the turth 4

2.9K 136 61
                                    

" Jung, kau yakin tidak ingin menemui nya? Ini sudah satu tahun berlalu. Kau tau dia selalu datang dan menangis. Terus menanyakan mu. Dia merindukan mu , aku tidak tega terus membohonginya Jung " terang Seokjin yang sudah kehabisan kata untuk terus membujuk sang adik agar menemui kekasihnya, Park Jiyeon.

" Aku tidak bisa menemui nya Hyung, kau tau benar alasan ku. Cukup melihat nya dari jauh itu sudah membuat ku bahagia Hyung. Aku mencintainya, sangat dan aku tidak ingin membebani nya Hyung. Dan terima kasih sudah ikut membantunya mengelola toko bunga itu
Dia terlihat sangat bahagia sekarang "

" Apa kau tidak percaya kalau dia begitu mencintaimu Jung? Jika kau percaya pada cinta nya maka kau tidak akan melakukan ini padanya "

" Aku mencintainya Hyung, sangat. Oleh sebab itu aku ingin dia mendapat yang terbaik " lirihnya saat Seokjin pergi keluar dari ruangan nya.

The Truth

Hatinya hampa, kosong, sepi sama seperti tempat yang dia jajaki saat ini. Sebuah taman yang sering dia kunjungi dulu bersama sang kekasih. Dulu, satu tahun yang lalu sebelum kekasihnya hilang bagai ditelan bumi.

Dari jauh seorang laki-laki berbaju hitam memandang sendu kearahnya. Tersenyum saat melihat wanita pujaan menatap langit dan mengajak bintang berbicara.

" Aku merindukan mu sayang " lirihnya, menatap sang pujaan hati sedikit lama dan membalikkan badan setelah itu, tepat saat sang gadis memandang nya dengan mimik muka bingung.

" Aku sering melihatnya seorang diri disini. Siapa sebenarnya laki laki itu? " Ucapnya kemudian beranjak pergi. Pulang, ini sudah terlalu larut.

Hari hari berlalu, toko nya semakin ramai setiap harinya. Dia wanita yang ramah, oleh itulah banyak yang suka membeli bunga di tokonya. Dan hari inipun sama dia melihat laki-laki itu lagi. Laki-laki berpakaian serba hitam dengan topi di kepala nya. Dia sering bertanya kenapa laki-laki itu selalu memperhatikan nya. Baiklah dia akan mencari tau sekarang.

Sama seperti malam-malam biasanya dia akan duduk termenung di taman yang selalu dia kunjungi sebelum pulang. Sudah 1 tahun ini dia lakukan itu, semenjak sang kekasih meninggalkan nya dan pergi tanpa jejak.

" Kau benar-benar tidak ingin bertemu denganku oppa? " Monolog nya seorang diri. Memaksakan senyum saat perih itu datang lagi.

" Kau benar-benar meninggalkanku sendirian sekarang?" Lanjutnya dengan suara serak seperti menahan Isak.

Dari tempat yang biasa dia pijak untuk melihat sang kekasih laki-laki itupun memandang sendu sang pujaan.

" Aku tidak pernah meninggalkan mu sayang, aku selalu disini melihat mu ". Ucapnya masih dengan melihat sang jelita lekat.

Sang jelita beranjak pergi dari tempat duduknya berniat akan pulang. Maka diapun melakukan hal yang sama. Berbalik, berusaha melangkah untuk berjalan pulang sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.

" Jeon Jungkook "

The Truth

Dia hendak melangkah lagi, namun suara familiar mengalun lembut menyapa rungunya. Suara yang selalu dia rindukan.

" Jeon Jungkook, aku tau kau mendengar ku " berusaha abaikan agar terlihat bukan dia yang dipanggil walau memang hanya ada mereka berdua disini.

" Jungie oppa " lagi, suara lembut itu mengalun lembut ditelinga nya.

" Kenapa kau berusaha menghindar dariku oppa?"

Tetap berusaha untuk tidak berbalik, dia benar-benar belum siap bertemu sang jelita.

" Maaf, seperti nya Anda salah orang Nona. Saya bukan Jeon Jungkook yang anda kenal " masih tetep tidak ingin berbalik. Masih tetap berdiri pada pijakannya dan menghadap jalan di depannya.

ONESHOOT ( JIYKOOK )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang