Keynal CS terlibat tawuran. Satu orang pelajar laki—laki tewas di tempat dengan luka tebas di bagian kepalanya. Pelajar SMA yang terdiri dari dua sekolah besar itu, harus rela digelandang ke kantor polisi terdekat. Guna diminta pertanggungjawaban atas kurasakan yang telah mereka lakukan.
“Harap tenang semua, jangan buat kerusuhan!”
“Pak polisi, saya tidak bersalah pak, lepasin saya.”
“Diam lo.”
“Apa? Lo yang nonjok gue duluan anjing!”
“Tapi sekolah lo yang mulai duluan!”
“DIAM KALIAN!!”
Seketika keheningan pun terjadi. Ketika seorang petugas kepolisian meneriaki semua murid yang baru saja melakukan aksi tawuran di jalan raya itu.
Terlihat juga kini Keynal CS sudah duduk di ruangan kantor polisi. Kelimanya duduk di kursi introgasi dengan wajah yang sedikit lebam, di kepala dan juga rambut mereka yang sudah lepek juga acak—acakan. Dengan ekspresi lesuh Keynal terus saja membuang nafasnya kasar.
Duduk di depan komputer berlayar datar, Bripda Ersya meletakkan jari—jarinya di atas papan ketik sambil menatap tajam ke arah Keynal. “Jadi walimu belum datang?”
“Belum,” jawab Keynal singkat.
Ya perlu diketahui bahwasannya tadi, Briptu Sigit meminta nomor orang tua atau wali murid—murid yang bermasalah untuk dihubungi. Dan Keynal memberikan contact kakaknya.
Keynal tak mungkin memberikan nomor Risal karena Papinya itu sibuk akan penelitiannya, sedangkan Lilis, ibunya memiliki riwayat penyakit jantung. Terpaksa Keynal meminta bantuan Veranda.
Berhubung guru dari masing—masing sekolah sudah datang. Jadi mereka akan menunggu hingga orang tua murid—murid brandalan ini datang juga.
“Baiklah kita mulai introgasinya, dimulai dari kau, siapa namamu?” tanya komandan Jaya atau yang akrab dipanggil Jay, yang berdiri di sebelah Bripda Ersya menunjuk Keynal yang duduk di depannya. Bersama seorang lelaki bertubuh kerdil dan ceking. Usianya sembilan tahun lebih tua dari Keynal dan merupakan tersangka utama.
“A.. pak, tolonglah saya, tak boleh ada catatan kriminal, Emak dan Babe saya di kampung bisa ngamuk. Disini saya cuma tinggal sama Buk Lik (tante) saya, tolong lah pak.” mohon Vino, Komandan Jaya tidak menanggapinya.
“Namamu?” tanya Bripda Ersya.
Keynal hendak membuka mulutnya.
“Sumanto!” teriak Nabil latah karena dicolek Maul, Vino tertawa.
Komandan Jay pun menggebrak meja kuat. Sehingga Nabil dan ketiga kawannya jatuh kejungklang dari kursi panjang yang disediakan.
“Saya, tidak bertanya kepada kalian. Saya, bertanya pada anak ini.” Sang Komandan menuju Keynal yang masih setia dengan tatapan dinginnya.
“Aduh encok pinggangku.” Vino memegangi pinggulnya belakangnya yang sukar digerakkan.
“Elu, si Bil, bikin penyakit aja. Lu juga Vin, jatuh pake narik—narik gua.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You [VENAL]
Teen Fiction18+ Akan ku penuhi seluruh sarafmu dengan kenikmatan hingga kita menegang dan terbakar hangus.. Kita akan terbang, menuju puncak surga terindah didunia.. Kamu adikku, tapi kamu juga cinta pertamaku. -Jessica Veranda. Kamu tau, kamu telah menjeratku...