Chapter 5

68 46 3
                                    



Hatiku terenyuh seketika dan air mata pun menetes dengan sendirinya. Aku sedih. Aku terharu. Aku bahagia. Semuanya campur aduk menjadi satu. Tanpa bicara akupun langsung memeluk erat tubuh ayahku dan berkata "aku sayang ayah yah" ucapku lirih penuh tangisan.

"Loh kok nangis? Kamu ada masalah ya? Cerita sama ayah nak, ayah ini ayah kandung kamu dan ayah akan selalu ada disetiap kondisi yang akan kamu hadapi maupun yang sedang kamu hadapi" ucapnya lagi yang lagi-lagi membuat aku terharu.

"Ga ada yah, semuanya baik-baik saja. Kakak juga ga ada masalah kok, hanya saja kakak terharu dengan ucapan yang ayah katakan barusan" ucapku sembari tertawa kecil. Aku tidak mungkin mengatakan semua hal yang telah terjadi padaku, hal itu pasti akan membuat ayah sedih karena orang yang ia cintai memperlakukan putri kecilnya dengan tidak layak.

"Yaudah kalau begitu, akur-akur ya kak sama ibu dan adikmu. Ayah sayang sama kalian semua. Dah turun gih ini udah sampe disekolah" ucap ayah.

"Iya yahh" ucapku sembari melepas pelukan padanya dan bersiap untuk turun dari mobil dan melakukan kegiatan sekolah seperti biasanya.

"Belajar yang rajin ya kak" ucap ayah padaku sambil mencium keningku

"Siap ayah sayang, dadah..." ucapku sambil tertawa dan memegang tangannya untuk berpamitan.

Dengan penuh semangat dan harapan aku berlari menuju kelas. Saat hendak melewati lapangan upacara tiba-tiba Andini memanggilku sambil melambaikan tangannya. "Tiara... kamu mau ke kelas?" tanya Andini kepadaku.

"Iya din aku mau ke kelas" jawabku pada Andini.

"Barengan aja yuk tir..." ucap Andini padaku sambil tersenyum.

"Ayo din" jawabku lagi kepadanya sembari akan berjalan bersama.

Kami bergegas untuk memasuki kelas karena 15 menit lagi jam pelajaran yang pertama akan segera dimulai. Dijalan menuju kelas kami membahas PR yang akan dikoreksi oleh bu guru hari ini.

"Ohiya din, hasil akhir PR kamu berapa?" tanyaku pada andini.

"Ohh iya ya ada PR, kalo ga salah 543 tir. Kenapa?" tanya nya balik padaku

"Gapapa din aku cuman tanya aja, hasil kita sama" ucapku sembari tetap berjalan menuju kelas.

Cuaca Pasti BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang