5

49 4 0
                                    

"Cuy, lu udah liat snapgramnya wonyoung belom?" tanya yuna yang tiba-tiba datang menyenggol lenganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cuy, lu udah liat snapgramnya wonyoung belom?" tanya yuna yang tiba-tiba datang menyenggol lenganku.

"Rusuh banget sih lu ah, emang kenapa?" gerutuku lalu kembali melahap makan siangku.

"Itu, si haruto yang dingin banget, masa lagi deket sama wonyoung?" ujar yuna lalu menunjukkan snapgram wonyoung yang berisikan potret sepatunya dan haruto bersebelahan.

Dan sepertinya, itu kejadian kemarin saat mereka pulang bersama naik bus, tapi sepatu jeongwoo mana?

"Oh itu, mereka emang pulang bareng kemaren habis kerja kelompok di rumah gue. Tapi itu dia gak berdua doang, ada jeongwoo juga." balasku santai dan kembali melahap lauk makan siangku.

"Oalah, gue kira cuma berdua, tapi jeongwoo kenapa gak ada difoto juga ya?" tanya yuna entah pada siapa.

"Mana gue tau, dia demennya sama haruto kali, makanya jeongwoonya di crop." sahutku acuh, toh itu bukan urusanku.

"Nah, bisa jadi! Emang sih, akhir-akhir ini wonyoung sering banget nempelin haruto. Minta tolong ini-itu sama haruto. Kayak sengaja aja gitu buat modus," timpal yuna dan hanya ku dengarkan tanpa berniat membahasnya lebih lanjut.

"Haruto!"

Sontak aku dan yuna langsung menatap wonyoung yang sedang berlari menghampiri haruto.

"Liat deh, pepet teross!" cibir yuna setengah berbisik tanpa mengalihkan pandangannya.

Namun tiba-tiba saja haruto mengalihkan pandangannya dan melihat keseluruh kantin lalu tatapannya berhenti ketika melihatku.

Entah dia melihatku, atau siapa, tapi yang jelas tatapannya mengarah kesini.

"Mampus haruto ngapain jalan kesini?! jisoo, fokus makan lagi buruan! Keciduk kita!" panik yuna setengah berbisik. Aku pun juga sempat terkejut melihat haruto yang berjalan ke arahku.

Aku langsung mengalihkan pandanganku dan segera memakan bekal seperti biasa.

"Jisoo, ini pulpen lu kebawa sama gue kemaren, sorry." ucap haruto sambil meletakkan pulpen ungu dihadapanku.

"Eh? makasih udah balikin, gue aja udah lupa sama pulpen ini." balasku kikuk mengambil pulpen tersebut dan segera memasukkannya ke kantong baju.

"Hm,"

Setelah berdehem singkat, haruto segera pergi meninggalkan mejaku dan yuna.

Tapi sesaat sebelum ia pergi, aku masih bisa melihat haruto yang kedua sudut bibirnya terangkat.

"Gue duluan, jisoo." gumam haruto samar-samar, namun telingaku masih bisa menangkap suaranya itu.

Dari kejauhan aku melihat wonyoung yang berlari pergi meninggalkan kantin entah kemana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Text MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang