Seorang wanita berparas menarik yang menemukan cinta sejati nya,
Namun sebelum itu, kisah cinta mereka sempat tertunda,
Apa saja yang harus mereka lalui agar takdir memihak pada mereka?
Kesalahan, adalah awal aku mendapatkan cinta sejatiku kembali
...
Hari ini hari Sabtu, karyawan libur. Hanya saja jika penting, kantor tetap buka. Berhubung kerjaan ku sudah rampung sebelum waktunya, jadi aku Free.
Pagi ini aku menyibukkan diri dengan mencuci mobil, dan menata sedikit taman mini ku yang ada di depan rumah.
Tampak Yonna juga sedang menata taman mini nya, tumben? Biasanya ngegibah gak kenal waktu.
"Pagi Yonna Abigail... " sapa ku sambil menyiram bunga yang baru ku tanam. Segeerrr
"Sibuk gue, do not disturb" jawabnya sambil memotong beberapa tangkai bunga. Aku tertawa kecil dan geleng kepala dibuatnya.
Setelah dia selesai menghias taman mini nya dengan beberapa bunga yang kuyakini baru dia beli entah darimana. Dia menghampiri ku, "Nanti bantu gue masak ya?" ajaknya. Tumben(2), biasanya minta dibeliin abang ojol.
"Lo sakit Na?" kataku penuh keheranan, melihat dia tidak seperti biasanya. Anehh
"Gila aja cewek limitied edition kaya gue sakit, yang ada lo tuh sakit,!"
"Iyaa...iyaa..." yang waras ngalah "jadi mau masak apa?" tanyaku.
"Apa aja deh yang penting Enak!" jawabnya, "Oke!" balasku.
****
Waktu sudah menjelang sore, setelah aku dan Yonna selesai berkutat dengan kompor dan panci, aku kembali menyibukkan diri di taman belakang rumah, menanam sedikit rempah-rempah, aku yakin berguna suatu saat.
Setelah malam tiba, aku berniat makan diresto depan, selain enak juga hemat waktu. Aku sendiri, Yonna sedang kedatangan tamu, katanya sih pacar, beberapa sepupu, dan sahabat dari pacarnya, dan aku tidak berniat mengganggu. Maless juga..
Setelah memesan dan tidak lama seorang pelayan datang dengan pesanan ku. "Silahkan mbak, ada yang mbak perlukan lagi?" tanya nya lembut, "Sudah mbak, terimakasih" jawabku seraya tersenyum.
Aku menyantap makanan ku, sambil mengedar pandangan ke sekeliling, Restoran ini benar-benar ramai oleh pengunjung, dan terlihat beberapa pengunjung ada yang makan dalam diam, ada yang tidak bisa diam, dan ada yang sengaja diam.
"Boleh saya duduk disini? Seluruh meja telah terisi." ucap seorang pria jangkung yang ada di hadapan ku,
Aku mengedar pandangan kembali mencari meja yang kosong, dan hasil nya nihil, Resto ini benar-benar ramai. "Hm" jawabku seraya mengangguk.
"Terimakasih, " sambungnya. Yang ku balas dengan senyuman.
Kami makan dalam diam, atau sengaja diam, seperti kataku tadi. Ini benar-benar canggung. Sesekali aku melirik pria di hadapan ku, gilaaa... Ku akui dia benar-benar tampan, dan dari cara berpakaian nya dia benar-benar santai. Dengan kaos warna hitam, celana jeans selutut dan berpadu dengan sepatu berwarna senada dengan baju. Perfect...
Setelah selesai, aku mengangkat sebelah tangan ku, memanggil pelayan. "Punya saya berapa mbak?" tanya ku sopan.
"Ini mbak, sekalian dengan punya saya," potong pria yang ada di hadapan ku. "Cukup kan?" , pelayan tersebut hanya menggangguk, dan berlalu pergi membawa piring kotor yg kami gunakan.
"Terimakasih, tapi kamu tidak perlu-" "Tidak, Terimakasih, saya permisi" potong pria itu, sedangkan aku hanya terdiam memandang punggung nya yang semakin jauh. Hmm yasudah lah, lumayan juga..
****
Setelah 2 hari berlalu, pagi ini aku sudah dihadapkan dengan berkas yang menumpuk, belum lagi rapat yang harus ku hadiri karena tidak sampai seminggu lagi tepat nya hari sabtu kami akan merayakan ulang tahun kantor ini.
Tok Tok Tok
"Masuk!"
"Permisi Bu, maaf, ini berkas yang Ibu perlukan, dan 1 jam lagi ada rapat dengan Pak Alex." ujar Sinta.