Mata kuliah pagi ini sudah selesai, tinggal menunggu mata kuliah selanjutnya.
"Mau kemana kita? Ada jeda waktu 2 jam loh ini" Ucap Risa.
"Gatau, ngikut aja" Ucapku.
"Sama"
"Aku pun"
Ucap Doni dan Fatma bersambungan. "Dih, gak asik lo semua. Untung temen"
Aku memasukkan binder kedalam tasku, lalu ketua kelas memberitahukan bahwa ada tugas yang harus dikumpulkan minggu depan. Kalo begini caranya aku harus ke perpustakaan untuk meminjam buku sebagai referensi.
"Ada yang mau ikut ke perpustakaan?" Tanyaku pada Doni, Risa, dan Fatma. Mereka saling berpandangan kemudian menggelengkan kepala.
"Oke oke, kalo gitu aku mau ke perpustakaan, dan kalian tunggu disini. Jangan ninggalin!" Kataku.
"Siap Nay! Kalem aja" Ucap Risa.
Aku melangkahkan kaki ku ke perpustakaan, butuh sekitar 2 menit untuk sampai ke perpustakaan karena kebetulan kelas pagi hari ini ada di lantai atas.
Sekarang aku sudah berada di perpustakaan, tidak lupa mencantumkan nama di buku tamu perpustakaan, udah kaya kondangan ya hehe.
"Pak boleh pinjam kunci lemari buku yang itu?" Tanyaku pada petugas perpustakaan.
"Boleh, sebentar ya mau dicari dulu" Jawabnya. Aku memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan, memang dikampus ini lemari setiap buku selalu di kunci, dan untuk mendapatkan kuncinya membutuhkan waktu dan harus rela menunggu, karena kuncinya selalu tercampur dengan kunci lemari yang lain, akhirnya setelah menunggu kunci nya dapat juga. Aku mulai membuka lemarinya dan mencari buku yang akan aku pinjam, aku melihat berbagai judul buku tapi akan ku lihat dulu isinya. Baru saja aku membuka daftar isi tiba-tiba ada orang yang memanggilku.
"Permisi" Ucap seseorang yang tidak aku kenal.
"Iya?" Ucapku.
"Saya mau pinjam buku itu, boleh kasih sama saya?" Ucapnya.
"Oh iya, ini ambil aja" Aku memberikan bukunya kepada dia, padahal belum sempat aku lihat dulu. Aku kembali mencari buku yang aku inginkan dan lengkap untuk dijadikan sebuah referensi.
"Nay udah belum sih ko lama banget ah" Aku cukup tersentak kaget karena ada yang berbicara dibelakang, aku memutar tubuhku ke belakang dan yang kudapati adalah Risa.
"Bentar lagi, ini belum nemu" Ucapku.
"Yaudah, gue bantu deh" Akhirnya Risa membantu mencarikan buku yang aku inginkan.
"Ini aja nih kayanya lengkap deh" Ucap Risa sambil menunjukkan buku kepadaku.
"Mana coba liat dulu" Aku berniat untuk mengambil buku yang ada di tangan Risa, namun Risa menolak untuk memberikannya.
"Udah lah gausah dilihat dulu, percaya aja sama gue. Nanti tambah lama" Risa membawa buku itu ke petugas perpustakaan, dan aku yang kesal mengikutinya.
"Mana kartu perpustakaan lo?" Aku mengambil kartu perpustakaan yang aku simpan di dalam tas ku. Setelah semua selesai aku dan Risa pergi keluar dan menghampiri Doni juga Fatma yang berada di parkiran.
"Udah? Lama banget lo, nyari buku apa nyari jodoh?" Tanya Doni kepadaku.
"Diem, gue masih kesel sama lo" Ucapku kepada Doni.
"Mau sampai kapan sih Nay, kesel terus mah gak gue jajanin lo" Ucap Doni
"Punya duit gitu? Kaya yang nyisa aja duit lo kan habis modifikasi motor"
"Hehe tau aja duit gue gak nyisa, udah dong lah gausah ngambek-ngambekan. Eh katanya Fatma mau ngekos nih, gue mah udah feeling aja bakalan dijadiin tukang angkut barang barangnya dia" Ucap Doni sambil melirik Fatma.
"Apa sih? Gamau hah? Gitu banget jadi temen" Ucap Fatma.
"Emang mau ngekost dimana sih?" Tanyaku kepada Fatma.
"Ya deket sini sini aja lah, ini mau kemana sih? Mau ngobrol aja gitu disini? Panas loh" Ucap Fatma.
"Kita makan aja dulu yuk, laper nih" Ajak Doni. Kami sepakat untuk makan dulu, aku sudah duduk di motor dengan Risa, tiba-tiba aku merasa hp ku bergetar, aku mengambil hp dengan lumayan susah karena hp nya kusimpan disaku celana.
Aku tidak bisa melihat siapa yang menelpon karena terlalu silau, aku langsung mengangkatnya dan memasang telepon ku ditelinga.
"Hallo" Ucapku.
"Kamu dimana Naya?" Salman! Ah sial aku kira siapa, kalo saja tau dari dia mungkin tidak aku angkat.
Sepanjang perjalanan aku mengobrol dengan Salman itupun dengan susah payah karena jalanan bising dan Salman dengan egois nya tidak mau mematikan telepon meskipun dia tahu kalo aku sedang dalam perjalanan dan ini berisik sekali, akupun sudah beberapa kali memintanya untuk mematikan telepon tapi dia terus saja menolak, aku juga sudah berusaha untuk mematikan telepon tapi dia terus saja berbicara.
Akhirnya aku, Risa, Doni, dan Fatma sampai ditujuan, aku memaksa mematikan telepon karena sudah terlalu kesal. Dan kami berempat masuk ke tempat makan lalu memcari tempat duduk yang kosong. Kami mulai memesan apa yang ingin kami makan.
"Bentar ya aku ke toilet dulu" Ucapku.
"Jangan lama Nay" Ucap Risa. Aku mengacungkan jempol dan pergi ke toilet. Aku melihat wajahku dan oh ini sudah tidak enak sekali dipandang, aku mulai memoles ulang make up tipisku agar kelihatan lebih segar, setelah selesai aku memastikan kalo semuanya telah oke. Aku melangkahkan kaki ku keluar tapi tiba-tiba.
Brukk.
Aku terlonjak kaget dan hampir menjerit melihat seorang lelaki jatuh dihadapan ku tapi rasanya aku ingin tertawa juga, aku mendekat dan melihatnya dia meringis entah kesakitan atau malu.
"Ayo aku bantu berdiri" Ucapku, dia mengulurkan tangannya dan aku menariknya untuk berdiri.
Oh tuhan! Ternyata dia lagi, dia yang meminta buku yang sedang aku pegang di perpustakaan.
"Terimakasih ya, permisi saya duluan" Ucapnya. Aku menganggukan kepalaku dan aku juga kembali ke meja makan ku.
"Nay tadi ada cowok ngasih ini nih, tapi pas ditanya siapa dia bilangnya kamu bakalan tau" Ucap Fatma sambil menyodorkan sebuah kotak dengan bungkus bercorak. Aku cukup heran dengan yang aku terima, ini apa dan dari siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
RandomDia datang saat aku sudah bisa melupakannya Dia datang saat hati ini sudah merelakannya Dia datang saat hati ini sudah mengikhlaskannya pergi. Mengapa dia datang kembali? Belum cukupkah dia menyiksa hatiku dalam dua tahun ini.