(42)

17 4 4
                                    

Selamanya Menjadi Pengagum Rahasia

Saat itu aku tersenyum. Karena kedua mataku menangkap sosokmu. Sosok yang selama ini aku kagumi. Entah sejak kapan, yang pasti aku kagum padamu karena ketaqwaanmu.

Melihat kamu dari jauh sudah membuat hatiku berdebar.

Makanya, aku hanya mampu melihat sekilas, lalu menunduk. Tak pantas aku memandangmu. Siapa aku? Kamu lebih segalanya dari aku yang banyak kekurangan.

Maaf sudah telanjur menaruh kagum padamu. Ini jauh dari kendaliku.

Kita yang dulu pernah dekat. Namun terhalang dengan dinding pembatas yang disebut pertemanan. Membuat aku sedikit sadar, bahwa sampai kapan pun kamu tidak akan pernah mengerti.

Biar aku yang simpan. Cukup Allah yang tahu isi hati ini. Bagaimana pun keadaan hatiku, kamu tidak akan tahu. Mau itu senang, sedih, gelisah, atau remuk sekali pun.

Pernah aku melihat saat kamu dekat dengan seseorang. Di situ hatiku tak karuan. Kecewa dan patah sekaligus.

Namun, aku cukup tahu diri, kok. Sampai kapan pun aku hanya menjadi pengagum rahasiamu.

Mia Nurwahidah
Ciamis, 1 Juni 2020

Note : Teruntuk semua aku yang sedang membaca ini. Tiba-tiba aja ada ide seperti ini. Semoga suka:)

Goresan TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang