Elena berjalan bersampingan dengan Kat menuju ruang kelas Biologi. Mereka berjalan dengan diam tanpa berkata apapun. Sampai di kelas, mereka berpisah menuju bangkunya sendiri-sendiri. Guru di depan kelas mulai menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan mitokondria yang sama sekali tidak masuk ke dalam otak Elena.
"Pstt."
"Psssttt Dira!" bisik Elena memanggil seorang teman di bangku depannya.
"What?" jawab Dira dengan nada kelas atasnya.
"Ntar pulang sekolah tunggu gue di taman!"
Dira mengerutkan dahinya dan memiringkannya hingga rambutnya menyebak. "Ngapain?"
"Gue mau nyampein sesuatu. Dateng aja deh!"
"Whatever bitch! " balasnya sambil memutar bola matanya.
Hingga akhirnya dua jam berlalu tanpa terasa. Bell berbunyi dan seluruh siswa di kelas mulai membereskan buku-buku mereka. Sebagian sudah ada yang keluar termasuk Elena.
"Oke class! See you next Wednesday!" seru Miss Alama kepada siswanya yang entah mereka dengar atau tidak.
Elena yang sedari tadi sudah keluar pun berjalan menuju lokernya. Ia mengambil ponsel dan tas tangan yang dibawanya tadi.
Ia berjalan ke arah taman dimana ia mengundang teman-temannya. Ia sampai dan mendesah sembari memutar bola matanya. Tidak ada yang datang. Menyebalkan!
Ia meraih ponselnya dan menghubungi Dira.
"Halooo? Lo dimana?"
"Ahh di-eummhh di kelassshh. Go on Nate ahh!"
"Fuck you Dira! Seriously?"
Dengan kesal ia mematikan sambungan teleponnya. Kat datang dengan makanan di tangannya.
"Sori, tadi laper mampir kantin dulu."
"Yaaa makasih udah datang. Tapi sayangnya gak jadi ada pertemuan."
"What the fuck?!"
"Yeaa, Dira is still fucking with her boyfie."
"Nate bukan pacarku—ngomong-ngomong," serobot Dira yang baru saja datang entah dari mana dengan dandannnya yang acak-acakan.
"Jadi? Ada apa kita berkumpul disini?" tanya Dira lagi tanpa rasa bersalah karena datang terlambat.
Lagi, Dira melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa ia sekarang berada di taman dengan banyak orang disekitar mereka.
"Karena kita benar-benar gak bisa bicara tentang "fucking" di taman kota seperti ini," ucap Dira.
"Nope. Gue cuma minta kalian ngumpul disini. Karena dengan begitu kita bisa berangkat bareng."
"Where to? " tanya Kat.
"Rumah JJ," jawab Elena sambil berlalu meninggalkan taman dengan diikuti oleh yang lainnya.
"Ngapain gila ke rumah si JJ?"
"Main. Gue sama dia udah janjian kita bakal main bareng sama mereka."
"Mereka who?" tanya Dira.
"You'll see," jawab Elena sambil memasuki mobilnya diikuti Kat dan Elena.
Sesampainya di rumah JJ, mereka langsung masuk dengan aba-aba dari Elena. Lalu berjalan menuju kamar JJ yang berada di ujung lorong rumah besar tersebut.
"JJ is a lucky fucking son of a bitch."
"Bisa gak sih lo tutup mulut lo Dir?"
"I was born without a zip on my mouth," jawab Dira dengan nada mengejek.
Elena memutar bola matanya lalu mengetuk pintu kamar JJ begitu sampai disana. Pintu dibuka dengan JJ yang tampak baru bangun tidur tanpa menggunakan atasan.
Elena langsung menubruk tubuh itu dan menciumnya dengan kasar. Sontak JJ kaget dan terdorong ke belakang. Ia berusaha melepaskan ciuman Elena karena merasa tak mampu menahannya.
"Whooaaa santai Elena."
"So, we're here just so we can watch you two fucking?" tanya Dira dengan nada sarkastik sambil menunjuk JJ dan Elena.
"Gak lah. JJ bakal nganter kita ke tempat Alsey, Dinara, dan Poli berada."
"Oh My Fucking God! Si jalang Alsey juga ada? Shit! Kenapa gak bilang daritadi?!" teriak Dira heboh.
JJ hanya tersenyum melihat reaksi Dira saat kekasihnya menyebut nama adiknya.
"She's my sister if you don't mind."
"Lo pikir gue peduli?"
Lagi, JJ hanya tersenyum. Ia membelah Kat dan Dira yang menghalangi pintu dan berjalan dengan santai hanya dengan boxer putih yang menonjolkan pantatnya dari belakang—yang mana sangat sayang diabaikan oleh ketiga gadis tersebut.
"JJ punya bokong yang bagus banget. Lo beruntung El," ucap Dira tanpa tedeng aling.
Kat yang sedari tadi diam mengangguk setuju.
Elena tersenyum sinis. "Well he's mine, girls."
Elena segera berlari kecil mengejar sang kekasih. Ia memukul bokong JJ begitu sampai di sampingnya. JJ yang kaget berhenti sejenak dan menatap datar Elena. Ia sangat tahu apa arti tatapan itu. JJ tidak suka. Tapi dia tidak peduli..
JJ membuka sebuah pintu. Mereka langsung berteriak ketika melihat siapa yang ada di balik pintu tersebut.
Elena, Kat, dan Dira langsung berlari menghambur memeluk sahabat kecil mereka yang terpisah saat harus mengejar impian mereka di sekolah yang berbeda. Bahkan negara yang berbeda.
Next>>
