BAB 35

9.9K 655 63
                                    

Heyyo Aksara gembel check! Selamat menikmati wahai jamet-jamet cu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heyyo Aksara gembel check!
Selamat menikmati wahai jamet-jamet cu!

"Tuhan maha memaafkan, kenapa aku yang manusia biasa malah bersikap acuh."
-Khansa-

Part ini pendek, tolong di hargai karena saya juga lagi capek.

🍁🍁🍁

Malam harinya...

Situasi awkward mencekam ruangan Khansa saat ini. Di sini semua sudah berkumpul ada, Ardelia, Zach, Ibel dan Alex.

Khansa sendiri baru sadar malam ini, Khansa menunggu Seyla menjelaskan sesuatu padanya. Walau Khansa tidak tahu apa-apa, tapi Khansa merasakan sesuatu yang berbeda. Apa lagi dari tadi Khansa mendengar suara Aksa yang ingin masuk ke ruangan ini, tapi Khansa lihat dari pintu yang ada kacanya ada dua orang yang berjaga.

Khansa tambah yakin ada sesuatu yang terjadi.

"Khansa." Akhirnya Seyla membuka suaranya, walau Khansa tahu nadanya sedikit bergetar. Kenapa semua orang menatapnya sendu?

Khansa melihat ke arah Seyla yang duduk di sampingnya, belum apa-apa mata Khansa memanas. Apa lagi mendengar suara Aksa yang berteriak dari luar terdengar sampai di dalam sini.

Kalau boleh jujur, Khansa merindukan Aksa. Walau...walau Khansa sedih atas 3 harinya kemarin dan berakhir di rumah sakit.

"Ini kenapa Ma?" Khansa butuh penjelasan.

"Ah tidak papa, sekarang kamu tidur ya sudah malam, besok kita bercerita yang seru-seru."

Khansa mengedipkan matanya, enggak. Khansa yakin mereka menyembunyikan sesuatu.

"Aksa?" Di kepala Khansa pun hanya tergiang Aksa, bagaimanapun Aksa itu suaminya. Mau Aksa salah pasti Khansa maafkan. Lagi pula siapa Khansa yang tidak memaafkan orang, Tuhan saja selalu memaafkan hambanya, kenapa Khansa yang hanya manusia biasa malah bersikap acuh tak acuh.

"Kamu cari Aksa nak?" Seyla menatap Khansa tidak percaya.

Jelas Khansa mengangguk.

"Apa kamu enggak kecewa sama Suami mu sendiri?" Tanya Seyla lagi.

Khansa menggeleng, apapun yang terjadi pasti sudah yang terbaik kan?

"Khansa, apa kamu siap dengar pernyataan yang Mama ucapkan?"

Dahi Khansa berkerut. Apa bisa di jelaskan secara spesifik lagi.

AKHANSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang