilainya paling rendah di Jawa Tengah.
Ya. Sangat miris sebenarnya...
Padahal kebutuhan dan biaya hidup di kota ini juga tak kalah besarnya seperti kota-kota kebanyakan di pulau Jawa."Dapet berapa Ris?"
"1.150.000 Vin"
"Kamu Vin?"
"1.200.000"
"Alhamdulillah..."
Kutatap wajah Avin, sejenak kedua tangganya melipat amplop dan menyimpan disaku celananya...
Avin terlihat begitu bahagia dan sangat bersemangat...*****
Aku dan Guntur pulang bersama sore ini, mengarungi jalanan aspal yang terbangun ditengah-tengah areal persawahan, indah dengan tanaman padi masih begitu muda hijaunya. Kuhentikan motor
"Stop..."
Kulihat wajah Guntur, ia cukup terkejut, terheran dengan berkali-kali menengok kanan kiri
"Ada apa Ris?"
Kuamati sejenak sekeliling…
Sawah luas terasering, pepohonan albasiah yang tertanam rapi, ada beberapa pohon kelapa menjulang tinggi menghiasi pinggir jalan, sekejap aku berfikir, ini mirip-mirip seperti foto sawah yang sangat terkenal di pulau bali yang sering kulihat akhir-akhir ini di sosial media, indah sekali terlebih dengan terpaan sinar jingga mentari..."Foto-foto dulu kayaknya bagus"
"Hah?! dasar!"
Guntur lirih tertawa setelah terjawab rasa penasarannya...
"Hehe…"
dan akhirnya kita turun dari masing-masing motor, berjalan kaki menuju pemantang sawah…
Terlihat ditengah sana ada sebuah batu berukuran cukup besar dan bisa dinaiki…
akh benar-benar spot yang bagus untuk karya fotografi."Cekrek... Cekrek..."
Sesekali aku dan Guntur tertawa terbahak mendapati beberapa pose dengan muka konyol dilayar kaca...
Entah sudah yang ke berapa puluh kali tangkapan kamera handphone ku ini"Tuh liat…"
Ucap Guntur dengan jari telunjuk yang mengarah ke arah tengah jalan
Hihihi… sunguh menggelikan, kelakuan kita berdua menjadi tontonan satu keluarga yang terdiri dari dua orangtua dan dua anaknya melaju diatas motor dengan kecepatan lambat…
Mungkin mereka sedang jalan-jalan sore…
Dari kejauhan mereka tampak tertawa ringan melihat tingkah konyol kita yang berkali-kali eksyen dan selfi didepan kamera.
Akh biarkan saja, lagipula aku tidak mengenal siapa mereka hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIN & HARIS ( BROMANCE )
Kurgu Olmayan"Teman seperti dia sangat banyak diluar sana" "Diluar sana, orang seperti dia sangat mudah dicari" Dua kalimat yang masih kuingat begitu jelas... Dua kalimat yang sebenarnya memiliki makna yang sama. Yah... Sebenarnya kalimat sederhana, namun tidak...