Awal mula

39 10 3
                                    

Kriing!
Suara bel istirahat pertama di Madrasah Aliyah Negri itu terdengar melengking di semua sudut sekolah. Pertanda ujian pertama hari ini telah selesai. Matematika. Pelajaran yang paling tak di sukai siswa di kelas itu, kelas yang bertuliskan 'Xl Ilmu Bahasa dan Budaya' di papan kecil tepat di atas pintu. Sorak-sorai siswa yang di tinggalkan pengawas itu terdengar hingga kelas sebelah,
Sorakan itu berasal dari mulut-mulut mereka yang tak mengerjakan soal sedari bel masuk jam 7 tadi. Ada yang tertidur hingga tergambar peta Lombok di mejanya, ada yang ngehalu cengar-cengir nggak jelas, ada yang sibuk otak-atik handphone, ada juga yang mengalirkan profesi kreatifnya menyulap kertas soal menjadi pesawat, mereka benar-benar luar biasa.
Hanya 3 atau 5 siswa dari mereka yang mengerjakan karena memang mengerti. Untungnya mereka bisa di jadikan teman baik saat ujian. Kompak mereka tak bisa dikalahkan anak-anak kelas lain karena kompak mereka tak kenal belajar atau ujian sekalipun.

Klek. Pintu kelas sedetik lagi akan terbuka. Sorak-sorai dan aktivitas lari-larian mencari jawaban terhenti, mereka serempak melototi pintu yang hampir terbuka. Dengan kecepatan kilat, wuussshhh...

Tok tak tok tak
Suara langkah guru BP garang yang mengawas di kelas itu menurunkan kacamatanya sampai hidung, merasa kacamatanya itu berbohong atas apa yang dia lihat.

"Tadi perasaan ada suara ribut," umpatnya yang terdengar pelan sambil memperbaiki kacamatanya dan berjalan angkuh bak model sepatu menuju meja guru.
"Bagus anak-anak, kalok ujian itu harus hening kayak gini. Tertib. Nggak boleh tengok kanan kiri apalagi kerja sama. Ibu kasi waktu tinggal 5 menit lagi."

Mereka tengah sibuk menyalin jawaban temannya, tak peduli apa kata gurunya di depannya.

"Masih ada waktu, buruan woi" bisik salah satu siswa pada teman di sebelahnya.
"Gasspool..." tulisan tak dilihat, mata hanya fokus pada lembaran contekan dan tangan mereka sibuk gesit mencatat. 3 menit jadi.

Suara dorongan meja dan kursi mulai terdengar gaduh, tanda mereka sudah selesai mengerjakan. Entah masalah benar atau tidak, yang penting jadi. (Wkwkwk true gak tuh:v)
Sebagian dari mereka keluar kelas, sebagian lagi melakukan kesibukan masing-masing. Masih sepi. Kelas sebelah masih sibuk berkutat dengan soal-soal dan angka-angka yang semuanya tak ada huruf abjad sekalimat pun.

"Ca, belanja gak? Mumpung kantin masih sepi nih" kata Tara sambil memperbaiki jilbabnya yang sedikit miring.
"Nay lu ngapain sih? Cobak deh fokus lu gitu pas ngerjain ujian tadi, mungkin kita gak ikutan deg-degan nyontek"
"Elah Ra, aku sekalipun pelototin tu soal tanpa kedip pun gabakal bisa. Otak akutu gak nampung angka-angka" sahut kanaya sambil memasukkan handphone kedalam saku rok.
"Yok kantin, laper. Kita Dhuha ntar aja ya, ntar ngga fokus kita sholat kalo masih mikirin makan" kini Nisa si ibu ustazah angkat bicara.

Mereka berjalan menyusuri koridor,anak-anak kelas lain sudah pada keluar semua. Kantin kini sesak, tak ada tempat bahkan hanya untuk memesan saja.

"Duh laper akutuh guys, sepertinya alam dan bibi kantin tak berpihak padaku hari ini. Ca, salah lu nih, pakek lama juga tadi" Tara mulai ngeluh dengan keadaan perutnya yang keroncongan.
"Iyaiya maaf, cari tempat duduk dulu yuk. Noh deket jendela kosong. Buru ntar di ambil yang lain" Ica menarik tangan dua sahabatnya itu.

"Ra, kamu bawa seragam? Kita latihan ntar, jam 4. Sinpai nge wa di group nih" Kanaya menghadapkan layar hpnya pada Tara.
"Kita latihan full minggu ini, persiapan ultah sekolah minggu depan"
"Iyee ibuk, tapi tolonglah bayi-bayiku ini meronta-ronta butuh asupan"
"Tara, kalo ngomong biasa ajaaa, gausah alay. taukan kata-kata itu adalah do'a? Ntar kamu tetiba berisi gimana? Gaikut lah lu pertunjukan besok. wkwk canda berisi " Nisa tertawa:v
"Tau nih Tara, alay. maen ceplas-ceplos ae. Guys, ada siswa dari sekolah lain juga loh. Masing-masing dari ekskul mereka di bantu. Biar tambah rame keknya" Kanaya turut menyambung.
"Masak? Hmmm aku pen liat wajah-wajah baru. Aku bosen bet liat akhy-akhy kw berkeliaran ngerayu ade kelas,
"Nay, dari ekskul kita ada orang luar juga gak?"
"Adalaaah, anak kuliahan" jawab Kanaya sambil menyunggingkan senyum dan mengangkat alisnya pada Tara.

To be continue ya:)
Ceritanya masih panjang loh. Tapi ini dulu ya, hehee
Janlupa vote dan coment.
Terima kasih:)

Muda & Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang