4- Apa Itu Rindu?

82 2 0
                                    

RINDU itu satu kata berjuta rasa.

[ Be With You ]


Malam ini bintang terlihat begitu banyak di langit, namun tak mampu membuat mood Kania kembali seperti sedia kala.

Di dalam mobil, gadis itu hanya memandang datar bintang-bintang di atasnya lewat kaca mobil.

Di dalam otaknya masih terbayang-bayang semua adegan yang tadi terjadi di acara pesta pertunangannya.

Kania masih belum bisa terima, bahwa dirinya dan Ervan sekarang sudah terikat di dalam sebuah hubungan yang selangkah lagi maju ke pelaminan.

Bukannya Kania tidak suka. Hanya saja Kania masih ragu, kalau Ervan adalah takdir yang memang sudah Tuhan siapkan untuk dirinya.

Semuanya terasa begitu cepat, dan juga tiba-tiba untuk Kania. Di jodohkan dengan Ervan, kembalinya Ervan ke indonesia, dan pertunangannya dengan Ervan. Semua itu masih belum dapat Kania cerna dengan baik.

"Kak! kok bengong sih dari tadi?" tanya Sania yang duduk di bangku belakang bersama Kakaknya.

"Siapa yang bengong? nggak tuh."

"Kamu kenapa, Sayang? masih kepikiran tentang di hotel tadi, ya?"

"Bunda ... apa Kania harus tetap melanjutkan ini sama Pak Ervan?" Tiba-tiba mobil itu mendadak berhenti, hingga membuat Kania, Sania, dan Bundanya terkejut.

"Ayah, kok ngerem mendadak sih?"

"Kania! apa maksud kamu bicara seperti itu? kamu lupa, tadi di hotel kamu ngapain? tunangan Kania! terus kenapa sekarang kamu ngomong kayak gitu, seakan kamu gak yakin sama Ervan."

"Ayah benar. Kania memang nggak yakin sama Pak Ervan. Ayah ... apa Kania nyusahin, Ayah? sampai-sampai Ayah pengen agar Kania cepat menikah."

"Jangan bicara asal kamu. Kamu sama sekali nggak pernah nyusahin Ayah."

"Lalu kenapa Ayah memaksa Kania begini? Kania nggak mau sama Pak Ervan yah, Kania mohon."

"Jangan buat Ayah malu Kania. Apa salahnya menjalani dulu, bukankah kamu sudah janji akan menjalaninya terlebih dahulu baru bisa memutuskan untuk bertahan atau kamu tinggalkan? kenapa sekarang berubah lagi!"

"Ayah, pelan-pelan ngomongnya sama Kania. Maksud Kania mungkin bukan begitu."

"Sudah Bunda. Bunda jangan terlalu memanjakan Kania, begini jadinya dia sekarang. Melanggar janji sesukannya. "

"Ayah gak suka ya Kania ada anak Ayah yang gak bisa pegang ucapannya." Herman kembali menginjak gas dan menjalankan mobilnya.

Kania hanya diam menatap ke luar jendela. Dalam hati ia ingin sekali melanggar janji yang telah di buatnya. Tapi di sisi lain, Ayah dan Bundanya tak pernah mengajarkan Kania untuk menjadi orang yang apabila berjanji ia mengingkari.

Kania mengerti, apa konsekuensi yang akan di terima keluarga Kania dan Keluarganya Ervan jika tiba-tiba saja Kania memutuskan hubungan begitu saja.

Lalu bagaimana dengan perasaannya? dalam hatinya sama sekali belum merasakan ada keyakinan kepada Ervan. Entah lama kelamaan rasa percaya itu akan ada, atau mungkin justru tidak akan pernah ada.

KANIA & ERVAN [ Be With You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang