Karya Bersama Kita Cinta Kata: Puisi

107 13 0
                                    

Sebuah Kata
Karya Ira

Ada sebuah pikiran yang terutarakan
Ada sebuah rasa yang tersampaikan
Dan ada sebuah hati yang bertautan karenanya

Penuturanmu mampu membuatku tersengat aliran listrik
Bibir manismu mampu membuatku mabuk kepayang
Sentuhanmu mampu membuatku melayang

Namun karenanya juga kita menjadi renggang
Karenanya juga kita memiliki alasan berpisah
Karena kata yang kau lemparkan, kita bisa terikat, juga bisa terputus

Luka dalam Kata
Karya Prametya

Kata itu tersurat, namun kadang tersirat
Ia bisa terdengar, namun tak bisa terjangkau
Bisa terangkai manis, juga tak bisa ditepis
Hingga dengannya bisa datangkan setumpuk happiness

Tapi, kata juga bisa merangkai luka
Tak kasat mata, namun nyatanya itu menganga
Terasa pahit hingga dada rasanya terhimpit
Memberi awalan manis, namun bisa berakhir miris
Membuat diri semakin lama semakin terkikis

Berusaha memberi pesan,
Tapi tinggalkan kenangan
Berusaha sampaikan rasa
Namun dalamnya terdapat luka


Secangkir Imaji
Karya Haszni Khania

Semesta memang selalu cantik
Dengan ramainya tarian huruf-huruf yang begitu otentik
Kata-kata setubuhi bahasa, bersatu merakit cerita
Mengalun dengan merdunya, saat bersua dengan sang juru baca

Bumiku selalu tahu cara-cara membuatku betah berlama-lama
Membolak balikan kertas bertinta kata-kata

Habis waktu untuk membaca
Menyelami cerita berbait mutiara
Keindahan apa yang telah tercipta?

Buku dan secangkir imaji
Romantis sekali mereka ini
Memang pandai mengobrak-abrik emosi
Buku mengantarkan kata pada gerbang memori dikepala
Dan secangkir imaji menguncikannya

Hmmm, lagi-lagi kata membersamai sunyi
Tak sabar menjatuhkannya pada sebait puisi
Agar semesta kembali meromantisasi isi bumi
Dan intuisiku kembali mewarnai pikiran meski sudah berhari-hari

Selamat menyambung kata demi kata untuk memberi makan imajinasi

Hai
Karya Eka Ardilah Febriyanti

Hai, sapa pertama saat kau mengenalku
Hai, kali kedua kau ucap saat kita berbincang hangat di koridor itu
Hai, kembali kau ucapkan saat kita tak sengaja bertemu di kantin tangah hari itu
Hai, lagi kau ucapkan sebelum duduk di sampingku mengawali praktikum dulu
Hai, kudengar lagi saat kau berjalan beriringan denganku
Hai, tegurmu saat melihatku termenung membisu
Hai, kau ucap lagi sebelum mengakku menikmati pesona senja dulu
Hai, akan kuucap saat kita bertemu diakhir batas waktu
Hai, dengan itu akan ku pertanyakan apa arti kebersamaan kita dulu

Redup
Karya Tuniasih

Sesuatu yang berbahaya di dunia adalah kata
Kata yang mampu menembus setiap insan manusia
Yang bisa merubah segalanya
Yang mengantarkan kebahagiaan juga kesedihan

Kata yang bisa menenangkan hati
Juga yang bisa menusuk hati
Menjadi senjata tersadis yang dimiliki
Untuk orang lain dan diri sendiri

Satu kata yang mampu merubah membawa perubahan
Yang spontan diucapkan oleh insan
Hingga tertatih-tatih untuk melakukan perubahan
Sampai otak dan hati membutakan

Ketahuilah setiap kata adalah hati
Setiap kata adalah energi
Yang akan berdampak pada sekitar dan diri sendiri
Yang senantiasa akan berpusat pada otak dan hati

Dua Kata yang Berubah
Karya Elmira Rahmawati

Ku lukis dua kata yang berarti bagi hidup.
Kata yang melambangkan sepasang sahmura yang indah.
Yang mana, sekalipun rinai hujan sore hari turun membasahinya.
Selalu ada kilau yang keluar.
Kebahagiaan dan Cinta adalah dua kata itu.

Tapi waktu akan terus berputar.
Merubah setiap jalannya takdir.
Termasuk merubah dua kata itu menjadi kata yang tak pernah diinginkan.
Bahakan berusaha dienyahkan oleh semua orang.
Perpisahan dan kesedihan adalah dua kata yang mengambil alih jati diri.

Sahmura pun kehilangan kilau indahnya.
Meredup, lalu berlumut karena hujan enggan datang kembali.
Ditinggalkan, lalu tak diacuhkan karena sepasang menjadi sendiri.
Mirisnya takdir membuat kilau tak bisa kembali.
Pasrah sudah diri tak bisa kembali utuh.

Chiasmus
Karya Adhi Anugroho

Tūsīgud uliw
Ū mub ugūlūf wāk muglūb as ulīmu
Ū mub ulīmu wāk muglūb as uākīglūw
Ū mub uākīglūw rūl utu shikīkpūd shish ūsīp
, Hupuru, tis ū as muglūb dīs līwīā
Lim dīs mul, wāk as chīp
Dari bahasa ini, aku sampaikan kalian pada mereka
Aku, Penulis, merapal kalian ‘tuk lahirkan tulisan ini
Kalian yang maknanya citrai kuasa meski tak berkeilahian
Kalian yang suaranya lahirkan makna-makna
Kalian yang wujudnya lahirkan suara-suara
Wahai kata-kata

Dukungan Malam
Karya Elanda Aulya Fadzila

Rembulan di malam ini terlihat berbeda dari biasanya
Sangat cerah seakan menyapa penduduk bumi
Seolah memberikan pancaran semangat dan selamat kepada semua manusia
Selamat sudah mampu melewati hari ini dan semangat untuk hari esok.
Sekarang... pejamkan matamu
Jika semesta saja mendukung, lantas apalagi yang harus dipikirkan?
Sudahlah... pejamkan mata dan berdoa
Panjatkan harapan dan semua keluh kesah kepada sang pemilik semesta
Untuk apa dipikul sendirian kalau di dunia ini memiliki trililunan manusia ditambah Tuhan yang
Maha Kuasa?
Tidurlah... pikirkan lagi esok
Tidak semua masalah harus diselesaikan saat ini juga
Tidak semua beban harus dipikul sepanjang malam
Tidak perlu mengucap banyak kata untuk mendeskripsikan letihmu
Kau hanya butuh istirahat
Istirahatlah... semoga malam ini menjadi malam yang baik untukmu.

***

Hallo, ini adalah karya bersama member Kita Cinta Kata yang pertama, sebuah puisi bertema "Kata".

Begitu banyak hal yang bisa kita gambarkan dengan kata, mewakili hati melalui intuisi. Benar?

Sampai bertemu lagi di Karya Bersama Kita Cinta Kata selanjutnya!

Tertanda,
Kita Cinta Kata.

Berkarya BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang