Prolog

163 12 0
                                    

"Darah itu melambang nyawa, jika kau memberikan darahmu padanya, itu sama seperti kau memberikan nyawamu. Kau telah mengikat jiwamu padanya nak, kau tidak akan bisa lari, karena kalian sudah terikat takdir."

Itina termangu, matanya bergerak gelisa karena informasi yang baru didengarnya.

"Tapi aku melakukannya untuk menyalamatkan nyawanya.. Itu hanya hal yang harus dilakukan agar penyembuhannya bekerja! dan lagi hanya aku yang memberikan darahku sementara ia tidak. Bagaimana mungkin kami bisa terikat."

Raylee menatap gadis muda itu lekat.

"Ritual penyembuhan yang kau lakukan adalah ritual langkah. Itu ada sejak berabad-abad yang lalu dan tidak semua bisa melakukannya. Ritual penyembuhan itu terakhir dilakukan seorang tabib pada istrinya beratus-ratus tahun lalu bahkan sebelum masa Quartri, dan tabib itu berakhir tewas mengering karena darah dan haranya disedot habis oleh istrinya," jelasnya.

"Lalu apa yang terjadi dengan istri tabib itu?"

"Istrinyapun ikut tewas, tubuhnya tak mampu menerima energi yang dihasilkan dari prosedur penyembuhan itu. Tubuhnya berakhir tak bisa menampung hara sang tabib, dan tubuhnya berakhir mengikis hingga tak tersisa satupun dari dirinya."

Kepanikan semakin jelas pada gerak-gerik Intina, wajahnya nampak pias mendengar penjelasan Raylee.

"Lalu bagaimana bisa penyembuhan yang aku lakukan berakhir membuatku terikat pada Garandla? Maksudku apakah hal itu menjadikan kami pasangan? Itu terdengar mustahil."

Raylee tersenyum.

"Apakah pernah mendengarkan tentang rubia ramor?"

Mata Itina melebar, ia sontak menutup mulutnya saat mendengar dua kata terakhir dari mulut Raylee.

"Kau dan Garadla terpilih Itina. Efek dari penyembuhan yang kau lakukan padanya sangat besar, kau memberikan pria itu kehidupan dari keterbatasan yang kau miliki. Di situ kau memberi ketulusan, kesabaran dan pengorbanan dan tiga elemen itu dipercaya sebagai dasar cinta bagi yang bangsa Dahrama. Kau taukan artinya? Kau dan Garandla sekarang satu," lanjut Raylee.

"Tapi.. Aku melakukannya karena kasihan," cicit Itina.

"Tidak ada rasa kasihan yang membuatmu relah mempertaruhkan nyawamu pada ritual penyembuhan yang mustahil berhasil. Apa yang kau lakukan melambangkan tiga elemen cinta yang sesunggunya. Kau tulus saat menolongnya hingga relah melakukan penyembuhan itu, kau sabar saat menjaganya tetap sadar bahkan ketika tenagamu pun hampir habis dan yang paling penting kau memberikan darahmu padanya, seperti yang ku bilang di awal tadi, darah melambangkan nyawa, ketika kau memutuskan memberikan darahmu untuknya, maka kau memutuskan memberikan nyawamu padanya yang berarti kau mau berkorban untuknya."

Itina termenung. Penjelasan Raylee jelas membuatnya terpukul. Ia takut, gugup dan bingung. Ia tidak menyangka apa yang dilakukan pada putra klan Ragria itu berakhir membuatnya terikat dengannya atau dengan kata lain mereka sekarang adalah pasangan sehidup-semati.

Tapi bagaimana mungkin ia dan pria dingin dengan sifat yang menyeramkan itu menjadi pasangan? Itu mustahil. Dan juga ia sudah melarikan diri darinya, mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Ya tidak akan pernah. Ia sangat yakin.
***

Selamat datang di cerita fantasi saya yang pertama. Saya jamin kalian akan sangat menyuka cerita ini.

The Story Of DahramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang