8. Kerinduan Tanpa Akhir

16 5 0
                                    

Hari terus berlalu namun rindu gadis itu tak kunjung reda

Dea yang setiap hari tak sedetikpun bisa menepis rindunya kepada kekasihnya itu
Meskipun Afhandi menepati janjinya untuk selalu menghubungi Dea di setiap harinya

Namun, Dea merasa belum lega jika belum bertemu dengan Afhandi. Telpon dan Video Call tak mampu meredakan rindunya itu.

3 tahun berlalu

Dea yang sampai sekarang masih menjadi Akuntan Perusaahaan Swasta itu ternyata tak menoleh tawaran-tawaran dari lain perusahaan yang tentunya menawarkan Insentif gaji yang lebih tinggi dan jabatan yang tinggi.
Dea memang tidak berubah. Dia memang bukan perempuan yang gila jabatan
Menurutnya dengan menjalani pekerjaan sesuai dengan kemampuannya itu lebih dari cukup.
Sampai akhirnya Gaji Dea pun dinaikkan lebih tinggi sebagai bentuk apresiasi perusahaan kepada Deana yang setia dengan perusahannya itu.

Dea yang masih sibuk dengan laporannya itu tiba-tiba terkejut dengan suara dering telpon yang berisik di ponselnya.

Seketika Dea pun langsung menggeser tanda hijaunya dan menjawab telpon tanpa melihat siapa yang menelponnya

"Halo Dea. Apa kau masih mengenali suaraku? " Ucap lak-laki di seberang telpon sana

Dea yang mendengar suara itu pun langsung membulatkan matanya seolah terkejut dan langsung melihat nomor telpon yang tidak ia kenali yang ada di layar HPnya.
Tapi bagaimana Dea bisa lupa dengan suara itu?

"Kio. Ada apa kau menelponku?" Jawab Dea singkat

"Wah ternyata kau masih mengingatku yaa. Sekarang aku lagi di tugasin di kota Medan. Dan ternyata tempat aku ditugasin itu dekat dengan perusahaan tempatmu bekerja. Aku mau ketemu kamu siang nanti. Ada yang harus aku sampaikan" jawab laki-laki yang sedang menelpon Dea yang tak lain ialah mantannya. Kio.

"Gak bisa ya ngomonginnya di telpon aja kio? " jawab Dea sopan

" Maaf Dea. Hal ini penting bagi aku dan aku mau menemuimu. Emang kamu gak rindu aku apa? Haha" jawab Kio sambil sedikit terkekeh

Rindu? Ya sebenernya Dea ingin bertemu dengan Kio. Tapi tidak untuk mengulang masalalunya. Dia hanya ingin memastikan bahwa Kio benar-benar berubah. Untuk masalah rindu. Tentu saja tak melebihi rindu Dea kepada Afhan

"Baiklah. Aku istirahat jam 12.30 wib. Di cafe Lins ya" jawab Dea kepada Kio

"Oke siap bos" balas Kio dengan penuh bahagia karena tawarannya diterima

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 wib. Dea sampai lupa kalau dia sudah punya janji untuk menemui Kio di Kafe dekat kantornya.
Langsung saja ketika Dea mengingatnya Dea langsung mengendarai mobilnya untuk menuju Kafe yang telah dijanjikan tadi.

Sesampainya disana, sudah terlihat di tempat duduk di pojok kanan ada seseorang yang tak asing lagi di mata Dea. Sosok Kio yang dulu sangat dicintainya. Kio yang sudah menunggunya sejak 1 jam yang lalu

"Akhirnya wanita karier ini datang juga. Dea kamu makin cantik ya sekarang" ledek Kio kepada Dea

" Maaf ya aku telat. Tadi banyak urusan pekerjaan. Makasih ya kio. Kamu juga terlihat lebih dewasa sekarang haha" balas kia seraya meledek Kio

Mereka pun memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Banyak hal yang mereka bicarakan. Tak terkecuali masa lalu mereka dulu
Sampai Kio pun mengatakannya kepada Dea lagi.

"Dea. Aku masih cinta sama kamu. Apa gak ada lagi kesempatan buat aku sama kamu?" Tanya Kio dengan wajah seriusnya

Iya benar. Kio memang sudah jauh berubah. Bahkan Dea yang sempat mencari tau kabar Kio diam-diam kepada teman akrabnya untuk memastikan apakah benar Kio berubah atau tidak. Ternyata Kio benar-benar berbeda dari Kio sebelumnya.

Tentang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang