BAB 17

12.3K 803 38
                                    

hay guys aku kembali, siapa yang kangen angkat keteknya, enggak ada yah:( yaudah besok-besok gak usah up ck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hay guys aku kembali, siapa yang kangen angkat keteknya, enggak ada yah:( yaudah besok-besok gak usah up ck.

Oke selamat menikmati!




"A-Alex." Luruh Seyla.

Tidak, tidak ada yang terkena peluru, semuanya aman. Hanya saja Seyla refleks memanggil nama Alex, Seyla kira peluru itu mengenai Alex, alhamdulillah tidak.

"Kamu enggak papa kan." Seyla berjalan merangkak, ketakutan. Ketakutannya begitu besar sekarang.

Tangan Seyla memegang pipi Alex "enggak papa, sekarang yang kenapa-napa itu Ibel dan Khansa." Kata Alex langsung bangkit.

Alex dapat melihat perempuan yang bernama Zena itu tergeletak di lantai, ada darah yang mengalir entah dari mana. Alex duga perempuan itu mati di tempat.

"Ayo ayo kita jenguk Khansa sama Ibel, sekarang perempuan itu sudah di urus polisi." Seru Ardelia, cucunya...

"Ayo, pakai mobil kita saja dulu." Kata Zach yang ada di belakang Ardelia, Ardelia mengangguk.

"Benar, cucuku dan Khansa tidak boleh kenapa-napa."

Akhirnya Seyla dan Alex ikut dengan Zach serta Ardelia, sepupu-sepupu Aksa yang lainnya disuruh menjaga rumah, tapi sebelum itu Alex mengirimkan body guard untuk ikut menjaga rumah, Alex takut sepupu-sepupu Aksa menjadi korban selanjutnya.

"Rumah sakit mana?" Tanya Zach yang sedang menyetir.

Seyla dengan gemetaran mengambil hpnya yang ternyata sudah ada pesan dari Aksa.

Aksa

Ma, Kakak sama Khansa ada di rumah sakit pelita, semoga kalian baik-baik saja. Mama jangan khawatir, ada Aksa disini. Ada Allah juga yang selalu bersama kita

Rasanya Seyla ingin menangis lagi, kenapa Aksa begitu sabar dan baik, Seyla juga tidak tahan karena setiap Aksa mengirim pesan ke Seyla selalu di akhiri love. Memang anak laki-lakinya itu sering membuat para perempuan berdebar-debar.

"Rumah sakit pelita Pa." Ucap Seyla, Papa Zach mengangguk lalu mengambil jalan yang lebih cepat untuk sampai.

.......

"Aksa." Ucap Seyla melihat Aksa yang duduk sambil memegang rambutnya, rada frustasi. Ternyata yang di chat dengan yang aslinya berbeda.

"Mama." Aksa langsung berdiri dan memeluk Mamanya.

"Hey anak Mama, anak yang baik selalu buat Mama senyum. Kamu kuat tahu." Tidak, Seyla tidak boleh menangis.

AKHANSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang