Bungsu (Cerpen Karya Suci Rachma)

20 2 0
                                    

Selena Repelytha , gadis manis berusia lima belas tahun . Si bungsu penyuka film. Sebenarnya, dia ini anak tunggal. Namun, karena paling muda di antara tiga temannya, ia mendapat gelar si bungsu itu.

Setiap libur sekolah, ia akan menghabiskan waktu untuk menonton film. Baik itu pergi ke bioskop, atau menonton di kamar menggunakan laptop.

"Ma, Selena berangkat dulu ya. A Nico udah jemput!" Ia berteriak seraya berlari ke luar rumah.

"Iya. Hati-hati sayang!" Mama nya menjawab dari dapur dengan suara yang tak kalah kencang.

Selena melihat mobil hitam terparkir di depan gerbang rumah nya. Itu mobil Nico. Mereka selalu berangkat sekolah bersama. Kebetulan, rumah Nico dan Selena hanya berjarak beberapa meter saja .

"Marcel sekolah gak ya? Kemarin dia bilang gak enak badan." Ujar Selena.

"Kamu telfon atuh."

Baru saja akan menelfon, Marcel sudah menghubungi nya terlebih dahulu. "Marcel telfon nih."

"Ya udah, angkat."

Selena menggeser tombol hijau di layar.

"Cel, kamu sekolah gak?"

"..."

"Oh oke. See you ! " Panggilan berakhir.

"Apa katanya?" Tanya Nico tanpa memandang Selena, dia fokus menyetir.

"Marcel diantar papa nya, jadi kita gak usah jemput."

"Oke. Berarti langsung ke rumah Sandra aja?"

"Iya."

Selain Selena, Nico juga berangkat sekolah bersama Sandra dan Marcel. Mereka sahabatan sejak SD, walaupun Selena dan Marcel adalah adik kelas Sandra dan Nico.

Persahabatan itu tidak memandang usia.

•••

Mobil Nico memasuki area sekolah favorit di Jawa Barat. Mereka datang hampir telat kali ini. Sekolah sudah ramai, dan parkiran hampir penuh.

Tidak ada yang menatap kagum, atau mengejar-ngejar ketika turun dari mobil. Mereka bukan kumpulan orang yang sok berkuasa di sekolah, juga bukan most wanted yang di idolakan semua siswa.

Sandra melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, "Udah mau bel nih, kumpul nya jam istirahat aja di kantin ya?"

"Oke." Selena menyatukan ibu jari dan telunjuk nya hingga membentuk huruf O.

"Kamu mau di antar ke kelas, len? Nico bertanya.

"Gak usah. Ke kelas aja masa dianterin, memang nya Selena anak kecil apa?" Selena cemberut, ia tak suka selalu di anggap anak kecil oleh sahabat nya ini.

"Ya kali aja takut ke kelas sendiri. Biasa nya kan sama Marcel." Ujar Sandra.

"Ih, teh Sandra sama aja kaya a Nico." Selena segera menuju kelas nya di lantai tiga.

"Yah, ngambek Nic. Tanggung jawab, kamu!"

"Ajak ngomong tentang film juga baik lagi." Nico pun pergi ke arah timur dari koridor utama untuk menuju gedung kelas dua belas IPA. Sedangkan Sandra ke arah barat, kelas dua belas IPS.

Marcel sudah tiba di kelas lebih dulu. Melihat Selena masuk dengan wajah cemberut, ia langsung menghampiri.

"Masih pagi udah badmood aja."

Selena pura-pura tidak mendengar.

"Kenapa sih? Pasti Nico, ya?" Marcel tidak menggunakan embel-embel 'a' pada Nico, juga tidak memanggil 'teh' pada Sandra.

Berkarya BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang