8

114 13 3
                                    

Youngmin terpaku di tempat. Tak berniat masuk untuk menenangkan Donghyun.

Ia hanya memperhatikannya dari luar kamar pemuda Kim yang sedang menangis itu. Bukannya tak ingin menenangkan, tapi Youngmin tak mengerti caranya menenangkan orang yang menangis.

Jadi Youngmin hanya menunggu nya di luar sampai sekiranya Donghyun telah berhenti menangis. Ia tak peduli lagi dengan smartphone nya yang tertinggal di kamar Donghyun.

Saat ia rasa bahu Donghyun tidak bergetar lagi, ia mulai memasuki kamar adik tingkat nya itu.

"Hyun? Kau tak apa?"

Tidak ada jawaban yang keluar dari Donghyun. Youngmin pun sedikit menggoyangkan badan Donghyun. Dan yang ia lihat, nafas Donghyun yang teratur sambil memejamkan matanya. Seperti nya pemuda itu kelelahan karena menangis.

Youngmin pun mencoba untuk memindahkan Donghyun ke kasurnya. Syukurlah posisi mereka tidak jauh dari kasur, hal itu memudahkan Youngmin untuk menggendong badan Donghyun dan menyamankannya di kasur.

Saat Youngmin akan beranjak, Donghyun meraih ujung baju Youngmin.

"ma, temenin Donghyun dulu." racau Donghyun sambil masih setia menutup matanya. Youngmin berusaha melepaskan tangan Donghyun dari bajunya. Ia berinisiatif memanggil mama Donghyun untuk menemaninya.

Tetapi Donghyun makin meracau sambil matanya yang tertutup itu mengeluarkan air mata. Tidak ada pilihan lain.

Youngmin pun menyamankan posisinya di samping Donghyun. Entah mengapa ia melakukan ini, padahal bisa saja ia langsung pergi meninggalkan Donghyun.

Sepertinya diriku sedang gila, batin Youngmin.

Donghyun yang merasakan ada orang yang berbaring di sampingnya pun memeluk orang itu dengan nyaman. Youngmin masih belum terbiasa dengan ini.

Tangan Youngmin tergerak untuk mengusap punggung pemuda yang lebih muda darinya. Lagi-lagi perasaan aneh mulai mendatangi Youngmin.

Ia baru kali ini memperhatikan wajah Donghyun dari dekat. Tanpa ia sadar, senyum nya sedikit merekah. Ia tak pernah menyadari kalau Donghyun terlihat seindah ini.

Tanpa Youngmin sadar, ia juga tertidur di kasur Donghyun.

.

Youngmin terbangun saat ia mendengarkan racauan Donghyun.

"p-pa tolong hentikan, i-itu sakit, hiks."

Youngmin melihat dahi Donghyun yang penuh dengan keringat. Ia pun bangun dari posisi tidurnya. Youngmin menepuk-nepuk pipi Donghyun dengan tujuan agar pemuda itu terbangun.

"Hyun? Bangun."

Youngmin semakin keras mengguncang tubuh Donghyun. Racauan Donghyun semakin mengeras, dan Youngmin semakin khawatir mengenai itu.

Dengan sekali tarikan Youngmin mendudukkan badan Donghyun dan segera memeluk badan yang bergetar itu.

"Hiks.. Sakit."

Donghyun menyamankan diri dan menaruh kepalanya di bahu yang lebih tua. Sepertinya dia masih belum sadar dari tidurnya, hanya saja ia merasa nyaman dipeluk seperti ini.

"Shh.. Tak apa, aku di sini. Tidak ada yang bisa menyakiti mu jika ada aku."

Tanpa Youngmin sadar, ia mengecup puncak kepala Donghyun dengan harapan pria di depannya bisa tenang dan kembali tidur.

Saat dirasa nafas Donghyun kembali teratur Youngmin segera menidurkan kembali Donghyun di posisi sebelumnya. Ia merapihkan poni Donghyun yang berantakan dan sedikit mengusap pipinya.

"Sebenarnya kau kenapa, hyun?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Before Us. ㅡpacadong [ 1 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang