[Saya tidak memaksa anda untuk vote dan follow, yang saya harapkan kalian menyukai cerita saya. Saya bukan AbdiNegara, tapi hanya keluarga dari kalangan Militer, mohon maaf jika ada kesalahan di cerita ini.]
•••
"NONA!?" Tio yang mendengar ada suara teriak an dari luar pun langsung mendobrak pintu.
"Bantu gue! Jangan ngeliatin aja!" Decak Gisel kesal, sangat kesal.
"Mandiri." Satu kata yang membuat Gisel kembali berdecak malas, sebenar nya Lelaki ini manusia seperti apa si!?
"Please deh! Bantuin gw, sakit tau!"
"Anda bukan makhram saya."
"Ah, lo mah!" Decak nya sembari berusaha berdiri menggunakan tenaga sendiri. "Kamar lo, ada di sana!" Timpal nya kemudian melanjutkan tidur nya.
Kemudian lelaki yang ber name tag Bramantio Damian D. Itu pergi ke tempat yang di arahkan gadis yang menurut nya sangat aneh tadi.
"AAAAAA!!!! KAKAK TENTARA!!! TOLONG GISELLL!!!!" Teriak Gisel yang membuat Tio sedang berjaga di depan langsung mendobrak pintu kemudian berlari ke arah kamar Gisel.
"ADA, APA NONA!?" Tanya nya dengan wajah khawatir di sertai keringat yang bercucuran di dahi nya.
"KAKAK TENTARA!! HIKS..!! ADA KECOA DI DEKET PINTU!! HIKSSS.." Pernyataan Gisel membuat Tio bernafas lega, syukurlah tidak ada apa-apa pikir nya, jika ada yang terjadi pada Gisel, mungkin dia sudah di copot dari jabatan nya sekarang.
"Kamu ini! bikin saya cemas saja!" Gumam nya sambil mengelap keringat yang bercucuran di dahi nya.
"Wow! Fantastic!" Sorak Gisel dengan mata berbinar serta menghapus air mata nya.
"Mulai sekarang, saya akan berjaga di depan pintu kamar kamu." Timpal Tio lalu keluar kamar untuk menuju ruang olahraga yang terdapat di rumah Gisel.
"Ih kak Tentara! Temenin Gisel!! Gisel takut!" Tuntas. Sangar tuntas membuat Mata Tio melotot kemudian ber ekspresi datar seperti biasa.
"Kakak Tentara, kenapa ga jawab Gisel sih! Kakak Tentara jahat!" Pertanyaan yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Tio.
"KAKAK TENTARA!!" Gisel tuntas membuat telinga Tio memerah akibat Malu! Tio sedang berhadapan dengan Gisel sekarang, tidak ada lagi jarak di antara mereka, bahkan deru nafas dan detak jantung Gisel pun terasa di tubuh nya.
Untuk berapa saat mereka bertatapan kemudian saling menjauh, sangat-sangat memalukan! Ayolahh, jika ada mesin waktu mungkin Tio langsung keluar tampa harus merasakan momen seperti ini.
"Saya mau ke ruang Gym." Nada Tio tampak naik satu oktaf.
"Ooo-kee," Jawab Gisel kemudian merebahkan diri nya ketika Tio tuntas keluar dari kamar nya.
Gadis aneh, sesaat bersikap seperti anak jaman sekarang, sesaat bersikap seperti anak kecil, kemudian bersikap layak nya dia lebih tua dari ku. Ah, entah apa yang ku pikir kan ini, sangat tidak berguna.
"Samperin Kakak Tentara yang nyebelin ke Ruang Gym ah!" Ide bagus dari Gisel.
Kemudian, Gisel menuruni tangga dengan hati-hati kemudian berlari menuju ruang gym untuk melihat lelaki yang berhasil membuat nya sesaat sebal dan sesaat lagi merasa aman.
"WOW!" Gisel membulat kan mulut nya ketika melihat perut kotak-kotak yang berada di tubuh Tio.
"Alihkan, pandangan mu! kita bukan sepasang suami-istri! Mengertilah itu Nona!" Sorak Tio yang berhasil membuat Gisel malu, dia sangat malu karena tidak mengingat Nasihat Orang tua dan Abang-Abang nya.
"Eh, Lo Kakak tentara! Nama lo siapa si? Tukang Marah, atau apa?" Ucapan Gisel membuat Tio tersenyum tipis. Sangat tipis, bahkan Gisel tak bisa merasakan jika lawan jenis nya ini sedang tersenyum.
"Nama saya Bramantio Damian Dirgantara." Ucap nya yang membuat Gisel mengangguk.
"Jadi, gw manggil apa? Kakak galak? Atau apa? Bingung ni gw," Ucap nya yang membuat Tio nampak berpikir, apa ya nama yang cocok?"
•••
[Sekian dulu ya slur, nanti comment aja apa nama yang cocok hehe. Nanti gw up lagi kok, sans aja. See you bro.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajudan Galak
Romance[Saya tidak memaksa anda untuk vote dan follow, yang saya harapkan kalian menyukai cerita saya. Saya bukan AbdiNegara, tapi hanya keluarga dari kalangan Militer, mohon maaf jika ada kesalahan di cerita ini.] Grisselia Earlane, gadis yang manja dan p...