---------- Happy Reading! ----------
.
.
.
.
"Tiup lilinnya... Tiup lilinnya... Tiup lilinnya sekarang juga... Sekarang juga... Sekarang jugaaa..."
Sorak sorak nyanyian itu menggema di sebuah ballroom hotel yang sudah di sulap menjadi istana bak Disney princess malam ini. Pesta semakin riuh dengan tepuk tangan para tamu ketika kedua gadis cantik ini meniup lilin di atas cake besarnya.
Irene dan Wendy. Kedua putri kembar konglomerat Korea Lee Donghae dengan sang istri Tiffany berulang tahun yang ke-24. Bak pinang dibelah dua, baik Irene dan Wendy mengenakan dress softpink identik dan sebuah mahkota kecil dan sepatu senada seperti seorang ratu.
Meskipun tidak identik, keduanya sama sama memiliki paras cantik dengan kulit putih bersih nya membuat siapapun pria yang melihat akan jatuh dalam pesona mereka.
"Selamat ulang tahun, sayang." Tiffany memeluk kedua putrinya dengan bergantian.
"Terimakasih, Ma." Irene menjawab pelan lalu menghampiri seseorang yang dari tadi tersenyum sembari memperhatikannya.
Irene berhambur ke pelukannya, "kenapa baru datang?"
"Maaf, aku lupa ternyata masih ada satu kolega yang masih harus ku temui. Selamat ulang tahun, dear. I love you." Ucapnya lalu mengecup singkat bibir gadisnya.
"Terimakasih, lalu di mana hadiah untukku?" Irene mengerjap lucu.
"Tentu saja ada, tunggu sebentar."
Chanyeol. Pujaan hati Irene. Seorang CEO dari perusahaan produksi kapal pesiar terbesar se-Asia. Bukankah ini kehidupan seorang princess di dunia nyata? Bagian mana yang tak manis? Dan Irene menyukai kehidupannya yang sekarang. Gadis ini lupa jika suatu hari kehidupannya akan berubah.
Chanyeol mengambil kotak kecil dari dalam saku jas nya. Membawanya kehadapan gadis cantiknya yang masih saja menunggui kadonya. Benar benar manis.
"Semoga kau menyukainya."
Chanyeol membuka kotak itu. Perlahan tapi pasti, Irene berbinar melihat isi kotaknya. Sebuah kalung berlian dengan bandul bulan sabit yang terlihat begitu mewah, namun sederhana. Chanyeol memang pandai memilih selera.
"Aku menyukainya. Terimakasih, sayang." Irene memekik kecil lalu mencubit sekilas pipi kekasihnya itu.
Tidak, ia bukan Chanyeol yang tidak tahu malu menciumnya di depan umum.
"Itu spesial, kamu tau kenapa?"
"Kenapa memang?"
"Di belakang bandul itu tertulis nama kita. Aku sengaja merancangnya sendiri bulan lalu ketika perjalanan bisnis ke Dubai. Coba kamu lihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason ; Chanrene
Fanfictionℳ ─ 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒆𝒃𝒂𝒕. 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒌𝒉𝒊𝒂𝒏𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒌𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒌𝒖.