[1]

47 6 0
                                    

Happy reading!
Jangan lupa votenya ya:)

"Apa?! Dijodohin? Gak, gak Aditya gak mau." tolak laki-laki yang mengenakan jeans selutut itu seraya berdiri dari duduknya.

"Adi, dengerin bunda, Bunda itu kasihan sama kamu, Bunda gak mau lihat kamu jadi perjaka tua Adi." ucap bunda lirih.

"bunda, umur Adi masih muda lagipula Adi mau terusin kuliah Adi sampai sarjana." tolaknya halus.

"apanya yang masih muda umur kamu udah 22 Adi bentar lagi mau 23, ayah kamu juga dulu nikah sama bunda umur 19 tahun." ucap bunda tegas. "Lagipula calon istri kamu masih sekolah, setelah menikah kalian boleh lanjut study kalian. Menikah gak akan menghalangi kalian untuk mencapai cita-cita Adi." sambung bunda.

"Adi enggak mau bunda, jangan paksa Adi." ucapnya pelan lalu beranjak darisana.

"Adi!" panggil sang ayah. Pemilik namapun menghentikan langkahnya lalu berbalik memandang lurus pada kornea milik sang ayah.

"kamu gak bisa nolak perjodohan ini. " ucap sang ayah santai namun tegas.

"Adi udah bilang yah, Adi gak mau di paksa. Ini lagi apa-apaan main jodoh-jodohin segala. Kalau udah waktunya Adi juga bakal nikah, tapi bukan sekarang." Adi menghembuskan nafas lelah, lalu berbalik melangkah menjauh dari ruang keluarga ia berjalan gontai menuju kamarnya. Baru saja dia pulang dari kampus sudah dikejutkan dengan kedua orang tuanya- yang akan menjodohkannya.

"Adi!" panggil sang ayah tegas.

"udah, yah. Nanti kita cari cara biar Adi mau" ucap bunda mengelus lengah suaminya.

Aditya menghembuskan nafas lelah setelah berada di kamarnya. Harus bagaimana lagi dia memberitahu bundanya agar untuk mengerti perasaannya. Sudah tiga kali bundanya itu memaksa dirinya untuk menikah bahkan sampai membawa anak teman-temannya ke rumah untuk dikenalkan dengannya. Apa tadi? Umurnya tua? Hello, menurut Aditya umur 22 itu masih muda, Aditya juga bisa cari pasangannya sendiri jika sudah waktunya Aditya juga akan menikah nanti, bukan sekarang.

Seharusnya bunda dan ayahnya mendukung jalan yang Aditya pilih. Huh, ini akibat bundanya yang terlalu ambisius ingin memiliki menantu. Apa tadi? masih sekolah? Oh tidak, Aditya tidak mau disangka om-om hidung belang yang suka dengan brondong. Daripada pusing memikirkan hal yang tidak harus dipikirkan Aditya lebih baik membersihkan diri.

***
Di tempat lain juga ada seorang gadis yang melakukan hal yang sama dengan Aditya.

"ih, mama. Feby enggak mau nanti disangka tekdung lagi sama temen-temen Feby. Kan malu ma" rengek gadis itu seraya menggelengkan kepala. Disana sudah ada mama, papa serta sang kakak duduk di ruang keluarga.

"tekdung? Apa itu sayang? " tanya mama dan papa secara bersamaan. Baru saja dia membuka mulutnya untuk menjawab tapi telah didahului oleh sang kakak.

"hamil di luar nikah" semua orang menatap sang kakak terkejut. Pasti sang kakak yang mengajarinya bahasa-bahasa seperti itu. Terka mamanya.

"lah, ini apa-apaan pada ngeliatin Rey kaya gitu. Orang bener kok, tanya aja sama adek tuh." tunjuknya ke arah Feby menggunakan dagunya. Yang di tunjuk hanya cengengesan.

"kata siapa, orang masih muda udah nikah itu cuma karena hamil hm? Tanya mama.

"kata Stella, kalo masih sekolah terus udah nikah itu berarti tekdung ma." jawabnya polos.

"enggak semuanya kaya gitu sayang" ucap mama mengelus belakang rambut Feby. Feby hanya mengangguk mengerti.

"dengerin mama, Feby kan pernah bilang nanti kalo Feby besar mau nikah sama pangeran ganteng" ucap mama masih mengelus rambutnya.

"iya!" jawabnya antusias. Papa dengan sang kakak hanya tersenyum geli melihat kepolosannya Feby.

"temen papa punya pangeran ganteng, banget malah. Feby mau enggak nikah sama pangeran ganteng temennya papa?" kali ini papanya yang bersuara. Feby sudah berbinar membayangkan pangeran ganteng yang di maksud papanya. Apakah setampan pangeran yang ada di buku cerita Feby dulu, apakah setampan opa-opa korea yang Stella perlihatkan padanya atau melebihi dari itu semua. Tanpa berpikir Feby langsung mengangguk.

"iya! Feby mau nikah sama pangeran ganteng" ucapnya antusias. "tapi.. Feby malu kalo temen-temen Feby tau, kalo Feby tekdung" ucapnya pelan. Ya ampun, Feby itu terlalu polos atau bego sih. Astaga dia sampai mengatai putrinya bego.

"enggak akan sayang, kan mama udah bilang tadi gak semua nikah muda itu karena tekdung. Lagipula Feby gak gitu-gituan kan buat apa takut." ucap mama menjelaskan lagi.

"gitu-gituan gimana ma?" tanya Feby polos. Mama menepuk dahinya merutuki dirinya kenapa harus mengatakan itu, Feby hanya memerhatikan mama nya bingung. "mama enggak apa-apa? Tanyanya lagi.

"eh, mama enggak apa-apa sayang" ucap mama tersenyum.

"gitu-gituan gimana tadi maksud mama?" tanya Feby kembali penasaran. Rey yang melihat mamanya dilanda gelisah pun langsung membantu.

"eh, Feby kan tadi ngomongnya mau beli es krim. Yuk, ada rasa baru loh katanya." ajak Rey. Feby yang mendengarnya tidak bisa tidak tergiur jika sudah menyangkut dengan es krim ia lupa akan semuanya. Sedangkan mama menghela napas lega.


My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang