Messages

1.7K 177 31
                                        

Suara bel terdengar nyaring mengisi seluruh penjuru sekolah. Sori dan Rana memutuskan untuk pergi ke kantin dan makan siang. Anak-anak lain juga tampak antusias untuk makan di kantin karena menu yang tersedia hari ini adalah bulgogi.

Setelah mengantre selama beberapa menit, mereka akhirnya bisa duduk dengan santai. Sori tampaknya senang sekali dengan menu hari ini.

"Wah, bulgogi kantin memang yang terbaik."

Rana mencibir. "Kau bahkan biasa makan daging yang lebih mahal dari ini."

"Rasanya berbeda, Rana-ya. Ini benar-benar sangat enak. Aku selalu suka makanan kantin," kataya sambil melahap satu suapan. "Apa aku minta Ayah mempekerjakan kokinya di rumah saja, ya?"

"Kalau begitu nanti kita makan apa di sini?"

"Hm ... benar juga. Aku tidak boleh egois."

Rana menggeleng-gelengkan kepala. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran temannya yang polos.

Getaran yang terasa dari saku mantelnya mengalihkan perhatian Sori dari makanan. Dia meraih ponsel dan membaca pesan yang masuk. Dari Seokjin yang menyuruhnya untuk tidak melupakan makan siang. Sori tertawa kecil dan membalas.

Setelah selesai mengetik pesan balasan, dia jadi teringat pada tunangannya. Sudah beberapa hari mereka tidak bertemu karena Yoongi memiliki jadwal pergi keluar kota. Meski begitu, mereka tidak lupa untuk saling bertukar kabar sesekali. Jadi sekalian saja gadis itu mengirim pesan.

Jangan lupa makan siang dan jaga kesehatanmu, Oppa.

Ya. Kau juga.

Sori mendengus sebal melihat balasan singkat yang diberikan pria itu. Dia kemudian mengetik sesuatu lagi.

Aku mencintaimu~.

Sambil menunggu balasan dia melanjutkan makan. Berkali-kali dia mengecek ponselnya menunggu balasan tapi tidak ada. Padahal jelas-jelas status pesannya sudah dibaca. Apa dia lupa?

Hingga Sori menghabiskan makanannya dan bel pulang sekolah sudah berbunyi, gadis itu masih belum mendapatkan balasan. Apa sulitnya membalas 'ya, aku juga mencintaimu' atau 'aku juga' seperti yang biasa Yoongi jawab dengan balasan singkat?

Wajah murung Sori tidak luput dari perhatian Rana. Sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, dia bertanya, "Kenapa lagi wajahmu itu?"

"Dia tidak membalas pesanku."

"Wajar, kan. Tunanganmu itu orang sibuk. Jangan merajuk terus, dasar kau gadis remaja."

Sori mencibir. "Memangnya kau bukan remaja, huh?"

"Aku juga masih remaja, tapi aku tidak berpacaran dengan seorang ahjussi."

"Umurnya masih 27 tahun dan wajahnya masih terlihat seperti remaja. Jangan memanggilnya ahjussi, kau gadis jahat!"

Rana memutar bola mata malas. Terkadang Sori bersikap terlalu berlebihan. Terutama jika sedang merajuk. Mungkin karena gadis itu anak perempuan satu-satunya di keluarga, jadi orang tua dan kakak laki-lakinya selalu memanjakannya. Selain itu, mungkin saja karena dia juga anak orang kaya yang selalu terpenuhi kebutuhannya jadi Sori sering bersikap manja. Yah, walaupun sikapnya itu masih terbilang wajar dan menggemaskan. Rana juga kadang gemas sendiri dengan kelakuan temannya satu itu.

"Memangnya kau mengirim pesan apa padanya, sih?"

Sori mengusap layar ponselnya dan menunjukkan ruang obrolannya dengan Yoongi.

My Little FianceeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang