Kantin sekolah sedikit ricuh, sorakan tak tertahankan dari segala penjuru. Tertuju pada meja Keynal yang merasa sedikit terganggu akan hal itu.
Jadi Keynal memutuskan untuk pindah ke gudang belakang sekolah, yang kini jadi markas mereka untuk sementara waktu. Sekolah ini terletak pada perbatasan kota dan hutan. Tidak terpencil, namun sangat asri.
“Sial, tuh guru terus berceloteh, soal angka—angka pembentuk aljabar yang aneh. Ngebosenin!”
Gerutu yang paling tua diantara KFC cs, Maul, yang memukul samsak tinju yang ada di depannya, dengan membabi buta. Melampiaskan amarah dan semua beban dalam hatinya lewat samsak seperti ini adalah hobinya.
Sementara Keynal dan ke—3 temannya Ebby, Vino dan Nabil hanya diam mematung. Menyaksikan Maul sembari duduk di bawah lantai kotor tanpa alas.
“Udahlah bro, selow ini. Seenggaknya, lo, cuma harus ikut pelajaran, sebelum ujian sekolah.”
“Dengar ya, tuan Eby, ahli otak yang terhormat. Gue lebih bahagia tidur di atap sekolah, daripada dengarin rengekan radio butut mr. Jaelani.”
Ebby hendak menyela, sebelum Vino menghentikan niatnya, dengan memamerkan jam tangan baru di depan wajahnya. Hidung Ebby sedikit membesit tak nyaman, akibat gesekan yang dilakukan Vino dengan wajahnya.
“Widiiih, keren tuh, beli di pasar loak ya?” Nabil hendak memperawani arloji berwarna putih mengkilap itu.
Vino dengan sigap menepis tangan Nabil jauh—jauh. “Najis, jangan pegang—pegang, tangan lo kotor, habis ngupil ‘kan lo?!”
“Dih, medit amat lo, jadi human! Dasar kecoak alaska.”
“Bodo. Ketimbang lo, beruk wakanda!”
“Mana? Coba sini gue liat!” Maul membegal jam tangan itu dari tangan Vino. “Hmmm, kok gua mencium aroma—aroma betina. Jam tangan ibu—ibu kost mana yang lu colong Vin?”
“Matamu, ini pemberian calon bini, hehehe!”
“Calon bini?” Ebby menatap Vino dengan angkatan di alis, berimplikasi tanya—tanya. “Maksud lo, Shani?”
“Yoi.” Maul, dan Nabil memutar bola matanya malas.
Sementara Keynal memberi konverensi begitu cepat. Membuat mata elangnya sedikit redup dan penuh sesal di dada. Omong—kosong telah menyita waktunya sepersekian menit.
Ebby memijit pangkal hidungnya, dan sesekali ia menguap dengan sisa susu kotak yang hampir kosong. Mata onyxnya menatap Keynal yang terpejam sedikit lelah.
“Apa dia benar—benar bilang begitu?”
Maul mengangguk selepas menenggak air mineralnya habis. Lalu sedikit mengingat topik pembicaraannya dengan Keynal di kelas tadi. “Yah. Riki kembali nantangin elo, Key. Dia kirim pesan ke gue, semalam via imbox, katanya kita harus menemui mereka.”
Alis Vino menyatu. “Tunggu dulu, imbox? Lu punya Fb, Ul?”
Maul mengangguk. “Hhmmm.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You [VENAL]
Roman pour Adolescents18+ Akan ku penuhi seluruh sarafmu dengan kenikmatan hingga kita menegang dan terbakar hangus.. Kita akan terbang, menuju puncak surga terindah didunia.. Kamu adikku, tapi kamu juga cinta pertamaku. -Jessica Veranda. Kamu tau, kamu telah menjeratku...